Kurikulum PAUD Dibenahi
JAKARTA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak
Usia Dini, Non Formal, dan Informal (PAUDNI) Kemendikbud terus
mematangkan kurikulum pembelajaran di jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini). Di antara penekanannya adalah, penghapusan aturan materi
pengajaran dan ujian baca, tulis, dan hitung (calistung). Perkembangan
pengembangan kurikulum PAUD ini disampaikan oleh Dirjen PAUDNI
Kemendikbud Lydia Freyani Hawadi. Dia mengatakan, penerapan ujian
calistung bisa menghambat peningkatan angka partisipasi belajar
anak-anak di satuan pendidikan di jenjang PAUD. Diantaranya yang paling
mencolok di tingkat taman kanak-kanak (TK).
Lydia mengakui, selama ini banyak siswa TK yang sudah cemas karena harus
menjalani tes atau ujian calistung ketika akan masuk SD. Selain itu, di
dalam pendidikan di tingkat TK sendiri, juga sudah mulai dikuatkan
materi calistung. "Dalam jenjang TK tidak tepat jika sudah difokuskan
pada urusan calistung," katanya. Menurut Lydia, memang ada aturan yang
melandasi penerapan ujian calistung bagi lulusan TK untuk menuju SD.
Yaitu Peraturan Pemerintah (PP) 17 Tahun 2010. Tapi, kata dia, aturan
ini perlu sosialisasi yang matang dan luas. Lydia masih menemukan
praktek-praktek ujian calistung untuk SD-SD swasta dan beberapa SD
negeri.
Dia menuturkan, dalam praktenya ada anak-anak TK yang dengan sendirinya
tertarik pada urusan calistung. Pada kasus ini, Lydia mengatakan bisa
dilayani dengan penerapan materi calistung dengan media bermain dan
bernyanyi. "Intinya jangan menggunakan operasi perhitungan. Calistung
itu haram hukumnya diberikan guru dalam kurikulum," katanya. Setiap
satuan pendidikan PAUD juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan
kembali kurikulumnya.
Dengan adanya perbaikan kurikulum ini, Lydia mengatakan bisa
meningkatkan layanan PAUD di Indonesia. Dia mengatakan, saat ini layanan
PAUD masing meng-cover sekitar 34 juta anak. Sedangkan ada sekitar 21
juta anak usia PAUD belum tersentuh. (wan)
Sumber: http://m.radarbangka.co.id/rubrik/detail/edukasi/3895/calistung-resmi-dihapus.html