Pendidikan gizi pada anak usia dini diperlukan, namun harus menggunakan cara dan bentuk yang menyenangkan bagi anak.
Demikian pemikiran yang muncul dalam acara Nutritalk serta program ‘Ayo Melek Gizi’ Sarihusada, pada bulan Mei 2013 ini.
Menurut Arif Mujahidin, selaku Head of Corporate Affair Division
Sarihusada, anak sering dijadikan ‘obyek’ untuk menyukai makanan
tertentu, namun tidak diberi pemahaman kenapa harus memakannya.
“Perspektif ini yang ingin kami ubah melalui pembangunan ‘Kebun
Nutrisi’ mini di PAUD Rumah Srikandi Kemudo, Klaten,” kata Arif
Mujahidin.
Di kebun tersebut, menurut Arif, para murid PAUD—dengan dibimbing
para guru – diajari cara menanam dan merawat tanaman pangan, seperti
kangkung, bayam, tomat, sawi dan terong.
“Tanaman ini nantinya akan dipanen dan dikonsumsi secara bersama-sama dalam rangka pemenuhan gizi untuk anak-anak,” jelasnya.
Di ‘Kebun Nutrisi’ mini, lanjutnya, anak-anak belajar mencintai
tanaman-tanaman pangan yang biasa ditemui sebagai makanan sehari-hari.
Mereka juga sekaligus mendapat pengetahuan tentan gizi yang dikandung tanaman-tanaman tersebut serta manfaatnya, tambah Arif.
“Dengan terlibat langsung dalam proses menanam dan memelihara tanaman
ini, anak-anak bisa belajar sekaligus bermain,” tegas Arif.
Menurutnya, anak-anak itu tidak melulu menjadi obyek, namun bisa menjadi subyek.
“Dalam arti mereka ikut mengelola bahan makanan yang mereka konsumsi,
karena tahu asal bahan makanan yang tersaji di piringnya, tahu
bagaimana menanamnya dan yang paling penting tahu manfaatnya bagi
tubuh,” paparnya lebih lanjut.
Lebih menyenangkan
Sementara itu, Kepala Sekolah PAUD Rumah Srikandi Kemudo, Nunuk Sri
Mulyani mengatakan, program pemberian makanan tambahan di sekolah lebih
mudah dan menyenangkan.
“Sejak kami mengembangkan ‘Kebun Nutrisi’ mini di tahun 2011 lalu,
program pemberian makanan tambahan di sekolah menjadi lebih mudah dan
menyenangkan,” akunya.
Alasannya, demikian lanjutnya, murid-murid terlibat langsung dari
menanam, merawat, memanen hingga mengolah sayuran yang mereka makan.
“Kini anak-anak didik kami sangat bersemangat untuk mengonsumsi sayur-sayuran,.“katanya dengan nada bersemangat.
Lebih lanjut, Nunuk Sri Mulyani mengharapkan, program ‘Ayo Melek
Gizi’ terus dilanjutkan untuk meningkatkan kepedulian serta memberikan
solusi pada masalah gizi di masyarakat.
Ayo Melek Gizi
Adapun dalam acara Nutritalk, yang merupakan program rutin
Sarihusada, Arif Mujahidin menjelaskan, Sarihusada memiliki kegiatan
sosial yang memfokuskan pada edukasi gizi lewat program ‘Ayo Melek Gizi’.
Menurutnya, program ini dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai
pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga swadaya
masyarakat, juga organisasi masyarakat di tingkat akar rumput.
“Acara ini digelar untuk meningkatkan pemahamam mengenai zat gizi dan
kebutuhan pemenuhan zat gizi dalam pola makan sehari-hari khususnya
pada 360 minggu pertama dalam kehidupan - mulai pra kehamilan hingga
anak usia 6 tahun,” papar Arif.
Nutritalk merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh
Sarihusada dalam upaya memberikan edukasi gizi (nutrition) dan
kesehatan.
Acara ini digelar dengan mengundang pembicara yang relevan di bidang pendidikan, gizi dan kesehatan.
Program Nutritalk ini juga telah menjadi ajang edukasi gizi kepada masyarakat melalui media massa.
Itulah sebabnya, Arif mengharapkan, peningkatan pengetahuan tentang
gizi bisa mendorong perilaku masyarakat yang mengedepankan pola makan
gizi seimbang.
Hal ini penting, menurutnya, “untuk mendukung tumbuh kembang anak dan
mengurangi insiden gizi kurang dan gizi buruk pada ibu dan anak yang
bisa menimbulkan resiko kesehatan.”
Kekurangan gizi mikro
Sementara itu, mengenai gizi pada anak usia prasekolah, pembicara Dr.
Elvina Karyadi, M.Sc, Ph.D, SpGK, ahli gizi dan Direktur Micronutrient
Initiative Indonesia (MII) mengatakan, pada dasarnya makanan anak usia
dini (2-6 tahun) harus memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan sesuai
tahapan tumbuh kembang mereka.
“Saat ini, salah satu masalah gizi yang dihadapi anak Indonesia bukan
melulu karena kekurangan gizi makro (protein, karbohidrat, lemak) namun
juga kekurangan gizi mikro (vitamin dan mineral),” kata Elvina.
Menurutnya, dukungan dan stimulasi orangtua dalam menanamkan pola makan sehat dengan gizi seimbang pada anak, sangat penting.
“Karena status gizi anak akan membawa dampak pada kehidupan mereka
selanjutnya , dari mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia
lanjut,” lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, edukasi juga perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan, termasuk pendidikan usia dini (PAUD).
“Karena di tempat ini anak-anak mendapatkan pengalaman, sosialisasi,
serta pengajaran pada masa terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan
mereka,” tegasnya.
Bermain sambil belajar
Herbal hipertensi | Sementara itu,
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) mengatakan, esensi pendidikan anak
usia prasekolah, dalam hal ini PAUD, adalah pemberian rangsangan atau
stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh-kembang anak dan
dilaksanakan melalui pendekatan bermain sambil belajar.
“Penanaman kejujuran, disiplin, cinta sesama, cinta tanah air, dan
semua nilai yang positif lain termasuk pengetahuan mendasar mengenai
gizi perlu pembiasaan dan harus dilakukan secara terus
menerus,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini memerlukan keteladanan yang baik dan konsisten,
disamping penguasaan yang baik pula tentang prinsip-prinsip PAUD yang
benar.
“Untuk itu, persiapan dan pengembangan generasi emas ini memerlukan
keterlibatan dan dukungan semua pihak, mulai dari orang tua, keluarga,
masyarakat, perguruan tinggi yang memiliki jurusan atau konsentrasi
PAUD, dan tentunya pemerintah,” terang Prof. Reni.
Lebih lanjut, dia mengatakan, gizi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian Direktorat Jenderal PAUDNI.
Alasannya, menurutnya, untuk tumbuh kembang anak usia dini, segala kebutuhan esensi anak harus terpenuhi.
“Yaitu gizi, kesehatan, pendidikan, perawatan, pengasuhan,
kesejahteraan, dan perlindungan. Oleh karena itulah Ditjen PAUDNI
mendorong penyelenggarakan bentuk PAUD holistik integratif, yaitu PAUD
yang mencakup pendidikan dan layanan terhadap pemenuhan seluruh
kebutuhan dasar anak, termasuk kesehatan dan gizi mereka,” katanya,
menjelaskan.
Hal inilah yang dicanangkan oleh Sarihusada, yang sampai saat ini
sudah mendukung 13 PAUD yang menjadi percontohan di Yogyakarta, baik
dalam bidang pembinaan tenaga pengajar maupun pengembangan materi
pengajaran tambahan berbasis nutrisi sebagai bagian dari program ‘Ayo
Melek Gizi’.
Salah satu program yang dikembangkan adalah ‘Kebun Nutrisi’ mini
sebagai bagian dari kegiatan belajar di PAUD Rumah Srikandi Kemudo,
Klaten.
Program ini mengajak anak belajar tentang pentingnya gizi sejak dini
dengan cara yang menyenangkan yaitu belajar menanam dan merawat tanaman
sumber pangan bergizi.
***
Sumber: http://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Tips-si-Kecil/Pentingnya-Tumbuhkan-Kecintaan-Pada-Gizi-Sejak-Dini
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)
0 komentar:
Posting Komentar