Sungguh, yang namanya mutiara itu, walau terpendam dalam kubangan
lumpur Lapindo sekalipun, akan tetap berkilau memukau bak mutu manikam
yang mempesona. Itulah mungkin, gambaran dari potensi pamong belajar
BPPAUDNI Regional II Surabaya yang diam-diam, pelahan namun pasti telah
menorehkan prestasi atas karya model pengembangan program pendidikan
nonformal (PNF) yang telah mencuri perhatian, menjadi tolehan berbagai
pihak untuk menduplikasikan model tersebut ke dalam penyelenggaraan
program lembaga PNF di berbagai daerah, bahkan direncanakan akan
diorbitkan ke ranah nasional.
Ya, beberapa naskah hasil pengembangan model PNF yang disusun oleh
pamong belajar BPPAUDNI Regional Surabaya, benar-benar merupakan hasil
karya yang aplikatif, layak terap sebagai produk otentik hasil
pergulatan intelektual yang memeras tenaga dan pikiran yang didukung
oleh dana lumayan (maksudnya bisa digunakan untuk tambahan uang muka
kreditan mobil).
Ada model Braingym untuk merangsang tumbuhnya otak generasi hebat
calon penerus bangsa. Dengan mengenalkan game – game yang kental akan
pesan-pesan edukasi, bukan macam game online yang banyak ditawarkan oleh
warnet. Harapannya adalah, akan lahir generasi yang beretika, bermoral,
beragama, berilmu, beriman, bertaqwa, berwawasan, anti korupsi, anti
maksiat, kreatif dan berbudaya. Ya, sebuah konsep yang diadopsi dari
pemikiran yang bombastis, fantastis dan spektakuler.
Juga ada model Batung Bingar yang mencoba menawarkan resep jitu ala
Surabaya dalam upaya mempercepat tuntasnya program pemberantasan buta
aksara yang telah dicanangkan oleh rejim kabinet Indonesia bersatu jilid
dua, dimana, fakta di lapangan masih mempertontonkan bahwa,
pemberantasan buta aksara masih berkutat pada acara seremonial, seakan
berjalan ditempat yang dikarenakan masih lemahnya tidak lanjut program
dan pendampingan untuk menjaga serta mempertahankan tingkat
keberaksaraan para mantan penyandang buta aksara pasca program.
Ada pula model pramuka saka widya bakti, yang katanya ingin
mewujudkan kiprah pramuka melalui program pendidikan nonformal (sehingga
nantinya, bisa saja muncul saka pendidikan nonformal dan juga saka
pendidikan formal, … wallahu a’lam bishowab). Dalam sambutannya,
Purwadi, selaku wakil ketua harian Kwarda Jatim (yang nota bene bukan
anggota tim pengembang model) memohon kepada Dirjen PAUDNI agar dapat
memfasilitasi untuk bisa beraudiensi dengan Pak Menteri dalam rangka
mengenalkan model saka widya bakti dan agenda ikutan lainnya, termasuk
mencari siapa yang mau dan mampu menjadi “Induk Semang” yang akan
membina sekaligus mendanai aksi pramuka saka widya bakti. Apakah pihak
Dikti, Dikmen, Dikmas.
Sayangnya, yang punya nafsu beraudiensi ke Pak Menteri itu orang
kwarda, bukan tim pengembang model, padahal yang punya ide ciamik
tentang perlunya pembentukan saka widya bakti itu adalah tim pengembang
model, bukan pihak kwarda. Karena, sesungguhnyalah yang mengetahui
dengan persis tentang program PAUDNI itu ya pamong belajar, bukan
Purwadi.
Acara yang diselingi aneka tari kreasi bunda PAUD itu juga dihadiri
Kasi PNF Propinsi Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ketua
PKK Kota Surabaya, Bunda PAUD se Surabaya, Pramuka, Kepala SKB se Jatim
dan anggota IPABI. Pada kesempatan itu pula, diumumkan bahwa Universitas
Negeri Surabaya (Unesa d/h IKIP) dijadikan sebagai laboratorium Saka
Widya Bakti. Lho kok ? … Kenapa bukan SKB yang langsung bersentuhan
dengan program-program PAUDNI ?. Mungkin, dikarenakan gugus depan milik
SKB hanya sebuah papan nama yang tidak siap melaksanakan kegiatan
kepramukaan yang berkarakter ke-PNF-an menurut mereka.
Tak ketinggalan, model e-PAK juga tidak luput dari pengkajian pamong
belajar sebelum resmi menjadi e-PAK yang mana akan membantu pamong
belajar dalam menyusun angka kredit. Pun ada Sijapi, sebagai alat bukti
untuk menertibkan karyawan dalam hal kedisiplinan masuk kantor sesuai
aturan kepegawaian yang telah disahkan untuk meningkatkan kinerja
karyawan Balai yang memiliki jargon ”Bekerja itu ibadah, Berprestasi itu
indah”
Model-model yang dikemas secara apik dan menarik inipun telah di
deklarasikan secara besar-besaran yang di kemas dalam acara Pengarahan
dan launching Program Kreatif Inovatif BPPAUDNI Regional II Surabaya”
oleh Prof. Dr, Lydia Freyani Hawadi. Inilah sebagaian dari daya kreatif
dalam mempromosikan berbagai model unggulan hasil oleh piker pamong
belajar BPPAUDNI Surabaya yang diam-diam telah berhasil mencuri
perhatian, baik ditingkat local sampai regional dengan karya-karya yang
menasional.
Tiada gading yang tak retak, namun tidak ada salahnya jika IPABI
sebagai satu-satunya wadah sah pamong belajar se Indonesia untuk
berekspresi menunjukkan eksistensinya, ikut menyuarakan prestasi pamong
belajar Surabaya sehingga eksistensi pamong belajar dan lembaganya bisa
lebih diperhatikan oleh “orang Jakarta” yang membidanginya.
Dari Surabaya pula, Paguyuban Kepala SKB se Jawa timur telah
meneriakkan keprihatinannya terhadap perkembangan SKB dan pamong belajar
yang semakin terpuruk kayak anjing buduk, berkurang karena mati ataupun
mutasi, sehingga memaksa mBakyu Elok, Kepala SKB Kabupaten Nganjuk
sebagai juru bicara Paguyuban, sambil sedikit ndredek,
meneriakkan petisi dihadapan Ibu Dirjen PAUDNI. Harapannya, tentulah
kelakuan dari Paguyuban Kepala SKB Jatim ini bisa diikuti oleh nyali
besar Kepala SKB di regional lain untuk bersama-sama menyuarakan nasib.
Inilah sebagaian dari sifat kepeloporan insan Jawa timur (yang
mungkin mewarisi darah pahlawan 10 November). Dengan penuh daya inovasi
kreatif mempromosikan karya-karyanya untuk turut mewarnai sejarah PNF
yang sedang dibangun dengan tertatih-tatih. Wallahu a’lam bishowab.
[Ebas/humasipabi_pusat.online]
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)