Ketika bercinta menjadi sebuah rutinias, perlukah variasi dilakukan? Bermacam gaya dalam posisi bercinta menjadi penting demi memberikan kepuasan seksual masing-masing pasangan.
Seksualitas mempunyai dimensi prokreasi dan rekreasi, yaitu untuk menghasilkan keturunan dan mencapai kepuasan seksual.
Hubungan seksual yang benar tidak terjadi secara tiba-tiba. Untuk
menciptakan hubungan agar berlangsung harmonis, kepuasan bercinta harus
dipelajari dan dikomunikasikan antar pasangan suami-istri (pasutri).
Salah
satu faktor dalam berhubungan seksual agar harmonis ialah posisi saat
berhubungan intim. Banyak pasangan yang mengalami ketidakharmonisan
hubungan seksual karena posisinya yang tidak efektif bagi salah satu
pihak, tapi menguntungkan pihak lainnya. Banyak pasangan hanya terpaku
pada satu posisi hubungan seksual karena mereka menganggap posisi
tersebut normal, sedangkan posisi lain dianggap tidak lazim dilakukan.
Akibatnya, kalau posisi yang dianggap normal itu ternyata tidak efektif
bagi salah satu pihak, hubungan seksual selalu berlangsung tidak
harmonis. Sebenarnya, dalam berhubungan seksual tidak ada posisi normal
atau tidak normal. Pada dasarnya ada tiga posisi hubungan seksual, yaitu
posisi berbaring, duduk, dan berdiri. Namun, tiga posisi dasar
itu dapat dilakukan dalam banyak variasi. Masing-masing posisi memiliki
keuntungan atau kelebihan di samping kekurangannya. Hubungan seksual
harus dilakukan dalam posisi yang dapat memberikan rangsangan seksual
efektif bagi kedua pihak. Sebab itu, hubungan seksual tidak harus
dilakukan dalam satu posisi yang dianggap normal saja. Tentang posisi gaya
bercinta, androlog dari RSUP Fatmawati Dr. Nugroho Setiawan MS SpAnd
mengungkapkan bahwa variasi seks diperlukan agar pasangan tidak bosan.
“Variasi seks wajar dilakukan agar tidak jenuh serta meningkatkan
sensasi saat bercinta. Selain itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam
posisi yang selalu sama dapat menimbulkan kebosanan,” ujar Nugroho.
Bukan hanya posisi, tempat dan waktu bercinta bisa menjadi variasi saat
berhubungan intim saat bersama pasangan. Variasi seks akan menentukan
kualitas hubungan intim bersama pasangan. Semakin banyak variasi,
kemungkinan semakin menggairahkan pula hubungan tersebut.
Sebelum
melakukan variasi seks, sebaiknya setiap pasangan membekali diri dengan
pengetahuan, baik melalui buku, film, maupun sumber lainnya. Setelah
mendapat informasi, Anda dan pasangan ingin mencoba hal baru yang
sebelumnya tak pernah terbayangkan. “Tidak jarang pula pasangan
menciptakan posisi bercinta sendiri yang membuat mereka nyaman satu sama
lain,”. Senada dengan pendapat tersebut, konsultan perkawinan dari
Badan Penasihat Perkawinan-Perceraian Dr. Reni Akbar-Hawadi Psi
mengatakan, variasi seks biasanya dilakukan pasangan yang baru menikah.
”Variasi seks bisa dilakukan untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
Pasutri tertantang mencoba suatu hal baru sekaligus bereksperimen,”
ungkapnya. Selain mencoba sisi baru, pasangan jarang mengulanginya
kembali. Sebab, perubahan posisi dalam bercinta membutuhkan stamina
lebih dari biasanya serta kelenturan tubuh. Jarang sekali (pasutri) yang
mencoba berulang-ulang dan menjadikannya suatu kebiasaan. Pada intinya,
hubungan intim dilakukan untuk mencapai orgasme bersama, bukan hanya untuk salah satu pasangan,” tandasnya.
***
Sumber : SINDO