Senin, 09 Oktober 2017

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harus Kreatif

BANDUNG. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) jangan hanya mengandalkan bantuan sosial dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk keberlangsungan kegiatannya. PKBM harus bisa bekerja sama dengan dunia industri, yakni perusahaan-perusahaan di daerahnya. Selain itu, PKBM juga bisa mengajukan bantuan dari pemerintah propinsi dan atau pemerintah kabupaten/kota.

“Pemerintah daerah juga harus bertanggungjawab atas keberlangsungan PKBM.” Demikian arahan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Paudni), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolg, saat membuka Orientasi Pembekalan Lembaga Penerima Bantuan 2013 di Hotel Garden Permata, Bandung (14/7).

Dirjen PAUDNI mengharapkan agar PKBM dapat mengembangkan dan memperkuat jiwa kewirausahaan untuk keberlangsungan kegiatannya. “Misalnya PKBM tematik, itu harus jadi contoh, sebagai PKBM unggulan, sudah naik kelas, “katanya.

Reni Akbar- Hawadi sapaan akrab Dirjen PAUDNI mengingatkan, PKBM harus sebagai Community Learning Center (CLC), pusat pembelajaran masyarakat. Sebagai CLC, PKBM harus kreatif, membuka akses seluas-luasnya agar semua potensi masyarakat bisa tertampung mulai dari anak-anak sampai para lanjut usia (Lansia).

“PKBM harus mampu menampung potensi melukis, kerajinan yang ada di daerahnya, belajar memasak bagi ibu-ibu, dan sebagainya dan hal itu jangan terpaku pada adanya bantuan sosial dari APBN, “tambahnya lagi.

Untuk mendukung hal itu, Lydia Freyani juga mengharapkan Subdit Kelembagaan dan Kemitraan untuk merumuskan NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria) yang lebih fleksibel agar semua kegiatan masyarakat yang sifatnya pendidikan nonformal bisa tertampung di PKBM.

“Para pengelola PKBM harus  menicptakan insan manusia yang cerdas komprehensif,” ungkap Dirjen PAUDNI. Dirjen PAUDNI mengatakan, PKBM tidak semata-mata menciptakan peserta didik yang ber IQ, memiliki wawasan pengetahuan, kemampuan membaca, berhitung. PKBM juga harus menciptakan peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional. Peserta didik memiliki kemampuan mengendalikan diri, memahami orang lain, mengembangkan karakter sesuai dengan budaya setempat.

PKBM juga mesti membangun peserta didik yang terus kreatif, mandiri, selalu ingin tahu, selalu membutuhkan tantangan, tidak takut, kelancaran berpikir, dan keluwesan berpikir, serta tidak putus asa.

Khusus untuk PKBM Tematik, Lydia Freyani mengingatkan agar mampu menghasilkan produk sesuai potensi masyarakat setempat sehingga dimasa mendatang bisa mengajukan proposal kredit ke bank. “Nantinya bisa mandiri, bisa memberdayakan masyarakat setempat dan tidak lagi menggantungkan kegiatannya pada Bantuan, “ujarnya.

Orientasi pembekalan lembaga penerima bantuan 2013 tersebut dihadiri 176 lembaga penerima bantuan dari 26 propinsi, tediri dari PKBM dan Tim Penggerak PKK.

Lembaga penerima bantuan pada tahun 2013 ini difokuskan pada PKBM tematik dan perluasan akses; Pendidikan Keorangtuaan,Nafza,HIV/AIDS; Keaksaraan Usaha Mandiri, serta Peningkatan Mutu PKBM. (Teguh/Hk)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia