Selasa, 10 Oktober 2017

Pemerintah Siapkan Insentif Untuk Produsen Alat Permainan PAUD

JAKARTA. Pemerintah menyiapkan sejumlah insentif untuk produsen Alat Permainan Edukatif (APE) PAUD. Hal ini diharapkan dapat melecut minat masyarakat untuk memproduksi APE, dan meningkatkan daya saing terhadap produk APE impor.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah M.Sc menuturkan siap memberikan bantuan pelatihan produksi APE. Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu produk. Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi berupa rabat pembelian mesin produksi. “Harga mesin berkisar Rp 30 juta hingga Rp 300 juta. Pemerintah memberikan potongan harga hingga 40 persen,” ucapnya saat menghadiri Penganugerahan Pemenang Lomba APE PAUD 2013, di Jakarta (24/10).
Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal PAUDNI tersebut, Dirjen IKM juga menegaskan siap memfasilitasi para produsen APE untuk meningkatkan mutu produksi, hingga produk mereka mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). “Kami juga siap membantu proses pengajuan hak cipta produk APE. Biayanya gratis hingga pendaftaran ke Kementerian Hukum dan HAM,” ujarnya.
Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi menegaskan bisnis APE sangat menggiurkan. Perputaran uangnya ditaksir mencapai 82,4 miliar dollar. “Mainan edukatif adalah pasar yang sangat likuid,” sebutnya. Oleh sebab itu, Dirjen mendorong para kreator APE, terutama yang berasal dari kalangan Pendidik PAUD agar lebih kreatif dan inovatif.
Potensi pasar APE juga masih sangat luas dan memiliki captive market tersendiri. Sebab jumlah produsen lokal APE baru ratusan, sementara Indonesia mempunyai sekira 32 juta anak berusia 0-6 tahun. Dari jumlah tersebut, yang baru terlayani sebanyak 11 juta anak. “Dari 11 juta anak ini, belum semuanya memiliki dan mengenal APE,” imbuh Direktur Pembinaan PAUD, Erman Syamsuddin.
Selain mendorong peningkatan kualitas dan mutu APE, Dirjen PAUDNI juga meminta agar pembuat mainan memahami psikologi perkembangan anak. Sehingga bisa membuat mainan yang tepat sesuai kebutuhan dan usia anak. “Kalau kita lihat APE impor yang berkualitas, tertera jelas, mainan tersebut untuk anak usia berapa hingga berapa. Saya ingin produksi APE kita seperti itu. Jadi, tidak membahayakan untuk anak-anak PAUD,” ujarnya. (Yohan Rubiyantoro/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia