Selasa, 10 Oktober 2017

Mendikbud: Jumlah Penduduk Buta Aksara Menurun

JAKARTA, PAUDNI – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan pemerintah berhasil menekan angka buta aksara penduduk usia di atas 15 tahun. Bahkan, Kemdikbud berhasil melampaui target yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pada tahun 2009, sebanyak 5,30 persen penduduk Indonesia masih buta huruf. Namun, pada tahun 2012 jumlahnya telah turun menjadi 4,26 persen, dan tahun 2013 diperkirakan 4,03 persen. “Tahun 2014 kami targetkan tinggal 3,83 persen,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada konferensi pers akhir tahun di Kemdikbud, Jakarta (30/12).
Capaian penuntasan angka buta aksara setiap tahun selalu melampaui target RPJMN 2010-2014. Pada tahun 2010, target RPJM sebesar 5,44 persen, namun Kemdikbud berhasil menekan hingga 5,02 persen. Sementara pada tahun 2012, dari target 4,8 persen penduduk, Kemdikbud berhasil mencapai angka 4,26 persen.
Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam memberantas buta aksara memperoleh penghargaan dariUNESCO pada tahun 2012, yakni King Sejong Literacy Prize. Prestasi internasional ini merupakan cermin keberhasilan program pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan pengenalan kewirausahaan.
Keseriusan pemerintah membina taman bacaan masyarakat juga menjadi salah satu hal yang memikat organisasi PBB di bidang pendidikan tersebut. King Sejong merupakan sebuah penghargaan yang cukup prestisius, sebab tidak mudah memberantas buta aksara.
Sepanjang tahun 2013, sejumlah negara melakukan studi banding ke Indonesia untuk melihat program penuntasan buta aksara yang dilakukan oleh pemerintah. “Sejumlah negara menilai Indonesia adalah salah satu negara yang dapat di contoh dalam hal pengembangan program keaksaraan,” imbuh Direktur Jenderal PAUDNI, Lydia Freyani Hawadi.
(Yohan Rubiyantoro/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia