Minggu, 15 Oktober 2017

JAKARTA. Indonesia memiliki strategi jangka panjang pembangunan PAUD melalui grand design 2011-2045.

BATAM. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog memberikan apresiasi kepada Kepulauan Riau (Kepri) yang telah berhasil menurunkan angka buta aksara.
BATAM. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog memberikan apresiasi kepada Kepulauan Riau (Kepri) yang telah berhasil menurunkan angka buta aksara.
Hal itu ia sampaikan dalam sabutan pada Rapat Koordinasi Pendidikan se-Provinsi Kepulauan Riau di Batam, Kamis (21/3).
Lydia yang dikenal dengan Reni Akbar-Hawadi ini menyatakan, data Kepri menunjukkan buta aksara di provinsi ini tinggal 21.900 orang lagi, dengan sebaran buta aksara tertinggi di tujuh kota/kabupaten. Meski Reni menyatakan capaian ini sudah baik, akan tetapi wilayah Kab. Lingga dan Pulau Natuna perlu mendapatkan perhatian lebih karena merupakan wilayah dengan jumlah buta aksara tertinggi.
Selain itu, Guru Besar Universitas Indonesia ini juga menyatakan bahwa PKBM memiliki peran yang penting bagi program PAUDNI.
“PKBM ibarat miniatur Direktorat Jenderal PAUDNI, karena lembaga ini bisa menjalankan semua program yang dibina oleh Ditjen PAUDNI,” kata Reni di hadapan peserta yang terdiri dari perwakilan dinas kabupaten/kota,  kanwil kementerian agama kab/kota, dan organisasi mitra PAUDNI. (Faisal Madani/HK)
 

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia