JAKARTA. Selama tanggap darurat banjir di wilayah DKI Jakarta, Ditjen PAUDNI mendirikan posko PAUD darurat di sembilan titik di wilayah DKI Jakarta. Di lokasi tersebut, para guru PAUD mengajak anak-anak usia dini untuk bermain sambil belajar di tenda darurat. Langkah ini diharapkan dapat menghibur anak-anak, terutama mereka yang PAUD nya terkena dampak banjir.
Sembilan lokasi tersebut adalah Kecamatan Jatinegara dan Pulogadung di Jakarta Timur, kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, Tanah Abang, Senen, dan Berlan di Jakarta Pusat, Kecamatan Grogol Petamburan dan Rawa Buaya di Jakarta Barat, Kecamatan Tebet Jakarta Selatan.
Aksi solidaritas tersebut merupakan hasil kerja sama Ditjen PAUDNI, UNICEF, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi), Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI), dan sejumlah organisasi mitra lain.
Ditjen PAUDNI juga memberikan satu boks alat permainan edukasi (APE) di setiap posko, buku mewarnai, buku gambar, kertas lipat, pensil warna, puzzle, boneka jari, dan beragam alat tulis serta alat permainan lainnya. Serangkaian bantuan ini diharapkan dapat membantu anak-anak untuk bermain sambil belajar di tenda darurat.
Anak-anak korban banjir di sembilan titik tersebut terlihat riang gembira mengikuti kegiatan yang didampingi oleh para guru. Mereka merasa terhibur dengan berbagai permainan yang digelar, seperti menggambar, bermain bongkar pasang balok, membaca cerita, mendengarkan dongeng dan lain-lain.
Terapi Psikososial untuk Anak
Selain itu, seluruh guru PAUD yang menjadi relawan juga menyisipkan pesan moral kepada anak-anak agar tetap tabah dalam menghadapi bencana banjir. Para relawan juga memotivasi anak-anak usia dini agar tetap bermain dan belajar. “Kami ingin mengembalikan keceriaan anak-anak, jangan sampai bencana banjir menimbulkan trauma dan menghambat tumbuh kembang intelektualitas mereka,” ucap Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog.
Aksi ini digelar sejak 20 Januari 2013 hingga usai masa tanggap darurat banjir atau akhir bulan lalu. Ini merupakan bentuk terapi psikososial atau disaster healing bagi anak-anak. Sebab, bencana banjir di sebagian besar wilayah DKI Jakarta merendam rumah dan sekolah mereka. Kondisi psikologis anak-anak dikhawatirkan mengalami trauma akibat bencana tersebut. Terlebih lagi anak-anak yang rumah dan sekolahnya terendam.
Berdasarkan data yang dihimpun Himpaudi, terdapat 470 lembaga PAUD yang terkena bencana banjir di DKI Jakarta. Wilayah Jakarta Timur sebanyak 224, di Jakarta Pusat sebanyak 87, di Jakarta Barat sebanyak 119, di Jakarta Selatan sebanyak 14, dan di Jakarta Utara sebanyak 26 lembaga PAUD.
Selain memberikan bantuan alat permainan edukasi dan alat tulis, Ditjen PAUDNI juga menyalurkan bantuan biskuit, susu kemasan, handuk, pakaian, popok, pasta gigi, sabun mandi, dan berbagai kebutuhan lain untuk anak-anak korban banjir. (Yohan Rubiyantoro/HK)