Minggu, 22 Oktober 2017

Ditjen PAUDNI Apresiasi Prestasi Capaian APK PAUD di Jawa Timur

SURABAYA. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) mengapresiasi prestasi Jawa Timur dalam mencapai angka partisipasi kasar (APK) PAUD sebesar 84,24 persen untuk usia 3-6 tahun. Raihan itu menempati posisi kedua capaian APK PAUD terbesar di Indonesia.

Direktur Jenderal PAUDNI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog menyatakan bahwa “investasi” pendidikan anak usia dini yang dilakukan Provinsi Jawa Timur perlu dicontoh daerah lain di Indonesia. Jawa Timur adalah salah satunya yang telah membuat Peraturan Daerah tentang program PAUD.

Dijelaskan Dirjen, yang juga Guru besar Psikologi Universitas Indonesia ini perkembangannya APK PAUD secara nasional masih lambat. Hingga kini capaian APK PAUD anak usia 3-6 tahun baru mencapai 54,64 persen dari target capaian 75 persen di tahun 2015.

“Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), baik dari provinsi maupun kabupaten/kota,” ujar Dirjen PAUDNI, pada saat pembukaan “Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan dan Pelaksanaan Program PAUD Tingkat Nasional 2013 (Angkatan II), di Hotel Garden Palace Surabaya, Selasa (21/5).

Misalnya untuk menyukseskan program “satu desa satu PAUD”, program ini memerlukan dana yang besar, yaitu sebesar 1,30 Milyar. Oleh karena itu, sekali lagi ditekankan  Dirjen, perlu adanya dukungan baik dari APBN maupun APBD.

Selain itu Direktorat Pembinaan PAUD perlu mendorong untuk segera membuat Peraturan Daerah yang mendukung perkembangan PAUD. Terkait hal ini, Ditjen PAUDNI akan menginventarisasi daerah mana yang belum memiliki Peraturan Daerah terkait dengan program PAUD.

Lebih lanjut, Dirjen PAUDNI mengatakan kualifikasi tingkat pendidikan pendidik PAUD yang S1/DIV baru mencapai kisaran 10 persen. Pemerintah Pusat tidak dapat diandalkan sepenuhnya dalam percepatan peningkatan kualifikasi pendidik PAUD.

“Peran serta dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota perlu turut andil dalam membantu percepatan peningkatan kualifikasi pendidik PAUD,” , tutur Reni Akbar-Hawadi sapaan akrab Dirjen PAUDNI.
Dirjen mengatakan program PAUD memerlukan perhatian khusus karena berbeda dengan program lainnya. “Program PAUD harus dilakukan secara komprehensif, dan integratif  serta dengan dukungan orangtua. Untuk itu perlu pula dilaksanakan program parenting dengan sasaran orang tua peserta didik,” tambahnya. (Teguh Susanto/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia