Jumat, 20 Oktober 2017

Dirjen PAUDNI: Semua Distrik di Timika Harus Ada PAUD

TIMIKA. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI) Kemendikbud Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psi mengatakan, Pemda Kabupaten Mimika melalui Dinas Pendidikan Dasar (Disdikdas) harus memperhatikan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
TIMIKA. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI) Kemendikbud Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psi mengatakan, Pemda Kabupaten Mimika melalui Dinas Pendidikan Dasar (Disdikdas) harus memperhatikan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
“Semua distrik di Kabupaten Mimika harus ada PAUD dan PKBM, minimal harus ada satu taman baca masyarakat. Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika harus bisa mengajak masyarakat untuk bisa aktifkan pendidikan non formal informal,” kata Lydia kepadaRabu (10/4).
Dirjen PAUDNI itu melakukan kunjungan ke Timika dan Tembagapura selama tiga hari, sejak Senin-Rabu (8-10/4). Selama di Timika, Lydia mengunjungi sekolah PAUD dan tempat Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
“Saya bisa datang ke Timika karena diutus oleh PT Freeport Indonesia untuk berkunjung ke PAUD YPJ Kuala Kencana, PAUD Tembagapura, dan juga PAUD yang ada di Kota Timika, serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada. Selain itu, melihat Institut Perrtambangan Nemangkawi,” ujar Lydia di Ujung Airport, Rabu (10/4).
Hari pertama Senin, ia mengunjungi PAUD yang ada di Distrik Kuala Kencana. Hari Selasa di Tembagapura, dan hari Rabu kemarin mengunjungi sekolah berpola asrama penjunan. TK Pembina dan juga PKBM yang terletak di belakang kantor Pengadilan Negeri Timika.
Dikatakan tujuan kunjungannya itu untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada guru-guru di sekolah. “Perbandingan yang saya lihat di PAUD YPJ Kuala Kencana dan Tembagapura, berbeda dengan yang ada di Kota Timika. Kalau di YPJ Kuala Kencana dan Tembagapura konsultannya dari Negara asing, sehingga memberi dampak pada kualitas pembelajaran, kurikulum maupun dari segala aspek sarana prasarana, sampai output untuk anak-anak,” paparnya.
Untuk PAUD dan PKBM di Kota Timika, sebut Lydia, dari sisi metode pembelajarannya memang baik “Tetapi bagaimana pembelajaran terhadap anak-anak untuk menekankan aspek temuan dari anak itu sendiri. Bagaimana sambil bergiat sendiri, observasi, melakukan sendiri dan akhirnya muncul satu inisiatif,” jelasnya.
Menurut Lydia, dengan cara mengikuti metode pembelajaran seperti itu memang belum maksimal untuk anak usia dini di Indonesia. “Jadi, kita akan mengarah ke sana dan berpikir bahwa anak yang aktif berekplorasi sesuai Kurikulum 2013, dimana jiwanya mengamati untuk mencoba untuk diri sendiri,” paparnya.
Lydia mengaku sangat senang saat berkunjung ke TK Pembina, karena anak-anak sangat ceria. “walaupun banyak anak-anak tetapi sepertinya menguasai lagu-lagu, dan juga memiliki karakter yang baik. Di penjunan juga sangat baik, karena melihat bahwa di sekolah itu adalah anak-anak asli Papua sehingga mereka berpola asrama dan terlepas dari orang tua mereka,” ungkapnya.
Lydia mengatakan, pengaturan anak-anak dalam sekolah PAUD itu bukan satu hal yang dibiarkan begitu saja, tetapi harus diajarkan kepada orangtua. “Saya sangat terkesan usaha-usaha yang dilakukan oleh LPMAK pada anak-anak asal tujuh suku daerah ini,” kata Lydia.
Sedangkan untuk PKBM lanjut dia, juga penting karena termasuk tempat pembelajaran. “Jadi, di Timika itu masyarakat harus aktif membantu orang-orang yang buta huruf agar bisa membaca. Harus disarankan untuk mengikuti pendidikan dasar di PKBM. Kemudian sudah dapat sasaran dasar akan ikut secara fungsional. Jadi bagaimana berfungsi di masyarakat, apakah bisa menjahit dan kegiatan lainnya,” jelasnya.
Lydia menambahkan terkait dana dari pemerintah pusat yang tidak terlalu besar, sehingga perlu didukung dengan APBD Kabupaten Mimika untuk pendidikan formal, masyarakat bisa ikut non formal. “Saya melihat APBD belum mengakomodasi pendidikan non formal. Untuk itu diharapkan kepada Bapak Bupati Mimika agar memperhatikan tentang PAUD,” pesan Lydia.
“Kami pemerintah pusat melihat bantuan bangunan yang ada itu sangat berguna. Sekarang dari Dinas Pendidikan agar mencari guru yang tepat. Jadi, dilengkapi karena bukan hanya untuk TK tetapi juga termasuk Tempat Penitipan Anak agar kedepan generasi Papua sangat cerah, karena anak-anak sangat rajin dan giat ke sekolah,” paparnya. (Teguh Susanto/HK./Timika Express)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia