Senin, 09 Oktober 2017

Dirjen PAUDNI Gagas Penggunaan Geospasial untuk Pendataan

JAKARTA. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Prof.Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog menggagas pemutakhiran data sebaran lembaga PAUDNI. Caranya melalui penggunaan sistem geospasial.
Hal tersebut disampaikan Dirjen PAUDNI usai persamuhan dengan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Dr. Asep Karsidi, M.Sc, beserta jajaran. “Kami perlu menggunakan sistem geospasial agar dapat merencanakan program secara akurat, terjamin dan mutakhir,” ujarnya Rabu, (25/7).
Melalui program tersebut, Ditjen PAUDNI dapat melihat sebaran lembaga PAUD, kursus, PKBM, TBM dan lembaga pendidikan nonformal lain melalui dunia maya. “Sehingga akses informasi bagi masyarakat lebih mudah, dan pemerintah juga lebih mudah melakukan pemantauan,” ucap Prof Reni Hawadi, sapaan akrab Dirjen PAUDNI.
Sedangkan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Dr. Asep Karsidi, M.Sc memaparkan, informasi Geospasial dapat menampilkan data/objek dengan skala 1:250.000. “Bila simpul jaringan di klik, objek dapat terlihat hingga tingkat pedesaan,” tuturnya.
Satelit Amerika
Melalui sistem informasi geospasial maka peninjauan langsung ke lembaga dapat dipangkas. Misalnya, Ditjen PAUDNI ingin melihat kondisi lembaga PAUD di Provinsi Kalimantan, maka cukup mengakses internet, lembaga tersebut dapat terlihat. Sehingga tidak perlu menyambangi provinsi tersebut.
Sistem Informasi Geospasial menggunakan data satelit, antara lain IKONOS dari Amerika Serikat. Teknologi ini mampu melihat objek dengan resolusi 1×1 meter. Peta Geospasial ini bisa dibuat tematik sesuai dengan kebutuhan instansi. Misalnya Peta tentang wilayah rawan bencana, peta penyebaran PAUD, peta penyebaran lembaga kursus, dan lain-lain sesuai kebutuhan. “Kelebihan sistem ini adalah informasi yang terdapat dalam peta dapat diolah menjadi data statistik,” urai Kepala BIG. (Novarman/Bag. Umum)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia