Oleh: M. Fuad Nasar
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, MM, akrab disapa Ibu Reni Akbar-Hawadi telah lama saya kenal. Ia adalah menantu almarhum Dr. H. Ali Akbar, seorang tokoh kedokteran muslim dan Pendiri YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia) Jakarta. Suami Ibu Reni, Zulkifli Akbar, saya kenal akrab dalam semangat meneruskan silaturahim orangtual kami almarhum H.S.M. Nasaruddin Latif dan almarhum Dr. H. Ali Akbar, dua tokoh ulama-intelek asal Minangkabau Sumatera Barat yang merupakan sahabat dekat semasa hidupnya.
Pengenalan saya tentang sosok dan
kiprah Ibu Reni Akbar-Hawadi dalam konteks pengalaman berinteraksi adalah semenjak
saya diangkat menjadi pengurus Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan (BP4 Pusat) mulai tahun 2013. Ibu Reni Akbar-Hawadi telah bergabung
dalam kepengurusan BP4 Pusat sejak 1988 sebagai konselor psikologi perkawinan. Kalau
tidak salah, Ibu Reni Akbar-Hawadi punya jadwal setiap hari Kamis di ruang 66 Masjid
Istiqlal Jakarta. Selama beberapa tahun ia mengasuh rubrik konsultasi “Psikologi
Perkembangan” di Majalah Perkawinan dan
Keluarga (dahulu Majalah Nasehat
Perkawinan), diterbitkan oleh BP4
Pusat.
Beberapa topik menarik dalam rubrik
Psikologi Perkembangan yang ditulis Ibu Reni Akbar-Hawadi di antaranya: Melatih
Anak Bicara, Mengatasi Anak Takut Bergaul, Mengatasi Stres Pada Anak, dan topik
lain.
Karena keaktifannya di BP4, ia mengenal
baik para tokoh BP4 di zaman lampau, seperti H.S.M. Nasaruddin Latif, Ibu
Aisjah Dachlan, Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat, mereka kawan seperjuangan
mertuanya (Dr. H. Ali Akbar) yang buku-bukunya tersimpan dalam rak kaca di
ruang tamu merangkap ruang konseling BP4.
Dalam era selanjutnya di lingkungan
organisasi BP4 Pusat, tidak dapat dilupakan beberapa tokoh perempuan yang
memiliki komitmen tinggi sebagai konselor perkawinan dan keluarga, seperti Hj. Zubaidah
Muchtar, Hj. Hartini Hartono Mardjono (almh), Hj. Chodijah Djumali (almh), almarhumah
Prof. Dr. Hj. Aliyah Hamka (putri almarhum Buya Prof. Dr. Hamka), Prof. Dr. Hj.
Nurhayati Djamas, di samping Prof. Dr. Lydia
Freyani Hawadi (Reni Akbar-Hawadi).
Dalam kepengurusan BP4 Pusat masa
bakti tahun 2019 – 2024 Ibu Reni Akbar-Hawadi duduk sebagai anggota Dewan Pakar
BP4 Pusat. Namun lantaran kesibukannya mengajar di kampus tidak bisa aktif
datang rutin sebagai konselor keluarga, melainkan on call kalau ada klien di hari Sabtu dan seringkali dilayani di
kampus Universitas Indonesia (UI).
Tahun 2001 Ibu Reni Akbar-Hawadi
menerbitkan buku Psikologi Perkembangan
Anak: Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak (Penerbit Grasindo Jakarta).
Dalam buku itu, ia menguraikan kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
anak, yaitu rumah, sekolah dan sosial. Khusus rumah, Ibu Reni Akbar-Hawadi menjelaskan
di dalam rumah banyak kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.
Rumah-lah yang dianggap sebagai lingkungan pertama yang membangkitkan kemampuan
alamiah anak untuk bersikap kreatif. Jika suasana rumah kurang menunjang, maka
kematangan yang siap berkembang untuk bersikap kreatif tersebut akan rusak.
Lebih jauh, kondisi rumah yang kurang menguntungkan sejak masa kanak-kanak akan
bertahan dan dapat meluluhkan perkembangan kreativitas selanjutnya.
Latar belakang spesialisasi
keilmuwan Ibu Reni Akbar-Hawadi di bidang psikologi perkembangan, tentu sangat menunjang
tugasnya sebagai konsultan BP4, terutama ketika menangani kasus-kasus perselisihan
rumah tangga yang berdampak terhadap perkembangan jiwa dan perilaku anak. Ibu Reni
Akbar-Hawadi mungkin satu-satunya waktu itu konsultan BP4 Pusat yang punya kompetensi
di bidang psikologi perkembangan. Semasa Ibu Reni Akbar-Hawadi menjabat
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Nasional, ia
menjembatani kerjasama BP4 dengan BP Paudni Jawa Barat menyusun modul
Pendidikan Pra Nikah.
Pengalaman interaksi saya, dalam
rapat-rapat Pengurus BP4 di ruang perkantoran lantai dasar Masjid Istiqlal
Jakarta, beberapa kali saya bertemu Ibu Reni Akbar-Hawadi. Kesan yang saya peroleh,
dalam membahas sesuatu masalah di forum rapat, ia menyampaikan pendapat secara
lugas, to the point, dalam kerangka problem solving.
Indonesia kini menghadapi permasalahan
rapuhnya ketahanan keluarga. Menurut data Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama Mahkamah Agung RI pada Agustus 2020, angka perceraian mencapai angka
306.688 kasus atau mengalami kenaikan sebesar 12 % dibandingkan tahun
sebelumnya. Melonjaknya angka perceraian bahkan mencapai 23,82 persen tiap
tahun. Perceraian ibu-bapak berpengaruh terhadap psikologi perkembangan anak. Konsentrasi
keilmuwan Ibu Reni Akbar-Hawadi di bidang psikologi perkembangan sangat relevan
dengan kiprahnya di BP4.
Para konsultan BP4 atau istilah
profesi yang diperkenalkan di Indonesia oleh H.S.M. Nasaruddin Latif sejak dekade
1950-an ialah Marriage Counsellor,
berjuang dan mengabdi untuk menjaga rumah tangga warga Indonesia seoptimal
mungkn tanpa pamrih.
Saya yakin dari setiap kasus yang
ditangani Ibu Reni Akbar-Hawadi dan para konselor BP4 lainnya, banyak
pembelajaran yang bisa digali. Kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga menjadi
faktor terpenting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dan tunas bangsa yang
berkualitas.
Melonjaknya angka perceraian dan banyaknya rumahtangga bermasalah menjadi
kondisi paling krusial yang memerlukan kehadiran peran penasihatan perkawinan
dan konseling keluarga. Kondisi ini mirip keadaan masa lalu yang
mencetuskan lahirnya BP4.
Peran BP4 sebagai penjaga benteng keluarga muslim tidak boleh mengalami kemunduran di tengah tantangan ketahanan keluarga. Program Revitalisasi
Layanan KUA di Kementerian Agama memberi angin segar bagi kebangkitan kembali BP4.
Pemerintah melalui Kementerian Agama dan
kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Daerah diharapkan memberikan
dukungan konkrit kepada BP4, sebagaimana dilakukan selama ini. BP4 diharapkan bisa
terus menjalankan tugas dan fungsinya yang dibutuhkan di tengah masyarakat.
Tulisan singkat ini kiranya menjadi
jembatan cerita kiprah Ibu Reni Akbar-Hawadi di BP4.
Selamat mencapai usia 65 tahun. Semoga
panjang umur, panjang pengabdian, sehat dan bahagia selalu dalam ridha Allah
SWT.
Jakarta, 11 Januari 2022
_____________
Penulis adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI dan Pengurus BP4 Pusat.