Sabtu, 15 Januari 2022

Reni Akbar-Hawadi dan Kiprahnya di BP4

Oleh:  M. Fuad Nasar

 

ProfDr. Lydia Freyani Hawadi, MM, akrab disapa Ibu Reni Akbar-Hawadi telah lama saya kenal. Ia adalah menantu almarhum Dr. H. Ali Akbar, seorang tokoh kedokteran muslim dan Pendiri YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia) Jakarta. Suami Ibu Reni, Zulkifli Akbar, saya kenal akrab dalam semangat meneruskan silaturahim orangtual kami almarhum H.S.M. Nasaruddin Latif dan almarhum Dr. H. Ali Akbar, dua tokoh ulama-intelek asal Minangkabau Sumatera Barat yang merupakan sahabat dekat semasa hidupnya.

Pengenalan saya tentang sosok dan kiprah Ibu Reni Akbar-Hawadi dalam konteks pengalaman berinteraksi adalah semenjak saya diangkat menjadi pengurus Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4 Pusat) mulai tahun 2013. Ibu Reni Akbar-Hawadi telah bergabung dalam kepengurusan BP4 Pusat sejak 1988 sebagai konselor psikologi perkawinan. Kalau tidak salah, Ibu Reni Akbar-Hawadi punya jadwal setiap hari Kamis di ruang 66 Masjid Istiqlal Jakarta. Selama beberapa tahun ia mengasuh rubrik konsultasi “Psikologi Perkembangan” di Majalah Perkawinan dan Keluarga (dahulu Majalah Nasehat Perkawinan), diterbitkan oleh BP4 Pusat.

Beberapa topik menarik dalam rubrik Psikologi Perkembangan yang ditulis Ibu Reni Akbar-Hawadi di antaranya: Melatih Anak Bicara, Mengatasi Anak Takut Bergaul, Mengatasi Stres Pada Anak, dan topik lain.       

Karena keaktifannya di BP4, ia mengenal baik para tokoh BP4 di zaman lampau, seperti H.S.M. Nasaruddin Latif, Ibu Aisjah Dachlan, Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat, mereka kawan seperjuangan mertuanya (Dr. H. Ali Akbar) yang buku-bukunya tersimpan dalam rak kaca di ruang tamu merangkap ruang konseling BP4.

Dalam era selanjutnya di lingkungan organisasi BP4 Pusat, tidak dapat dilupakan beberapa tokoh perempuan yang memiliki komitmen tinggi sebagai konselor perkawinan dan keluarga, seperti Hj. Zubaidah Muchtar, Hj. Hartini Hartono Mardjono (almh), Hj. Chodijah Djumali (almh), almarhumah Prof. Dr. Hj. Aliyah Hamka (putri almarhum Buya Prof. Dr. Hamka), Prof. Dr. Hj. Nurhayati Djamas, di samping Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi (Reni Akbar-Hawadi).

Dalam kepengurusan BP4 Pusat masa bakti tahun 2019 – 2024 Ibu Reni Akbar-Hawadi duduk sebagai anggota Dewan Pakar BP4 Pusat. Namun lantaran kesibukannya mengajar di kampus tidak bisa aktif datang rutin sebagai konselor keluarga, melainkan on call kalau ada klien di hari Sabtu dan seringkali dilayani di kampus Universitas Indonesia (UI).

Tahun 2001 Ibu Reni Akbar-Hawadi menerbitkan buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak (Penerbit Grasindo Jakarta). Dalam buku itu, ia menguraikan kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, yaitu rumah, sekolah dan sosial. Khusus rumah, Ibu Reni Akbar-Hawadi menjelaskan di dalam rumah banyak kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Rumah-lah yang dianggap sebagai lingkungan pertama yang membangkitkan kemampuan alamiah anak untuk bersikap kreatif. Jika suasana rumah kurang menunjang, maka kematangan yang siap berkembang untuk bersikap kreatif tersebut akan rusak. Lebih jauh, kondisi rumah yang kurang menguntungkan sejak masa kanak-kanak akan bertahan dan dapat meluluhkan perkembangan kreativitas selanjutnya.

Latar belakang spesialisasi keilmuwan Ibu Reni Akbar-Hawadi di bidang psikologi perkembangan, tentu sangat menunjang tugasnya sebagai konsultan BP4, terutama ketika menangani kasus-kasus perselisihan rumah tangga yang berdampak terhadap perkembangan jiwa dan perilaku anak. Ibu Reni Akbar-Hawadi mungkin satu-satunya waktu itu konsultan BP4 Pusat yang punya kompetensi di bidang psikologi perkembangan. Semasa Ibu Reni Akbar-Hawadi menjabat Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Nasional, ia menjembatani kerjasama BP4 dengan BP Paudni Jawa Barat menyusun modul Pendidikan Pra Nikah.

Pengalaman interaksi saya, dalam rapat-rapat Pengurus BP4 di ruang perkantoran lantai dasar Masjid Istiqlal Jakarta, beberapa kali saya bertemu Ibu Reni Akbar-Hawadi. Kesan yang saya peroleh, dalam membahas sesuatu masalah di forum rapat, ia menyampaikan pendapat secara lugas, to the point, dalam kerangka problem solving.

Indonesia kini menghadapi permasalahan rapuhnya ketahanan keluarga. Menurut data Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI pada Agustus 2020, angka perceraian mencapai angka 306.688 kasus atau mengalami kenaikan sebesar 12 % dibandingkan tahun sebelumnya. Melonjaknya angka perceraian bahkan mencapai 23,82 persen tiap tahun. Perceraian ibu-bapak berpengaruh terhadap psikologi perkembangan anak. Konsentrasi keilmuwan Ibu Reni Akbar-Hawadi di bidang psikologi perkembangan sangat relevan dengan kiprahnya di BP4.

Para konsultan BP4 atau istilah profesi yang diperkenalkan di Indonesia oleh H.S.M. Nasaruddin Latif sejak dekade 1950-an ialah Marriage Counsellor, berjuang dan mengabdi untuk menjaga rumah tangga warga Indonesia seoptimal mungkn tanpa pamrih.

Saya yakin dari setiap kasus yang ditangani Ibu Reni Akbar-Hawadi dan para konselor BP4 lainnya, banyak pembelajaran yang bisa digali. Kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga menjadi faktor terpenting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dan tunas bangsa yang berkualitas. 

         Melonjaknya angka perceraian dan banyaknya rumahtangga bermasalah menjadi kondisi paling krusial yang memerlukan kehadiran peran penasihatan perkawinan dan konseling keluarga. Kondisi ini mirip keadaan masa lalu yang mencetuskan lahirnya BP4.

         Peran BP4 sebagai penjaga benteng keluarga muslim tidak boleh mengalami kemunduran di tengah tantangan ketahanan keluarga. Program Revitalisasi Layanan KUA di Kementerian Agama memberi angin segar bagi kebangkitan kembali BP4.

Pemerintah melalui Kementerian Agama dan kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Daerah diharapkan memberikan dukungan konkrit kepada BP4, sebagaimana dilakukan selama ini. BP4 diharapkan bisa terus menjalankan tugas dan fungsinya yang dibutuhkan di tengah masyarakat.

Tulisan singkat ini kiranya menjadi jembatan cerita kiprah Ibu Reni Akbar-Hawadi di BP4.

Selamat mencapai usia 65 tahun. Semoga panjang umur, panjang pengabdian, sehat dan bahagia selalu dalam ridha Allah SWT.

 

 

Jakarta, 11 Januari 2022

 

 

 

 

_____________

 

Penulis adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI dan Pengurus BP4 Pusat. 

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia