Oleh: Dewi Savitri, M.Si, CMHA
Berkisah tentang Prof. Dr. Reni Akbar-Hawadi M.Si, M.M., Psikolog, merupakan hikmah tersendiri yang memberi banyak warna pada jalan hidup saya. Hingga saya menyebut diri ini ‘diceburin dan basah kuyup’ oleh Prof. Reni dengan cara istimewa. Ada yang lucu, menegangkan, sedih, terharu, gembira. Pokoknyaa, serruuuu !
Momen pertemuan
perdana saya dengan Prof. Reni terjadi saat saya menjadi mahasiswa S2 PS-KTTI
(Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam) Pasacasarjana Universitas
Indonesia tahun 2011. Satu angkatan ada 5 mahasiswa, dua diantaranya jurusan
Ekonomi Syariah yaitu Pak Dedi staff Ahli Menteri Pertanian dan Citra yang
bekerja di Kementerian Luar Negeri. Sisanya ada 3 orang yang mengambil jurusan
Kajian Islam dan Psikologi yaitu Danial Sutami-aktivis Advent, Vivin Alvina-alumni
Tahfidz, juara lomba lari marathon dan saya-guru aliyah di pesantren
Az-Ziyadah.
Prof. Reni
menjadi Ketua PS-KTTI sekaligus dosen mata kuliah Pemikiran Islam dalam
Psikologi Kepribadian. Ketika pertama masuk kelas, beliau menanyakan background
S1 kami sebelum kuliah di PS-KTTI UI. Setelah itu, Prof. Reni menanyakan tokoh
psikologi yang kami ketahui. Dilanjutkan dengan pembagian tugas untuk presentasi
materi. Ada yang memperoleh tokoh Ivan Pavlov dan tokoh Carl Jung.
Saya kebagian tokoh Erik Erikson. Wah, harus semangat nih, harus
benar-benar banyak cari info untuk mengerjakan tugas, karena background
saya sebelumnya Kependidikan Islam, bukan dari Psikologi. Setelah mengumpulkan
makalah dan presentasi terkait teori 8 Tahapan Perkembangan menurut Erik
Erikson, saya memperoleh nilai 95. Alhamdulillah.
Inilah kesan
pertama saya tentang Prof. Reni, beliau adalah dosen wanita yang berpenampilan
rapi, elegan, bersuara lembut dengan kalimat tegas dan jelas, sehingga mampu
membuat kami tetap siap siaga fokus pada apa yang beliau sampaikan.
Gbr.1 Prof. Reni Akbar-Hawadi
mengisi materi Psikologi Lansia
Diantara
tugas-tugas makalah dan presentasi, ada satu tugas unik dari Prof. Reni yaitu
program Psychology Lecture Series yang diadakan tiap hari Rabu.
Kami diminta menyiapkan seminar terkait psikologi, mulai dari mengundang
narasumber dan peserta, menyiapkan ruang, alat proyektor, konsumsi serta
dokumentasi. Ruang yang digunakan adalah gabungan dua kelas yang dibuka
pembatasnya untuk menampung sekitar 50 peserta, berlokasi di lantai 4 gedung
IASTH. Tugas yang sangat menarik. Saya suka !
Gbr.2 Dari kiri ke kanan :
Danial, Vivin, saya, Prof. Reni Akbar-Hawadi, Dr. Ida Sajida, Citra
Narasumber
Lecture Series pertama diisi oleh Prof. Reni dengan tema Psikologi Untuk
Lansia. Selanjutnya beberapa narasumber kami peroleh berdasarkan referensi dari
Prof. Reni yaitu para dosen mata kuliah Psikologi di kampus UI Depok. Diantaranya
adalah Dr. Bagus Takwin tentang makna merdeka menurut Psikologi Sosial dan Dr.
E. Kristi Poerwandari tentang Psikologi Gender. Ada pula dosen PS-KTTI yang
turut serta mengisi materi seperti Dr. Ida Sajidah dan Dr. Ali Ghozali.
Wuiiihh,
pesertanya lumayan rame lho ! Mungkin karena Lecture Series ini gratis dengan narasumber
yang kompeten di bidang ilmu psikologi, banyak juga guru dan mahasiswa yang
semangat hadir menjadi peserta dari bebagai wilayah di DKI Jakarta.
Gbr.3 Ruang Video Conference (ViCon)
Setelah melihat antusias peserta yang lumayan
banyak dan tidak tertampung dalam ruang kelas, tempat seminar berikutnya pindah
ke tempat yang lebih luas lagi di lantai 3.
Prof. Reni
meminta kami untuk bekerjasama dengan mbak Desti bagian administrasi kampus
PS-KTTI agar Lecture Series dapat diikuti oleh mahasiswa dari perguruan
tinggi lainnya melalui video conference (vicon). Alhasil beberapa kampus
bersedia ikut hadir secara online, diantaranya adalah kampus Universitas Syiah
Kuala-Aceh, Universitas Islam Indonesia-Jogja, Universitas Hasanudin-Makasar,
UKI-Jakarta, UI-Depok dan kampus lainnya. Jadi, jauuh sebelum perkuliahan
daring melalui aplikasi Zoom, kami sudah lebih dahulu menyelenggarakan
kegiatan online melalui video conference. Keren kaann ?
Gbr.6 Peserta Lecture Series melalui Video
Conference yang diikuti oleh
mahasiwa dan dosen dari berbagai universitas di Indonesia Gbr.5 Kak Seto sebagai narasumber dengan tema
Psikologi Keprinbadian Gbr.4 Narasu4ber Dr. Bagus Takwin dengan tema
makna merdeka menurut Psikologi Sosial
Acara Lecture
Series ini terasa gegap gempita dan
lebih meriah lagi tatkala Prof. Reni mendatangkan narasumber mengundang
para Ambassador Duta Besar dari berbagai negara yang sedang bertugas di
Indonesia. Ada Dubes Amerika, Dubes Inggris, Dubes Palestine, Dubes Syria,
Dubes Marocco, Dubes Egypt, Dubes Iran dan lainnya. Bahkan pernah juga Kak
Seto-tokoh nasional bersedia tampil menjadi narasumber tentang Pendidikan
Karakter. Bener-bener waaah deh.
Gbr.7 Lecture Series bersama Prof. Reni dan Mr.
Mohammad Ali Rabbani, Atase Kebudayaan Republik Islam Iran
Nah,
ini ada satu kejadian lucu saat menyiapkan acara menyambut Mr. Mohammad Ali
Rabbani as the Cultural Counselor Embassy of the Islamic Republic of Iran (Atase
Kebudayaan Republik Islam Iran). Kira-kira satu jam sebelum acara, Prof. Reni
meminta saya untuk menjadi pembawa acara atau MC menggunakan bahasa Inggris
karena personal kampus yang biasa tampil tidak bisa hadir. Saya yang belum
terbiasa, langsung menjawab “Saya belum pernah bu.. “. Prof. Reni bilang, “Bisa Wiii, kamu
bisaa..”
Saya langsung
panik. Coba cari di Google contoh kalimat MC dalam bahasa Inggris tapi kok gak
ketemu yang pas. Wadduuh, gimana ini ? Saya coba buat sendiri, coret sana-coret
sini, dibaca berulang-ulang supaya lancar pronounciation dan ngalir
bahasa Inggris-nya. Sekitar 5 menit sebelum tampil, tiba-tiba Prof. Reni
memanggil saya, “Wiii.. itu yang dari Kedutaan Iran pakai bahasa Persia, bukan
bahasa Inggris. Kalau begitu, kamu juga pakai bahasa Indonesia aja yaa.. “. Ehh,
ohh ? Ibuuuu.. saya sudah latihan was wes wos, diubah ke bahasa Indonesia. Huwwaaaa..
!
Saya langsung
pontang panting searching lagi di Google dan tanya ke teman-teman. Tapi
karena panik, malah saya jadi bingung sendiri, ahaha.. Akhirnya diam sebentar,
tarik nafas-hembus nafas, duduk minum air mineral. Saya ambil kertas, mengubah
susunan acara yang semula berbahasa-Inggris menjadi bahasa Indonesia. Biarlah
garis besarnya saja. Nanti saat tampil, saya coba improvisasi sendiri. Dan, jreng-jreng..
Tampil deh saya menjadi MC dengan suara lembuut. Hikss.., padahal mah grogi
bangettt. Setelah selesai, Prof. Reni
bilang, “Bagus, Wii !” . Alhamdulillah. Saya girang, ternyata deg-degan dari Prof.
Reni tadi telah memberi dorongan kuat untuk memunculkan kemampuan saya
mengatasi kondisi darurat. Ciyyeee.. jadi terharu, deh.
Pada awal
semester dua, Prof. Reni memberi tugas makalah untuk mata kuliah Pemikiran
Islam dalam Psikologi Pendidikan. Saya memilih tema pendidikan anak usia dini
(PAUD). Ada 100 halaman saya susun. Ketika Prof. Reni tanya mengapa pilih tema
PAUD, saya jawab karena saya pernah menjadi guru sekaligus kepala PAUD. Mungkin karena tugas ini pula, satu bulan
kemudian saya dipanggil Prof. Reni untuk bergabung dengan tim mahasiswa beliau
dari Psikologi UI-Depok yaitu Orissa Anggita Rinjani (mbak Ori) dan Fitri
Arlinkasari (mbak Inka). Kami bertiga diberi tugas untuk memetakan kondisi PAUD
di seluruh dunia. Saya kebagian wilayah Asia dan Indonesia. Mbak Ori dan mbak
Inka memetakan PAUD wilayah Eropa, Amerika, dan Australia. Saya segera membuat
powerpoint slide berdasarkan tugas makalah PAUD yang telah saya buat
sebelumnya. Cukup dua minggu, tugas kami selesai.
Awal Maret 2012,
Prof. Reni memanggil saya, menanyakan apakah bersedia menjadi asisten beliau
yang telah dilantik sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Nonformal dan Informal (PAUDNI) di Kementerian Pendidikan Nasional
RI. Saya merasa surprise. Kaget, euyy. Mimpi apa ya semalam. Ada rasa
takut, karena tugas seperti ini belum pernah saya jalani. Saya menjawab, untuk
menjadi asisten akan minta ijin dulu ke suami. Seperti biasa, Prof. Reni
bilang, “Bisa ya, Wiii.. Kamu pasti bisa !”
Awal Maret 2011,
saya mulai bertugas menjadi asisten Prof. Reni yang berkantor di Kemdikbud
Gedung E lantai 3, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Saya hadir setiap
hari sejak pukul 08.00 hingga sore pukul 17.00.
Prof. Reni
memberi tugas kepada saya untuk mengelola sosial media terkait kegiatan beliau
sebagai Dirjen PAUDNI melalui facebook, twitter dan website,
waktu itu belum ada instagram dan youtube belum seramai sekarang. Saya juga
memfoto kegiatan saat Prof. Reni rapat atau menghadapi tamu-tamu yang hadir
audiensi, yang nantinya akan di-upload ke sosial media beliau sebagai Dirjen
PAUDNI. Saya merasa beruntung dapat melihat langsung tamu-tamu istimewa Prof.
Reni. Ada tokoh masyarakat, artis dan aktor ngetop yang peduli dengan PAUD, ibu
menteri, pejabat terkenal. Masya Allah.
Ada satu lagi asisten
Prof. Reni yang bertugas sebagai sekretaris pribadi, saya memanggilnya mbak
Sri. Tugas mbak Sri mengelola administrasi dan menemani Prof. Reni berkunjung
ke berbagai wilayah di Indonesia untuk memantau langsung kondisi PAUD disana. Terkadang
saya bergantian dengan mbak Sri mendampingi Prof. Reni mengunjungi PAUD diluar
daerah. Saya ikut ke Bandung, Solo, Makasar, Padang, Lombok, NTT, ke masyarakat
Badui luar di Banten, dan wilayah lainnya.
Gbr.8 Kunjungan ke Sumbawa Barat bersama Prof.
Reni selaku Dirjen PAUDNI beserta Direktur dan jajarannya.
Bahkan
saya pernah naik pesawat fokker mengunjungi PAUD di pulau Sumbawa Barat,
melihat gunung emas asli, memasuki masjid terapung, konferensi menteri
pendidikan sedunia di Yogyakarta dimana saya sekamar dengan asisten pribadi
menteri pendidikan dan menteri luar negeri. Saya pun pernah bersama Prof. Reni naik mobil
mengunjungi PAUD di wilayah PT. Newmont dengan prosedur ketat, yaitu kecepatan mobil
wajib hanya 50 km/jam. Kalau melambat atau lebih cepat dari 50 km/jam, maka
mobil yang ditumpangi akan terkena radar tembakan. Benar-benar pengalaman yang
menakjubkan. Ada banyak ilmu dan wawasan yang terbentang di depan mata saya. Woww,
serruuu !
Gbr.9 Wisuda Kelulusan kami, resmi menyandang
gelar M.Si (Master of Sains) Pascasarjana PS-KTTI UI
Menjadi asisten Prof. Reni di
PAUDNI-Kemdikbud, tidak membuat saya lalai menjalani tugas belajar sebagai
mahasiswa PS-KTTI UI. Saya tetap rutin mengikuti jadwal kuliah. Saat memasuki
semester 4, saya ijin untuk tidak aktif sebagai asisten, ingin fokus
menyelesaikan tesis S2 saya. Terasa sedih, tapi saya bangga, bahagia telah
diberi banyak kesempatan dan peluang oleh Prof. Reni. Alhamdulillah tesis saya
selesai tepat waktu. Saya diwisuda dan lulus dengan nilai sangat memuaskan (very
good).
Gbr.10 Sertifikat ICONIPSY yang saya peroleh
dari kampus UGM-Yogyakarta
Selepas
wisuda, saya berkegiatan di seputar dunia PAUD. Berbekal ilmu kuliah dan
wawasan saat menjadi asisten Prof. Reni di kantor PAUDNI-Kemdikbud, pada tahun
2015 saya menjadi founder Psychology of Cooking dengan mengadakan
pelatihan untuk orangtua dan guru PAUD. Materinya seputar bagaimana cara mengelola
kegiatan cooking class untuk perubahan perilaku positif pada anak didik
PAUD baik di sekolah maupun di rumah. Saya juga berkempatan bersama dosen
PS-KTTI UI yaitu ibu Aliah Bagus Purwakania Hasan, M.Kes menjadi presenter mini
workshop tema islamic cooking class for children pada acara International
Conference on Islamic Psychology (ICONIPSY) di kampus UGM-Yogyakarta. Saya mengikuti
pula call of paper berjudul Cooking Class Untuk Anak Usia Dini pada
Simposium Nasional Riset Pendidikan di Universitas Paramadina.
Selanjutnya, bekerjasama
dengan Pemda DKI, saya diminta mengadakan trauma healing berupa kegiatan
cooking class untuk anak usia dini di sebelas rusunawa wilayah DKI
Jakarta. Tahun 2019, saya lolos seleksi menjadi asesor BANPAUD DKI Jakarta.
Gbr.11 Kegiatan Psychology of Cooking di
Rusunawa binaan Pemda DKI
Setelah sekian
lama jarang berkomunikasi dengan Prof. Reni, saya mendengar kabar salah satu putra
beliau wafat. Bersama mbak Desti, saya berkunjung ke kediaman Prof. Reni untuk
mengucapkan bela sungkawa. Saat itu Prof. Reni menyampaikan gagasan untuk
mengumpulkan alumni Kajian Islam dan Psikologi PS-KTTI UI dalam bentuk ngaji online.
Maka pada bulan
Mei 2020, diadakan Ngaji Online Kajian Islam dan Psikologi atau disingkat NOKIP,
menggunakan aplikasi Zoom online sebagai antisipasi tatap muka langsung terkait
adanya waspada pandemi Covid 19.
Tujuan program
NOKIP untuk memberi ruang kepada lulusan PS-KTTI mengamalkan hasil belajar yang
diperoleh, serta ajang ukhuwah kepada masyarakat umum agar masih bisa
memperoleh ilmu pengetahuan terkait Kajian Islam dan Psikologi secara online
dalam masa pandemi.
Program NOKIP
dimoderatori langsung oleh Prof. Dr. Reni Akbar-Hawadi, selaku Guru Besar
Psikologi Universitas Indonesia yang pernah pula bertugas sebagai Kepala
PS-KTTI UI. Kegiatan ini dilaksanakan sejak 23 Mei 2020 dan secara rutin
berjalan setiap hari Jumat sore pukul 15.30 – 17.30 WIB.
Pada
bulan September 2021, program NOKIP telah berjalan sebanyak 68 zoom online,
bersinergi dengan narasumber dari kalangan cendekiawan, akademisi, birokrat dan
praktisi. Para narasumber merupakan profil yang berpengalaman di bidangnya
berkaitan dengan keilmuan Kajian Islam dan Psikologi. Program ini bisa diikuti
oleh seluruh lapisan masyarakat, laki-laki dan perempuan tanpa rentang usia.
Gbr.12 Poster kegiatan Ngaji Online Kajian Islam
& Psikologi (NOKIP)
Hasil program NOKIP dapat dilihat di sosial
media melalui link youtube https://www.youtube.com/ngajionlinekip
dan instagram @ngaji.online.kip. Peserta NOKIP berasal dari berbagai wilayah di
Jabodetabek dan luar daerah seperti Sulawesi, Madura, Jawa Tengah dan lainnya. Betapa senangnya,
dakwah melalui NOKIP dapat diterima dengan baik.
Ya Allah,
penggenggam jiwa manusia. Sangatlah besar peran Prof. Reni dalam diri saya, memberi
banyak warna dan hikmah kehidupan. Saya
memuliakan Prof. Reni sebagai guru, pembuka gerbang ilmu. Tepat hari Selasa 22
Maret 2022 nanti, usia Prof. Reni memasuki 65 tahun. Curahan doa selalu dipanjatkan
untuk Prof. Reni. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, menyayangi,
melapangkan banyak kemudahan, meluaskan rizqi, memberi kesehatan prima dan
memuliakan Prof. Reni sekeluarga, bahagia fiddunya wal akhirah, Aamiin Yaa
Mujibassailin.
Barakallahu
fiikum Prof. Reni.
Jakarta, 10
Januari 2022
Dewi Savitri,
M.Si, CMHA