Minggu, 03 Oktober 2021

Masya Allah


Masya Allah adalah ungkapan bahasa Arab yang paling sering kita dengar dan digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Mengutip dari berbagai sumber yang menukil perkataan Syaikh Abdul Aziz bin Baz" 'Masya Allah' disyariatkan bagi orang mukmin ketika melihat sesuatu yang membuatnya takjub. Hal ini sesuai dengan Firman Allah:
_"Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan _" Masya Allah, la quwwata illa billah"_
(Sungguh atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah,
*QS. Al-Kahfi (18):39*.
Dalam KBBI, penulisannya bisa masya allah atau masya Allah). Hal ini merupakan kata ungkapan orang Arab untuk menunjukkan kekaguman terhadap seseorang, sesuatu atau kejadian. Masya Allah sekaligus pengingat kita bahwa sesuatu atau kejadian terjadi atas kehendakNya.
KBBI menyebutkan sebagai kata seru untuk menyatakan perasaan heran, sayang, dan keterkejutan (maknanya 'apa yang dikehendaki Allah').
Lebih jauh kita ketahui "masya Allah tabaarakallah" memiliki landasan As Sunnah. Nabi shollallahu'alaihi Wasallam berkata kepada Amir bin Rabi'ah radhiallahu'anhu _"mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan ketika melihat hal menakjubkanmu?"_
*HR. Ahmad.*
Dalam riwayat An Nasa-i dalam Al Kubra menggunakan lafadz :
_" mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan? Karena 'ain itu benar adanya"_.
Syeikh Muhammad bin Shahih Al'Utsaimin dalam Tafsir Alquranul Karim mengatakan bahwa kalimat Masya Allah memiliki dua makna, yaitu: _"inilah yang dikehendaki oleh Allah"_ dan _"apa yang dikehendaki Allah, maka itu yang akan terjadi."_
Kalimat ini merupakan salah satu bentuk pujian dan doa yang ditujukan kepada Allah SWT. Dan kita dianjurkan sebagai umat muslim untuk mengamalkannya.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
29 Zulhijah 1442H/08.08.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia