Rabu, 03 Juli 2019

Prajabatan, Nakasone, KORPRI, dan Program Akselerasi

Foto 'genk' Korpri saya, Prof.Dr.Ir.Indra Djati Sidi, Prof.Dr. Sudarsono Hardjosoekarto, dan Dr. Bambang Setiadi saat makan pagi di Grand Hyatt Hotel. 29/08/2018.


Babak 1
Tahun 1982, saya kenal dengan Darsono sebagai sesama peserta Prajabatan. Saya dar i Fakultas Psilogi  UI dan Darsono, alumnus IPB yang kemudian  menjadi dosen d FISIP UI. Kami selal u duduk berdekatan sehingga jadi sohib. Lulus Prajab kita masing-masing sibuk dan tak ada kabar berita. Sampai satu saat kita jumpa tidak sengaja. Darsono bilang , "Saya Minggu depan akan kuliah S2 di Jepang.. Ren bla bla..," Saya ajak suami saya berkenalan sebelum Darsono berangkat ke Jepang. Ia masih tinggal di rumah mertuanya di Kelapa Gading. 


Babak 2
Tahun 1988, saya ke Jepang sebagai salah satu peserta Program Nakasone unsur Youth Leaders. Say a baru saja tiba d Hotel Metropolitan, Tokyo. Dan saat saya mau mandi telpon berdering. Di ujung sana, "Moshi..moshi...welcome to Tokyo Reni San...apa kabar?" Alih-alih jawab "kabar baik, saya jawab duh ini siapa sih..koq tahu saya di sini..," Terus digoda, "tahu dong..kamu kan orang Top" wadduh..makin penasaran..sambil ingat-ingat suara siapa..karena saya tak nyebut nama dia, maka  Darsono bilang,"Saya Sudarsono.. Belum sempat ia lanjutin langsung say a teriak, "Ya Allaaaah Daaar..lo canggih amat siih.. tau-taunya guww ada di sini..gimana ceritanya nih"? Lantas dia cerita," Saya di Tokyo lagi S3, dan sekarang jadi Ketua PPI Jepang. Saya memiliki info tentang giat pemuda Indonesia yang ke Jepang. Saya baca ada nama kamu.. saya mau jahilin bikin surprise" hahaha..sukses ya ngerjain orang lo..Bla bla akhirnya Darsono menawari saya dkk Program Nakasone untuk ketemu dengan teman-teman PPI di Sekolah Indonesia Tokyo.


Babak 3
Tahun 1997 suami saya ikut Diklat SPAMEN LAN. Dia tinggal di asrama dan kembali ke rumah hanya akhir pekan saja. Satu waktu Idjul telpon saya bilang,"Kapusdiklatnya masih muda kayaknya seumuran kita...gayanya sengak..kepalanya dongak ke atas serius...disiplin dan pinter."  "Siapa namanya yah?"..waa siapa ya... kalau tak salah....ini ni Su dar sono" "Haaah..jangan-jangan temen guwe tuh..coba cek alumni Jepang nggak dia?" Masa ngga inget yah"..itu lho temen guwe Prajab" Hmm ya juga..kalai inget houdingnya....sekarang dia gemukan jadi pangling juga". " Coba jij telp saja ke sini cek dengan sekretarisnya" Akhirnya saya telpon..dan dr Lola memang betul Ka Pusdiklat LAN itu sahabat saya Dr. Ir. Sudarsono. Sejak itu silaturahim nyambung lagi dan saya dibebaskan ikut Ladies Program SPAMEN..karena memang lagi hamil anak ketujuh..."rajin amat siih..tujuh? Wah hebaat..salute.. ok gpp gak ikut ke Bogor khusus Bu Doktor" komentar Darsono di telpon.


Babak 4
Sabtu sore di tahun 1999 usai menghadiri resepsi anaknya Prof. Singgih D. Gunarsa d Ballroom Grand Melia Hotel saya dan suami menuju Gran Via Cafe d lt.2 bergabung dengan adik saya dan suaminya yang baru datang dari Hongkong. Saat mendekati escalator suami saya melihat sosok yang dikenalnya saat d SPAMEN sedang bergegas ke atas yaitu Pak Makhdum. Idjul lantas menegur dengan suara keras agar terdengar " Pak Makhduuuum apa kabaaar..." Pak Makhdum seperti buru-buru sambil telunjuk tangan kanannya keatas...bos bos katanya" ...suami saya mahfum dengan isyarat tersebut  lantas bilang " Salam untuk Bapak... tapi bilang dari Dr. Reni Akbar-Hawadi. Karena Pak Darsono lebih kenal dengan istri saya."


Babak 5
Siapa sangka setelah titip salam ke Pak Makhdum untuk Pak Darsono, bossnya.. nasib saya jadi berubah...Dua hari kemudian yakni Senin sore tiba-tiba telpon genggam saya berdering.. " Sudarsono di sini...setelah basa basi tanya kabar saya...lantas serius menanyakan saya apakah masih ada waktu untuk organisasi lantas saya ketawa sambil tanya organisasi apaan siih Dar..dia jawab KORPRI. " Haah Korpriiiii??? nggak  salah lo ngajak guwe..itu bukannya untuk pejabat aja ya.. kan guwe cuma level kampus aja Dar.." Eh..saya juga belum pernah di Korpri..yang penting kamu mau dulu..tapi jgn GR dulu ya..kalau kamu yang dipilih baru nanti Kamis sore dilantik sekalian. Sekarang segera kirim CV ke no fax ini. Selanjutnya sekretaris saya Lola yang akan urus ya Ren. Terima kasih banyak kesediaan kamu.

Babak 6
Hari Kamis pagi Lola telpon saya minta datang sore nanti di Hotel Indonesia dengan seragam Korpri. Di ruang tersebut saya tidak kenal satupun kecuali Darsono. Semua berseragam Korpri dan mayoritas laki-laki. Perempuan cuma tiga orang. Akhirnya sampailah di acara pembacaan susunan pengurus DPP Korpri Periode 1999-2004. Saat pembacaan Wakil Ketua II membidangi Departemen OKK, Litbang dan Pemberdayaan Perempuan Dr.Ir. Indra Jati Sidi..saya kaget luar biasa. Ya Allah..selama ini saya cari Dirjen Dikdasmen untuk urus legalitas program akselerasi tahu-tahu ketemu disini. Dan saya sebagai anak buahnya, Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan DPP Korpri.


Babak 7
Satu hari di bulan Desember 1997 ada rapat kecil di SMA Labschool Rawamangun Jakarta dipimpin Wakil Kepala Sekolah. Bu Ullya menyampaikan keinginan Yayasan ada program pembinaan untuk anak-anak berbakat dalam bentuk lain karena yang selama ini berjalan (Labschool salah satu Sekolah Rintisan Anak Berbakat) tidak ada civil effectnya. Saya menyebutkan ada dalam bentuk percepatan. Saya punya buku dewanya "Acceleration" karya Southern and Jones yang saya bawa dr AS saat studi literatur di Purdue University. Singkat cerita saya diminta untuk menyiapkan segala sesuatu dari sisi Psikologi. So SMA Labschol jelang TA 1998/1999 membuka pelatihan guru tentang persiapan kelas akselerasi. Saya juga membawa gagasan aksel ini ke SMP dan SMA Al Azhar Syifa Budi yang sama-sama secara historis telah memberi layanan untuk anak berbakat. Pihak yayasan menyadari bahwa belum punya "restu" pemerintah. Jadi Pak Arief pendekatan ke Ka Kanwil DKI Jakarta dan say a bersama Ketua Yayasan Al Azhar Syifa Budi ke Ka Kanwil Jabar. Kedua Ka Kanwil mensupport tapi menyebutkan kewenangan ada di tangan Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.


Babak 8
Persoalan legalitas program akselerasi yang belum jelas menjadi satu kecemasan sekolah. Saya juga merasa bertanggung jawab dan langsung puter otak...siapa yang bisa membantu. Suami saya yang selalu jad i teman diskusi saya mengingatkan "itu Jimly kan pernah jadi Staf Ahli Mendikbud. Hubungi saja dia"  Saat saya kontak Jimly sudah berkantor di Kantor Wapres. Betul...bismillah..saya bersurat ke Dr. DJimly Ashiddiqi (lupa y a sdh Prof belum di tahun 1998) dan alhamdulillah direspons cepat. Ia memberi surat yang ditujukan ke Dr.Ir. Indra Djati Sidi.


Babak 9
Detik-detik saya menanti jawaban surat Pak Jimly ke Pak Indra tentang nasib Program Aksekerasi yang dikirim by fax tahu-tahu saya dilantik jadi bawahan Pak Indra di DPP Korpri. Subhanallah..rahmat Allah..Melalui Korpri jalan terbentang luas untuk legalitas program akselerasi. Tahun 2000 Program Akselerasi dicanangkan Mendikbud secara resmi sebagai program nasional layanan pendidikan anak berbakat intelektual. Saya bangga bisa ikut membidani lahirnya Program Percepatan Belajar di Indonesia.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia