Rabu, 03 Juli 2019

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya


Sy dan suami dengan penuh gembira melihat video Reya cucu kami yang berusia 5tahun meliuk-liuk menari bersama temannya.

Semua anak begitu masuk PAUD akan memperoleh berbagai macam kegiatan yang akan memperkuat tahapan perkembangan yang sedang dijalaninya. Salah satunya adalah perkembangan fisik motorik.

Salah satu aktivitas yg kerap dilakukan adalah menari. Semua murid sebisa mungkin dilibatkan dalam kegiatan menari. Namun dari gerakan yg dilakukan anak orangtua bs lgs menilai kedalaman kecerdasan tubuh kinestetik yg dimiliki anak, berbakat tidaknya. Termasuk dari motivasi yg ditunjukan anak.

Anak yg suka menari akan mengulang-ulang tarian yg diajarkan guru setibanya di rumah tanpa disuruh. Ia jg bs spontan menggoyangkan badannya secara luwes begitu mendengar lagu. Dan dgn meningkatnya usia anak ia jg akan memilih ekskul tari atau minta dimasukan dlm sanggar tari.

Sy mau berbagi cerita lagi ttg masa kecil, kali ini ttg menari. Saya berusia 8tahun. Di satu pagi hari Minggu saya dijemput tante Hadiyin bersama anak perempuannya yang sebaya saya, Mardiati namanya. Mar panggilannya, murah senyum dan ramah.Mami menitipkan sy utk belajar tari Jawa di Sanggar Tari Sampan Hismanto. 

Begitu turun dr mobil persis di depan Bali Room Hotel Indonesia, sy dan Mar bergegas masuk. Sy menyingkap gorden tebal dan lgs terlihat segerombolan anak seumuran saya yang sibuk mengikatkan selendang polos warna-warni yg ujung-ujungnya bercorak batik ke pinggangnya. 

Saya dan Mar berjalan mendekati anak-anak tersebut, di antara mereka ada mbak Tati, kakaknya Mar dan temannya.

Mereka berdua ini kelak memperoleh peran sbg Rama dan Shinta dalam lakon Ramayana. Saya dan Mardiati menjadi kijang. Amal dan Gunung dua adik Mar yg laki-laki juga menari. Mereka berperan sebagai kethek. Ada kethek jahat dan ada kethek baik (Anoman) yg berbulu putih. 


Kami sempat pentas d Istora Senayan, Lapangan Banteng di area Patung Pembebasan Irian Barat. 

Entah kenapa tempat latihan kami kmd pindah ke Sekretariat IDI, Jalan Samratulangi,Menteng, Jakarta. Sy hanya ingat belajar tari Gambyong dan tari Bondan Payung.

Sayangnya setelah papi kembali ke kesatuan,ditempatkan d Kostranas sy berhenti belajar tari Jawa. Sy ingat kmd sy belajar tari Sumatra bsm teman-teman d satu rumah di Jalan Bangunan Barat,Rawamangun. Saat ada acara pentas seni di SMA Santa Ursula sy ikut manggung menari tari selendang yg sangat dinamis yg hrs fokus utk masuk kemananya agr selendang yg banyak itu bs terjalin bagus dan terurai kembali.

Semoga Reya bisa menekuni menarinya yang bisa membuat dirinya lbh ceria, dan luwes. 

Menari adalah bagian dr kecerdasan tubuh kinestetik. Apap Reya, Ardha memiliki passion besar dlm kegiatan olah raga yg ditekuni secara rutin bsm teman-temannya yaitu sepak bola, futsal, dan basket sepulangnya dari kantor dan atau pada akhir pekan.

Tidak heran kalau Reya memiliki ketertarikan pada menari.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia