Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan ujung tombak
keberhasilan program PAUDNI. Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal PAUDNI
memberikan penghargaan kepada mereka melalui kegiatan Apresiasi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan PAUDNI Tingkat Nasional Tahun 2013.
Kegiatan apresiasi tersebut diselenggarakan di Batam pada tanggal
3-8 Oktober 2013. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D membuka kegiatan di tengah guyuran
hujan, di Stadion Tumenggung Abdul Jamal, Batam, Kamis (3/10).
Meskipun hujan deras, namun para peserta tetap bersemangat dan sangat
antusias mengikuti kegiatan tersebut. Wamen mengatakan, tugas PTK PAUDNI dalam
memberikan layanan program PAUDNI sarat dengan beban dan tantangan. Untuk itu,
sudah sepatutnya pemerintah lebih meningkatkan kualifikasi dan kompetensi
mereka, serta memperhatikan tingkat kesejahteraan mereka.
Kegiatan
apresiasi PTK PAUDNI ini merupakan media dalam memotivasi seluruh pelaku PAUDNI
sebagai bentuk pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu,
relevansi, dan daya
saing. Direktur Jenderal PAUDNI menjelaskan, penyelenggaraan Apresiasi PTK PAUDNI
Berprestasi Tingkat Nasional dimaksudkan untuk memberikan penghargaan terhadap
PTK PAUDNI yang memiliki prestasi di bidang PAUDNI. Kegiatan ini sekaligus
upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pembinaan PTK PAUDNI.
Kegiatan
Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Nasional
diawali dengan rangkaian kegiatan lomba di tingkat kabupaten/kota, tingkat
provinsi, dan puncaknya pada tingkat nasional. Peserta yang hadir pada puncak acara adalah mereka yang menjadi juara
pertama pada lomba tingkat provinsi. Secara keseluruhan jumlah peserta lomba
tingkat nasional sebanyak 480 orang dan pendamping sebanyak 32 orang, sehingga
jumlah keseluruhan sebanyak 512 orang yang berasal dari 32 provinsi.
Para pemenang menerima hadiah berupa uang tunai, piala, dan piagam
penghargaan. Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi terdiri dari 17 jenis
lomba. Terdapat 15 jenis lomba kategori perorangan, dan 2 jenis lomba kategori
kelompok. Ke- 17 jenis lomba tersebut diantaranya lomba karya tulis untuk pengelola PAUD, lomba karya nyata untuk pemilik
PAUD, lomba karya nyata untuk pengelola PKBM, lomba karya nyata untuk tutor
pendidikan keaksaraan, lomba karya nyata untuk instruktur kursus tata busana,
lomba karya nyata untuk instruktur komputer, serta dua jenis perlombaan kelompok, yaitu lomba senam poco-poco dan paduan suara.
Seminar Internasional
Pada tahun 2013, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) PAUDNI menyelenggarakan sebuah seminar internasional.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 5-7 Oktober 2013 di
Hotel Harmoni One, Batam, Kepulauan Riau. Seminar internasional tersebut mengangkat
tema “Meningkatkan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD,
Nonformal dan Informal”.
Sebanyak 10 negara mengikuti seminar tersebut, yaitu Indonesia,
Australia, Laos, Kamboja, Pakistan, Bangladesh, Korea Selatan, Myanmar,
Nigeria, Vietnam, serta perwakilan dari UNESCO Indonesia. Peserta seminar
terdiri dari perwakilan pemerintah dan aktivis LSM internasional. Dalam seminar
tersebut, setiap perwakilan tiap negara mempresentasikan makalahnya mengenai
kondisi pendidikan non formal dan informal di negaranya masing-masing.
Usai presentasi, seluruh peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan
diskusi. Diskusi kelompok berlangsung di hari kedua, dengan tema yang
berbeda-beda. Kelompok pertama membahas tentang pelatihan dan pengembangan PTK
non formal dan informal. Kelompok kedua berdiskusi tentang kebutuhan,
rekrutmen, dan manajemen PTK non formal dan informal.
Sedangkan tema kelompok ketiga adalah penghargaan dan apresiasi
untuk PTK nonformal dan informal. Pada akhirnya, seminar internasional akan
memberikan rekomendasi untuk kemajuan PTK PAUD, non formal dan informal di
Indonesia serta negara lain. Salah satu peserta seminar dari Bangladesh, Md. Rafiquzzaman
mengatakan, seminar seperti ini penting untuk dilakukan karena sesama pegiat
dan pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan non formal dapat berbagi
pengalaman dan saling memberikan masukan terhadap masalah yang dihadapi.
Pembinaan PTK PAUDNI, Direktorat Jenderal PAUDNI berhasil
melampaui target. Dari sasaran sebanyak 7.200 orang, hingga Desember 2013
tercatat 9.989 PTK PAUD yang mengikuti diklat tersebut dari seluruh provinsi di
Indonesia. Direktorat memberikan bantuan 90 paket, masing-masing sebesar 90
juta. Diklat berjenjang dapat diselenggarakan dengan minimal jumlah peserta
sebanyak 80
orang. Pada tahun 2013, antusiasme PTK
Diklat Berjenjang
Dari sekian banyak program yang digulirkan Direktorat Jenderal
PAUDNI untuk mendongkrak mutu PTK PAUD, salah satu yang termasuk program
strategis adalah pendidikan dan pelatihan (diklat) berjenjang. Program ini merupakan bagian pembinaan karier melalui
program peningkatan kompetensi. Sepanjang tahun 2013, program diklat berjenjang
yang digelar Direktor PAUD yang mengikuti diklat berjenjang
sangat tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan diklat berjenjang yang
mencapai lebih dari 300 peserta dalam satu kelas. Tuntutan kompetensi pendidik PAUD
telah diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 yang telah diperbarui dengan PP
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 28 (1)
menegaskan bahwa pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Selanjutnya Pasal 29
(1
butir a) menyatakan bahwa pendidikan PAUD memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Direktur Pembinaan PTK PAUDNI, Dr
Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.Psi, menjelaskan, pelaksanaan diklat berjenjang
turut didukung oleh pemerintah daerah, CSR, maupun swadaya masyarakat. Sejumlah
daerah sudah cukup berhasil
melakukan diklat berjenjang, misalnya Provinsi Jawa Timur, dalam tiga tahun ini
sudah berhasil mendiklat sebanyak 6.772 orang. Provinsi Jawa Barat sebanyak
Penyaluran Sertifikasi dan Tunjangan
Tahun ini, tunjangan dan insentif untuk pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) PAUDNI naik menjadi Rp 812,49 miliar dari yang sebelumnya Rp
702,256 miliar pada tahun 2012. Meski angka tersebut terlihat cukup besar,
namun sebenarnya masih banyak para PTK yang belum terpenuhi kesejahteraannya. Oleh sebab itu, Direktur Jenderal PAUDNI
menegaskan bahwa tunjangan dan kesejahteraan seharusnya tak 100 persen dibebankan pada
pemerintah pusat. Sayangya, saat ini belum semua daerah mengalokasikan anggaran
pendidikan sebesar minimal 20 persen dari Angggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Terkait penyaluran tunjangan, Dirjen meminta Direktorat Pembinaan PTK PAUDNI dapat memberikan
layanan yang terbaik. Mulai tahun 2013, penyaluran tak lagi menggunakan
tunjangan mekanisme dekonsentrasi, melainkan terpusat.
Ini sesuai dengan keputusan rapat kerja komisi DPR RI dengan Mendikbud
tanggal 14 Desember 2012. Oleh karena itulah, dalam rangka menyukseskan
penyaluran tunjangan dan insentif tersebut, Direktorat Jenderal PAUDNI
membentuk tim khusus di masing-masing kabupaten/kota dan provinsi. Tim tersebut beranggotakan dua orang dari dinas pendidikan
kota/kabupaten, dan tiga orang dari dinas pendidikan provinsi. Terkait hal
tersebut, pada bulan Mei 2013, Direktorat Jenderal PAUDNI menggelar Rapat Sosialisasi dan Koordinasi Program PTK PAUDNI
Tingkat Nasional di Makassar. Persoalan data sasaran menjadi hal yang utama
dibahas dalam kegiatan tersebut.
Dengan pertemuan ini, diharapkan masalah anggaran tunjangan dan insentif
dapat segera terselesaikan. Terlebih lagi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk memberikan kesejahteraan bagi guru dan
menyalurkan tunjangan tepat waktu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak bosan-bosan mengingatkan
terkait tunjangan guru. Bahkan tidak terhitung jumlahnya, Mendikbud menggelar rapat
untuk mengecek langsung kesiapan masing-masing Direktorat PTK dalam penyaluran tunjangan guru.
Tunjangan Pamong Belajar
Di pengujung tahun 2013, terdapat kabar menggembirakan bagi para
pamong belajar dan penilik. Setelah melalui penantian panjang, akhirnya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2013 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Pamong Belajar dan Penilik tertanggal 12 November 2013.
Berdasarkan Peraturan Presiden tersebut, pamong belajar pertama
berhak mendapatkan tunjangan fungsional Rp. 500.000 setiap bulan, pamong
belajar muda Rp. 750.000 dan pamong belajar madya sebesar Rp. 1.000.000.
Sedangkan besaran tunjangan fungsional penilik pertama sebesar Rp. 520.000;
penilik muda Rp. 850.000; penilik madya Rp. 1.100.000 dan penilik utama Rp.
1.300.000.
Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2013 menyebutkan bahwa
tunjangan fungsional bagi pamong belajar dan penilik diberikan sejak Peraturan
Presi den diundangkan. Ketentuan lebih
lanjut mengenai
pelaksanaan Peraturan Presiden ini diatur oleh Menteri Keuangan dan atau Kepala
Badan Kepegawaian Negara (BKN) baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
menurut bidang tugasnya
masing-masing.
Direktur
Jenderal PAUDNI menegaskan pemberian tunjangan tersebut harus diiringi oleh
peningkatan kinerja para pamong belajar dan penilik. Para pamong harus membantu
penuntasan target program PAUDNI yang tertera dalam Renstra 2010 – 2014. Tunjangan
diharapkan mampu meningkatkan
inovasi dan kreativitas para pamong dalam mengembangkan model pembelajaran dan
layanan. Model pembelajaran yang sudah dikembangkan pamong belajar harus dapat
dipakai, jangan hanya disimpan. Hasil kajian tersebut juga harus dapat
disosialisakan ke SKB sebagai lembaga percontohan
program PAUDNI dan lembaga-lembaga PAUDNI.
0 komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.