Sabtu, 21 Juli 2018

Sistem Pendidikan Belum Optimal

JAKARTA -- Sistem pendidikan di Indonesia belum optimal dalam memperhatikan masalah individual differences  pada peserta didik. Akibatnya, pendidikan yang diterima peserta didik dirasakan tidak sesuai dengan kebutuhan inividu sehingga berujung pada rendahnya daya saing individu di dunia kerja. Ketidaktepatan antara jenis sekolah dengan  kemampuan umum (kecerdasan intelektual) peserta didik turut berkontribusi pada meningkatnya pengangguran, daya saing, serta  indeks pertumbuhan manusia Indonesia yang rendah. 

Penilaian itu dikemukakan oleh Kepala Pusat Pusat Kajian Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Reni Akbar Hawadi dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Psikologi Pendidikan UI di Jakarta, Rabu (1/7). Perempuan yang pernah menjadi Konsultan Psikologi  Bidang Pendidikan Anak Berbakat dan Berkemampuan Luar Biasa ini menyampaikan pidato pengukuhan berjudul 'Membangun Peran Psikolog dalam Pendidikan Nasional'.

Dalam pidato pengukuhannya, Reni Akbar merekomendasikan agar pemerintah melakukan diversifikasi jenis pendidikan taraf  mulai dari jenjang SMP, mengingat  tidak semua murid SD memiliki kecerdasan intelektual memadai untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Karena itu, diperlukan sekolah setaraf SMP untuk menampung peserta didik dengan IQ berkisar 70-89. "Kelompok IQ tersebut (tergolong sebagai anak lamban belajar atau slow learner ), perlu diberikan ruang khusus agar tetap menjaga kepercayaan dan harga diri mereka," tuturnya. 

Pada prinsipnya, kata mantan Dewan Redaksi Majalah Perkawinan dan Keluarga ini, slow learner tersebut tetap memiliki masa depan yang cerah asalkan bersekolah dan bekerja dalam bidang yang sesuai kemampuan mereka. Bagi murid SMP yang memiliki kecerdasan rata-rata, Reni menyarankan agar  tidak  melanjutkan ke SMA, tetapi ke SMK sesuai kemampuan, bakat, dan minatnya. Untuk itu perlu didorong pengembangan ragam SMK sesuai tuntutan dunia kerja. Setamat SMK siswa dapat melanjutkan ke program vokasional dan spesialis.

Bagi murid SD yang dengan kecerdasan tinggi, menurut dia, diarahkan untuk terus melanjutkan ke  SMP, SMA, dan universitas. Khusus mereka dengan klasifikasi highly gifted (IQ diatas 145), disarankan dididik khusus dan diberi beasiswa  untuk mengembangkan diri dalam  bidang-bidang yang relevan dan signifikan bagi perkembangan bangsa dan negara di era milenium ketiga ini, seperti bidang Teknologi Informasi (Information Technology), Teknologi Material (Materials Technology), Genetika  (Genetics) dan Teknologi Energi  (Energy Technology) dan Lingkungan (Environmentalism). Mereka inilah yang akan menjadi knowledge worker bangsa Indonesia di masa depan.

Sumber: https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/09/07/02/59622-sistem-pendidikan-belum-optimal

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia