Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi pada pembukaan Rapat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dengan organisasi mitra tadi malam, di Hotel Sahit Jaya Jakarta.
Menurut Prof. Reni Akbar Hawadi, sapaan akrab Dirjen PAUDNI yang baru
empat bulan dilantik itu, penataan institusi lembaga PAUD. Lembaga PAUD
harus memiliki fasilitas dan layanan yang baik. Untuk mengembangkan
lembaga PAUD tersebut, salah satu caranya adalah melalui kerjasama
dengan lembaga keagamaan dan organsasi masyarakat.
Selain itu, ada persoalan mendasar penyelenggaraan PAUD, yaitu guru,
pembimbing, dan pendamping. Mereka harus dibekali pendidikan yang lebih
tinggi, termasuk ikut pada pelatihan-pelatihan,” tambah Guru Besar
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Masalah lain, katanya, di depan 200 peserta yang terdiri dari pengurus
dan anggota IGTKI, Himpaudi, Muslimat NU, Aisyiah, dan Tim PKK ini
adalah kurikulum pembelajaran PAUD.
Reni juga menekankan pentingnya menanamkan budaya antri dan bersih mulai
usia dini. “Pesan ini dari Bapak Presiden SBY bagus sekali karena hal
ini merupakan persoalan kita sejak lama,” katanya.
Untuk itu, tambah Reni, pemerintah dan organisasi mitra perlu duduk
bersama untuk mencari jalan agar persoalan tersebut bisa diatasi.
“Apalagi harapan kita bahwa pada masa mendatang setiap desa kita harus
punya lembaga PAUD. Organisasi mitra harusnya ikut melakukan pemetaan,”
jelasnya.
Sementara itu, pada kegiatan yang sama, Direktur Pembinaan PAUD Dr.
Erman Syamsudin menjelaskan Rapat Koordinasi yang berlangsung setiap
tahun ini, dilaksanakan dengan tujuan mencari persamaan pandangan
terhadap perkembangan PAUD di tanah air. “Di sini kita akan mencari
jalan keluar bagaimana meningkatkan mutu dan mengejar APK tersebut.
(Sugito/HK)