Entikong - Direktur
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen
PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psi kembali melakukan kunjungan
kerja ke wilayah perbatasan. Akhir pekan lalu, Reni Hawadi, sapaan
Dirjen PAUDNI menyambangi Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Wilayah
tersebut berbatasan darat dengan negara Malaysia.
Reni menegaskan wilayah perbatasan
memerlukan perhatian yang lebih erat dari pemerintah pusat. Pasalnya,
kondisi infrastruktur, pendidikan dan kesehatan di wilayah tersebut
masih minim. Secara geopolitik, perhatian tersebut sangat dibutuhkan
agar penduduk kita tidak terpikat untuk berpindah kewarganegaraan.
“Pembangunan ekononomi kita dibanding
Malaysia relatif lebih rendah. Infrastruktur dan pendidikan disini masih
kurang dibanding negeri yang ada seberang kita,” ucap Reni saat
bertatap muka dengan para guru PAUD dan muspida kecamatan Entikong,
akhir pekan lalu.
Camat Entikong Markus menyebutkan di
wilayahnya terdapat 8 lembaga PAUD, namun fasilitasnya masih minim.
Selain itu, mereka juga masih kekurangan tutor. “rata-rata satu PAUD
hanya memiliki satu guru,” ucapnya prihatin.
Markus mengungkapkan, dari 5 desa yang
ada di Kecamatan Entikong, masih ada 2 desa yang sulit dijangkau. Untuk
menuju desa tersebut dibutuhkan perjalanan darat sekitar 5 jam. “Kami
kesulitan untuk mengembangkan PAUD di dua desa itu,” ucapnya.
Beri Bantuan APE
Dalam kunjungan kerjanya ke Entikong,
Dirjen PAUDNI memberikan beragam bantuan untuk masyarakat. Antara lain
paket Alat Permainan Edukatif (APE) untuk lima lembaga PAUD,
masing-masing sebesar Rp 8 juta. Selain itu, Dirjen juga memberi
rintisan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
“Saya minta agar direktorat terkait di
Ditjen PAUDNI memberikan pelatihan kecakapan hidup untuk masyarakat
disini,” ucapnya. Reni, yang merupakan psikolog pencetus program
pendidikan akselerasi berharap, agar bantuan yang diberikan dapat memacu
peningkatan program PAUDNI di perbatasan.
Sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id