Sabtu, 03 Maret 2018

Dr. Reni Akbar-Hawadi Motor Penggerak Kajian Islam dan Psikologi (KIP) PSKTTI Pascasarjana UI

Oleh Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA
Guru Besar Bidang Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, anggota MPR RI periode 1999-2004, Wakil Ketua dari Komisi Kajian Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat serta anggota Dewan Pertimbangan BP4 Pusat periode 20014 - 2019
      
Pertama kali ketemu Bu Reni, rasa-rasanya di kantor DPP KORPRI, yang saat itu berada di Gedung Proklamasi, di  Jalan  Proklamasi No.56,  Jakarta Pusat.  Bu Reni selain menjadi dosen di Universitas Indonesia, saat itu menjadi  fungsionaris Dewan Pengurus Pusat Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia,  jadi sering berkantor disana.   Saya kesana untuk berkenalan dengan beliau yang menjadi motor penggerak Kajian Islam dan Psikologi Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam  Pascasarjana Universitas Indonesia.

Hubungan saya dengan Bu Reni lebih pada bidang keilmuan dan pertemanan. Saya kebetulan dikukuhkan sebagai Profesor pertama di dunia dalam bidang Psikologi Islam (menurut pengakuan Prof.  Malik Badri, intelektual  Sudan yang di Malaysia, dan menjabat sebagai Presiden dari International Assosiation of. Moslem Psychologist). Yang menarik, saya belum pernah kuliah di Fakultas Psikologi, tapi jadi Profesor Psikoloogi Islam. Semula saya diusulkan sebagai guru besar ilmu tasauf oleh UIN Jakarta, tetapi di perjalanan  usulan itu diubah menjadi guru besar Psikologi Islam karena ternyata kum saya 75% isinya psikologi, dan hanya satu buku tulisan saya tentang tasauf. Maka jadilah saya dikukuhkan sebagai Profesor Psikologi Islam di Fakultas Psikologi UIN. Pidato pengukuhan saya berjudul: Pencegahan terorisme dengan pendekatan Islamic Indigenouse Psychology.

Salah satu program studi dibawah Pascasarjana UI adalah Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI), dan salah satu peminatan yang dikembangkan adalah Kajian Islam dan Psikologi.  Saat itu  baru Pascasarjana UI yang memiliki kajian Islam dan Psikologi, dan  Dr. Reni Akbar-Hawadi lah yang dikenal sebagai motor penggerak di Kajian Islam dan Psikologi (KIP) PSKTTI Pascasarjana UI. Atas saran siapa saat itu saya benar-benar lupa, saya lantas ketemu dengan Bu Reni di Kantor DPP Korpri tersebut diatas. Saya banyak diskusi dengan beliau. Dari komunikasi itu saya tahu bahwa anatomi akademik Bu Reni kebalikan dengan saya.  Kalau saya lebih menguasai Islam nya (dalam hal ini ilmu tasauf) sedangkan ilmu Psikologi konvensional saya  hanya sedikit tahu, sementara Bu Reni, pengetahuan tentang Psikologi konvensional sangat luas, tapi wilayah keislaman lebih terbatas. Hal ini kelihatan sekali ketika kemudian sedang sama-sama menguji tesis atau disertasi. Perbedaan anatomi itu kemudian melahirkan saling membutuhkan. 

Jakarta, 19 Pebruari 2018-  
Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia