JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini Non Formal dan Informal (PAUDNI), Lidya Freyani Hawadi mengatakan,
tahun ini jumlah PAUD terpadu akan dilipatgandakan. Jika pada 2011 jumlahnya
mencapai 500, maka, pada tahun ini, jumlah PAUD terpadu menjadi 1.000.
Lidya, yang biasa disapa Reni Akbar ini menjelaskan, seluruh bantuan yang dikucurkan
oleh Direktorat Jenderal PAUDNI akan diprioritaskan untuk seluruh PAUD terpadu,
yakni lembaga PAUD yang memiliki Taman Kanak-kanak (TK), Tempat Penitipan Anak
(TPA), dan Satuan Paud Sejenis (SPS). Ada pun, mengenai jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing lembaga.
"Bantuan kita prioritaskan untuk PAUD terpadu. Kita berpikir ulang jika
mau membantu lembaga yang berdiri sendiri-sendiri," kata Reni, Rabu
(8/8/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
Ia mengungkapkan, Kemdikbud telah menetapkan rintisan bantuan untuk
menggolkan misi menciptakan 1000 PAUD terpadu. Untuk TK, Kemdikbud akan
memberikan dana sebesar Rp 35 juta, untuk TPA sebesar Rp 45 juta, dan untuk SPS
sebesar Rp 25 juta. Mengenai prasyaratnya, bantuan itu hanya akan diberikan pada
PAUD terpadu yang unggul dan menjadi percontohan, memiliki lahan yang cukup,
serta memiliki tenaga pengajar setara D-4 atau S-1 dengan program.
"Tentu tidak semuanya kita bantu, kita seleksi yang sesuai dengan semua
kriteria itu," ujar Reni.
Untuk diketahui, kebijakan mendongkrak Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUDNI
mulai gencar dilakukan pemerintah menyusul persiapan menghadapi 100 tahun
Indonesia merdeka. Sejalan dengan itu, kebijakan ini merupakan upaya
memanfaatkan bonus demografi usia produktif Indonesia yang rentang waktunya
dimulai sekitar 2012 hingga 2035 mendatang. APK Paudni saat ini baru mencapai
34,5 persen. Dengan kebijakan ini, diharapkan jumlah tersebut dapat meningkat
secara signifikan.
PenulisIndra
Akuntono
EditorInggried Dwi Wedhaswary
Sumber: Kompas.com