Jumat, 09 Februari 2018

Dirjen PAUDNI “Dibakar” di Makassar


Lima penari asyik meliuk-liuk. Sepasang obor di tangan kiri dan kanan pun tetap menyala. Mereka sedang memperagakan tari khas Sulawesi Selatan bernama Tari Pepe-pepeka Ri Makka. Lagu yang mengiringi tari ini diyakini telah disusupi daya magis oleh penciptanya.

Tari Pepe-pepeka Rimakka yang dipersembahkan oleh sanggar tari dari Kabupaten Gowa ini, ditampilkan sebagai hiburan pada pembukaan Orientasi Teknis (Ortek) Penguatan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angkatan VIII di Aula Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (BP-PAUDNI) Regional III, di Makassar, Sabtu (30/11).

Usai membuka Ortek, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Lydia Freyani Hawadi Psikolog, disuguhi tari khas tersebut oleh penari.

Sambil menari, kelima penari yang semuanya perempuan membakar lengan dengan api dari obor di kedua di tangan mereka. Bagi mereka yang baru pertama kali menyaksikan adegan dalam tari tersebut akan bergidik karena api yang digenggam api sungguhan.

Selang beberapa menit menari, salah seorang dari mereka menjemput Prof Dr Lydia Freyani Hawadi Psikolog dari kursinya da mengajak masuk ke dalam arena tarian mereka. Kepala Pengembangan Kegiatan Belajar Masyarakat Sulawesi Selatan, Ahmad Parumbian yang duduk tidak jauh dari Dirjen PAUDNI berdiri untuk mendampingi Prof Lydia. Dan Prof Lydia pun “dibakar” oleh salah seorang penari.

Meski dibakar dengan api sungguhan, busaa penari maupun tamu yang dibakar dalam proses tarian itu tak akan terbakar. Bahkan, mereka menikmatinya sebagai sensasi sebuah tarian.

Sumber:  http://rusdy-embas.blogspot.co.id

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia