JAKARTA. Indonesia harus bangga memiliki berbagai corak budaya
unik. Ini menunjukkan kekayaan budaya Indonesia dengan ciri khas tiap
daerah yang menjadi akar kepribadian bangsa, termasuk rias pengantin,
yang tidak dimiliki bangsa lain.
Hal itu disampaikan Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi,
Psikolog saat mewakili Wamendikbud bidang Pendidikan Prof. Dr. Ir. H.
Musliar Kasim, MS, pada penutupan Pemecahan Rekor MURI Uji Kompetensi
Tata Rias Pengantin Tradisional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Kamis (27.6).
Menurut Dirjen kegiatan yang melibatkan lebih dari 500 orang ini
selain untuk mengukur kompetensi para peserta didik, juga diharapkan
menjadi media sosialisasi atas kekayaan budaya Indonesia di bidang tata
rias pengantin bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, juga bagi
bangsa lain di belahan dunia.
Dalam konteks ini, kata Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog,
satuan pendidikan seperti lembaga kursus dan pelatihan memiliki peran
yang sangat strategis dalam upaya pelestarian dan pembudayaan tat arias
pengantin tradisional kepada masyarakat.
“Agar masyarakat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tata
rias pengantin yang berkualitas dan sesuai dengan pakemnya, maka perlu
dikembangkan standar-standar pembelajarannya,” tambahnya.
Namun demikian, Dirjen menyarankan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran kursus dan pelatihan di bidang tat arias pengantin
tradisional tersebut, dapat dilakukan dengan merujuk standar
internasional melalui pendekatan adaptasi atau adopsi pendidikan
karakter agar dijadikan bagian yang tidak terpisahkan dlam pembentukan
insan cerdas, terampil, dan berakhlak mulia, agar tidak kehilangan jati
diri sebagai suatu bangsa.
Untuk itu diharapkan agar Himpunan Perias Pengantin Indonesia (HARPI)
Melati secara terus menerus menggali dan mengembangkan berbagai jenis
atau gaya pengantin pada setiap daerah yang nantinya dapat diusulkan
kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
agar dikembangkan ke dalam standar-standar pembelajaran.
“Disamping itu diharapkan HARPI Melati mengupayakan untuk mempatenkan
hak cipta atas seni tat arias pengantin tradisional tersebut sebagai
karya Bangsa Indonesia,” tambah Dirjen PAUDNI.
Selain itu, katanya, lembaga Sertifikasi Kompetensi Tata Rias
Pengantin mengupayakan agar uji kompetensi dapat dikelola secara
professional dan kredibel, dengan mengutamakan layanan yang prima dan
berkualitas serta dapat bersaing di kancah internasional.
Rekor MURI
Sementara itu, Ketua Lembaga Sertifikasi dan Kompetensi (LSK) Suyatmi
Harun menjelaskan peserta uji kompetensi tata rias pengantin
tradisional diikuti 506 orang yang meliputi 13 gaya pengantin
tradisional dari 23 Tempat Uji Kompetensi (TUK) di enam provinsi
masing-masing DIK Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Timur Lampung,
dan Bali.
Sedangkan tata rias pengantin 13 gaya tersebut adalah tat arias
pengantin gaun panjang, sunda putri, sunda siger, Yogya berkerudung,
pengantin Betawi, pengantin Padang, Pengantin Banten Lestari, Pengantin
Solo Putri, Pengantin Lampung Pepadun, Pengantin Bali Agung, Pengantin
Dayak Kenyah, Pengantin Dayak Bahau, dan Pengantin Balikpapan.
Dengan jumlah peserta sebanyak 506, Uji Kompetensi Tata Rias
Pengantin Tradisional ini berhasil memecahkan rekor MURI. “Pemecahan
rekor MURI tahun ini tujuannya selain mengukur tingkat kompetensi
peserta kursus juga mensosialisasikan tata rias pengantin yang merupakan
salah satu kekayaan budaya kita sebagai jati diri bangsa Indonesia
kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan bangsa lain di dunia,”
tambah Suyatmi Harun. (Sugito/HK)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Menghadiri Halal bi Halal Fakultas bagi saya penuh kegembiraan krn bs jumpa dengan para guru/senior yang telah pensiun. Nah salah satu ...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)