Senin, 16 Oktober 2017

Indonesia Kekurangan Dosen Pendidikan Luar Sekolah

Pengurus Ikatan Asosiasi Pendidik Nonformal Indonesia, Prof. Supriyono (paling kiri) dan Sri Koeswantono (tengah) bertukar kartu nama dengan Dirjen PAUDNI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog sebelum berdiskusi tentang permasalahan dan tantangan seputar pendidik PNF, Selasa (2/4). (foto: Fariz)
JAKARTA. Indonesia masih kekurangan dosen pendidikan nonformal (PNF), atau pendidikan luar sekolah (PLS). Hingga saat ini, tercatat hanya 713 dosen PLS. Mereka tersebar di 34 perguruan tinggi, yang terdiri dari 12 perguruan tinggi negeri dan 22 perguruan tinggi swasta.
Hal tersebut disebutkan oleh Kepala Bidang Humas Ikatan Asosiasi Pendidik Nonformal Indonesia (IKA PNFI) Prof. Supriyono saat berdiskusi dengan Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog, Selasa (2/4). “Jika dilihat dari yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional, hanya 713 orang dosen PLS di seluruh Indonesia,” sebut Supriyono.
Supriyono, yang juga merupakan dosen di Universitas Negeri Malang tersebut mengatakan Indonesia butuh lebih banyak lagi dosen PLS. Sebab, hingga saat ini masih cukup banyak anak-anak putus sekolah. Sehingga, butuh pendidikan nonformal untuk menjangkau mereka guna memberikan layanan pendidikan.
Selain minimnya tenaga pengajar, Supriyono juga mengungkapkan banyak sarjana lulusan PLS yang tidak bekerja di bidang PLS. Mereka justru lebih tertarik mengajar di jalur  pendidikan formal.
Pada diskusi tersebut, Dirjen PAUDNI mengatakan bahwa untuk merekrut pendidik maupun tenaga kependidikan di bidang PAUDNI bukanlah perkara mudah. Pengajuan formasi tersebut sebagian besar harus dari inisiatif pemerintah daerah. Dirjen juga melontarkan kritik kepada para dosen PLS yang selama ini relatif minim melakukan riset. “Saya harap dosen-dosen PLS lebih agresif memberikan feeding kepada pemerintah. Masukannya bisa berupa hasil riset, tulisan maupun kritik di media,” ucapnya.
Sekretaris Ditjen PAUDNI Dr. Gutama mengusulkan agar para dosen PLS dan birokrat di lingkungan Ditjen PAUDNI saling bertukar informasi dan pengalaman. Para dosen diharapkan dapat berbagi ilmu hasil riset terbaru, sedangkan birokrat dapat memberikan pengalaman di tataran praktik kepada para mahasiswa dan dosen PLS.
Selenggarakan Munas
Pada diskusi yang berlangsung di ruang sidang Sekretaris Ditjen PAUDNI tersebut, Prof. Supriyono juga menyampaikan bahwa IKA PNFI akan menyelenggarakan musyawarah nasional ke-2 yang akan diselenggarakan tanggal 9-12 Mei 2013.
Kegiatan tersebut akan diselenggarakan di Universitas Negeri Malang dan dihadiri para dosen PLS serta organisasi mitra. Tema yang diangkat adalah Membangun Bangsa Melalui PLS. Agenda yang diusung dalam kegiatan tersebut antara lain adalah pemetaan kurikulum. (Yohan Rubiyantoro/HK

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia