Senin, 09 Oktober 2017

Ditjen PAUDNI Menggelar Pelatihan Pendidikan Keorangtuaan

BANDUNG. Direktorat Jenderal PAUDNI telah menyelenggarakan workshop pendidikan kecakapan keorangtuaan pada tanggal 21 Oktober 2013 hingga 24 Oktober 2013. Kegiatan tersebut di ikuti 90 orang peserta dari sejumlah organisasi masyarakat. Antara lain PKK, Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan beberapa organisasi perempuan dan keagamaan.

Direktur Jenderal PAUDNI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog meminta agar para lembaga mitra Direktorat Jenderal PAUDNI menyelenggarakan program pendidikan kecakapan keorangtuaan. “Saya juga mengharap partisipasi pemerintah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan program ini,” ucapnya saat membuka kegiatan.

Palupi Raraswati, Kasubdit Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, selaku penyelenggara menuturkan pentingnya kecakapan keorangtuaan (parenting). “Keluarga merupakan pilar terkecil dalam masyarakat, dan orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi pembentukan pribadi dan karakter seseorang,” ucapnya.

Oleh sebab itu, setiap orangtua diharapkan mampu mendidik anak sejak dalam kandungan,  hingga putra-putri mereka  mampu hidup mandiri. “Workshop parenting ini kami selenggarakan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan peserta tentang pendidikan kecakapan keorangtuaan,” ucapnya. 

Selain itu, pada kegiatan yang diselenggarakan di Bandung tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat juga menyosialisasikan sejumlah panduan parenting, berupa brosur, leaflet, dan poster hasil kerja sama dengan UNESCO Jakarta.

Praktik Mengajar
Pada pelatihan tersebut, panitia juga membekali para peserta dengan pelatihan mengajar (micro teaching). Sebanyak 100 orang ibu rumah tangga dan kader posyandu dari Bandung dan Sumedang berlatih mengajar pendidikan keorangtuaan. Mereka yang dibagi dalam tiga kelas mengajar dengan berbagai metode, dan media pembelajaran yang dibuat sendiri. Ada yang menggunakan powerpoint, gambar, drama, lagu, dan media pembelajaran lainnya.


Julaekha, peserta yang berusia paling lanjut menilai kegiatan tersebut sangat bermanfaat. Wanita 73 tahun asal Gorontalo tersebut berharap pengetahuan yang ia peroleh tentang pendidikan keorangtuaan dapat ditularkan kepada masyarakat di daerahnya.  “Banyak ilmu dan informasi yang saya peroleh untuk bekal melakukan pendampingan terhadap masyarakat,” ucapnya.

Pada workshop tersebut, panitia memperkaya wawasan peserta dengan sejumlah materi. Antara lain  Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan di Masyarakat oleh Dr.Elih Sudia Permana, Pengajar Universitas Pendidikan Indonesia. Pola Asuh Anak dengan Gizi dan Jajanan Sehat oleh Prof.Sudarto, Guru Besar Universitas Indonesia. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini oleh Dr.Uum Suminar, M.Pd, Pusat Pengembangan PAUDNI Regional Bandung, dan Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Eksploitasi Anak oleh Ninik Srirahayu dari  Komisi Nasional Perempuan. (Khairullah Syakerani/Yohan Rubiyantoro)

Sumber: Paud dan Dikmas Kemdikbud

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia