Minggu, 15 Oktober 2017

Ditjen PAUDNI Ajak Dunia Usaha Peduli PAUD

Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog membaca dengan seksama aturan kehigienisan bagi pengunjung sebelum memasuki pabrik susu Nestle Indonesia di Kec. Kejayan, Kab. Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (15/1).
PASURUAN. Untuk merealisasikan akses layanan untuk seluruh anak usia dini di Indonesia, pemerintah tak bisa berjalan sendiri. Butuh kepedulian bersama. 
Sumbangsih perusahaan dalam dalam perkembangan pendidikan anak usia dini melalui corporate social responbility (CSR) akan sangat membantu .

Demikian disampaikan oleh  Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat melakukan kunjungan ke pabrik susu Nestle Indonesia di Kec. Kejayan, Kab. Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (15/1).

Dikatakan Lydia, yang juga dikenal sebagai Reni Akbar-Hawadi, pemerintah memiliki keterbatasan, terutama dalam hal anggaran. Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) PAUD di Indonesia masih berada pada angka 54,64 persen. Untuk mencapai target APK 75 persen pada tahun 2015, dibutuhkan dana Rp17 triliun. Akan tetapi, tahun ini saja anggaran untuk seluruh program PAUDNI dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sebesar Rp2,4 triliun.
“Jika beban ini kita bagi bersama, maka penyediaan pelayanan akses PAUD untuk anak usia dini Indonesia akan semakin mudah,” kata Reni di hadapan pimpinan dan karyawan Nestle Indonesia.

Guru Besar Universitas Indonesia ini juga menyatakan, langkah ini bisa dimulai dari penyediaan PAUD untuk anak-anak karyawan. Kemudian dilanjutkan dengan pengadaan PAUD untuk anak-anak peternak sapi perah yang bekerja sama dengan Nestle.
Sebagai perusahaan besar, Nestle Indonesia memiliki 2.900 karyawan dan menaungi 33.000 peternak sapi perah di seluruh Indonesia. Penyediaan PAUD bagi anak-anak karyawan dan peternak sapi perah oleh Nestle akan menjadi langkah besar bagi perkembangan PAUD.

“Nestle bisa membantu peternak sapi perah di pedesaan dengan memberikan layanan PAUD di tengah pemukiman. Jadi tidak cukup pada peningkatan kesejahteraan masyarakat saja, tapi juga pendidikan,” kata Reni.

Selanjutnya, Reni menyatakan, dalam hal ini Direktorat Jenderal PAUDNI bisa menjadi rekan kerja sama yang akan memberikan bimbingan, atau melakukan pembinaan untuk pendidik dan pengelolaan PAUD.

Aksi Sosial

Nestle Indonesia adalah salah satu perusahaan yang aktif melakukan aksi sosial melalui CSR. Bidang yang menjadi perhatian Nestle Indonesia di antaranya adalah pendidikan nonformal dan informal. Bentuknya adalah dengan melakukan pelatihan pra dan pascapanen kepada petani kopi di Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Barat. Nestle Indonesia juga membantu pendidikan melalui pondok pengajian dan musala.

Selain itu, perusahaan yang memulai produksinya di Indonesia sejak 1971 ini juga mendukung program “Posyandu TAT (tumbuh, aktif, tanggap) yang didukung oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pusat, dan kegiatan “dokter kecil mahir gizi”, sebagai program untuk pendidikan gizi dan kebersihan diri untuk anak usia sekolah yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Dina Julita/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia