Senin, 09 Oktober 2017

Dirjen PAUDNI: Kejar Target APK PAUD 75% Tahun 2015

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psi, meminta agar seluruh dinas pendidikan provinsi bekerja keras membantu mewujudkan target angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD sebesar 75 persen pada 2015.
Hal tersebut ia sampaikan saat membuka acara Sosialisasi Kerja Sama Program PAUDNI yang digelar oleh Sekretariat Ditjen PAUDNI di Makassar pada 7 Maret 2012. Pada acara yang dihadiri oleh seluruh Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) dari 33 provinsi tersebut, Prof. Reni Hawadi, sapaan akrabnya, menegaskan perhatian pemerintah pusat terhadap perkembangan PAUD di Indonesia sangat tinggi.
Itu tercermin dari besarnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk mengembangkan dan membina lembaga PAUD, termasuk para pendidik dan tenaga kependidikannya. Sebab itu, Prof. Lydia meminta agar dana bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah pusat tidak diselewengkan di daerah. “Penggunaan bantuan sosial harus dikelola secara profesional,” ucapnya tegas.
Pengembangan Program Sesuai MP3EI
Selain memberikan arahan mengenai PAUD, Dirjen PAUDNI yang merupakan Guru Besar Fakultas Psikologi UI tersebut meminta agar program kursus, PKBM, dan juga serangkaian kegiatan pendidikan nonformal diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh regional.
Prof. Lydia yang baru menjabat sekitar enam pekan tersebut, sudah menggelontorkan gagasan mengenai pengembangan program PAUDNI yang disesuaikan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tak hanya sekedar konsep, Prof. Lydia sudah membentuk tim untuk memuluskan gagasannya tersebut.
Berdasarkan konsep MP3EI yang dikembangkan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Komite Ekonomi Nasional itu, Prof Lydia meminta agar pengembangan program pendidikan nonformal diarahkan sesuai koridor ekonomi yang telah ditetapkan. Ia memberi contoh, misalnya di koridor Kalimantan yang ditetapkan sebagai basis produksi migas, maka pengembangan program harus diarahkan pada sektor tersebut. “Buat kursus yang sesuai dengan bidang itu, agar kursus bisa menghasilkan lulusan yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah,” kata Lydia. (Yohan/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia