MATARAM.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi guru pendidikan anak usia dini
(PAUD) perlu digencarkan. Ini untuk mengatasi masih rendahnya tingkat
pendidikan guru PAUD yang ada saat ini.
“Idealnya guru
PAUD berpendidikan minimal S1. Namun saat ini, baru 16 persen Guru PAUD
yang berpendidikan sarjana. Lainnya memiliki tingkat pendidikan yang
lebih rendah. Bahkan di beberapa daerah masih ada guru PAUD yang hanya
lulusan SMP,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal (Dirjen PAUDNI) Prof. Lydia Freyani Hawadi,
Psikolog saat pembukaan Diklat Peningkatan Kompetensi Tutor PAUD di
Mataram, Nusa Tenggara Barat, belum lama ini.
Untuk itu Guru
Besar Universitas Indonesia ini menyatakan intensitas penyelenggaraan
diklat bagi guru PAUD perlu ditingkatkan demi peningkatan kompetensi
para pendidik tersebut.
“Dengan banyak mengikuti diklat, kemampuan guru PAUD dalam membentuk individu, kepribadian, dan watak anak akan semakin bertambah,” ujar Reni Akbar Hawadi, panggilan akrab Lydia.
Selain itu,
Reni juga mendorong guru PAUD untuk memiliki motivasi dari dalam dirinya
sendiri untuk sering mengikuti berbagai diklat, terutama bagi mereka
yang baru menjadi guru PAUD.
“Kita tahu
bahwa usia dini ini adalah usia krusial jadi sehingga mau tidak mau para
guru harus punya keinginan untuk meningkatkan kemampuannya,” tambah
Reni. (Sugito/HK)
Sumber :Dirjen PAUDNI Kemdikbud