Kamis, 02 Maret 2023

UNESCO: Indonesia panutan penuntasan tunaaksara


Jakarta (ANTARA News) - Organisasi dunia di bidang pendidikan (UNESCO Institute for Lifelong Learning/UIL) menilai Indonesia sebagai panutan untuk negara-negara lain dalam penuntasan tunaaksara.


"Ini berkat kerja keras kita dalam membasmi buta aksara dan berhasil meraih King Sejong Award tahun lalu," ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Lydia Freyani Hawadi di Jakarta, Selasa.


King Sejong Literacy Award adalah penghargaan yang diberikan UNESCO atas keberhasialan Indonesia dalam mengurangi jumlah tunaaksara lebih cepat daripada waktu yang ditargetkan, yaitu 7,5 juta orang pada tahun 2015. Namun, Indonesia sudah bisa mencapainya pada tahun 2010.

"Kita patut berbangga hati. Namun, tidak boleh lupa karena masih ada 11 juta warga Indonesia yang buta huruf dan ini harus segera dituntaskan," tambah Lydia.

Dalam kesempatan yang sama Lydia mengumumkan bahwa Indonesia menjadi anggota editorial Laporan Global Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa Ke-2 (Grale II), di samping menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Forum Kebijakan Internasional Pendidikan Keaksaraan dan Kecakapan Hidup bagi Remaja Rentan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

"Forum ini menjadi ajang untuk Indonesia berbagi pengalaman dalam menuntaskan tunaaksara," jelas Lydia.

Forum internasional yang berlangsung pada tanggal 20--22 Agustus 2013 di Jakarta ini, diikuti oleh 120 peserta dan 19 negara dari kawasan Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Arab.

Forum itu bertujuan membuat kertas kebijakan internasional dalam memberikan kesempatan belajar bagi remaja rentan agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Forum tersebut juga mengundang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau CLC (Community Learning Center) sebagai pusat edukasi literasi dan kecakapan hidup untuk masyarakat yang kurang beruntung karena keluar atau tidak mendapat sistem pendidikan formal.

"Di sinilah peran PKBM ditunjukkan bahwa pembelajaran sepanjang hayat itu penting dan memegang peranan yang strategis untuk pemberantasan tunaaksara," kata dia.

Pewarta: Maria Rosari
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia