Oleh: Desti Anggraini,S.P.,M.Si
Koordinator SDM dan Kerjasama SIL-SKSG Universitas Indonesia
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Si., M.M., Psikolog atau yang biasa saya sapa dengan bu Reni adalah salah satu pimpinan saya di Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam (PSKTTI) UI. Sebenarnya banyak cerita terkait beliau, namun ada tiga momen yang menurut saya paling berkesan untuk saya share.
Pertama :
Capacity Building ke Malaysia
Pada era kepemimpinan bu Reni, kami
para tendik PSKTTI yang berjumlah delapan orang bisa pergi ke Malaysia untuk capacity building pada tahun 2010. Jujur sebelumnya kami tidak pernah membayangkan bisa
jalan-jalan ke luar negeri dengan gratis. Tapi bu Reni mengajak kami untuk capacity building sambil jalan-jalan ke
Malaysia, tepatnya Kuala Lumpur (KL). Kami berangkat dengan maskapai low-cost carrier yang berangkat
pada penerbangan pertama, sehingga
kami semua pada jam 3 dinihari sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta. Saya tidak tau kenapa bu Reni meminta saya
untuk menjadi PIC kegiatan ini. Padahal saya belum pernah ke Malaysia. Meskipun
saat itu saya bingung bagaimana me-arrange
perjalanan, namun saya coba untuk melaksanakannya. Nah.. ini seru! Saat pemberangkatan saya gak
nyangka sama sekali kalau kita salah terminal. Untung kami cepat sadar hahaha.. melihat T3
gelap dan sepi, tidak ada pergerakan
orang-orang serta counter yang masih
tutup. Saya bersyukur sekali mobil orangtua saya dan satu mobil
lainnya masih ada. Jadilah kami ber 12 bergegas menuju T2 dan tidak perlu lama- lama menunggu
saat boarding
time. Oia..selain kami ber sembilan kegiatan ini juga diikuti oleh satu orang anak
bu Reni, satu orang dosen PSKTTI dan adek saya dimana mereka bertiga bayar
sendiri (tidak menggunakan dana PSKTTI).
Rencana perjalanan untuk ke
KL dilakukan dengan matang. Bu Reni meminta saya menyusun terlebih dahulu
itinerary sebelum di diskusikan lebih lanjut dengan
beliau, sekaligus memberikan nomor kontak agen perjalanan yang biasa beliau
gunakan. Saya tinggal berkoordinasi
dengan tour and travel agent tersebut. Sementara
untuk tiket dan hotel saya coba cari sendiri di internet agar sesuai dengan budget dari kantor . Bagian keuangan
menyebutkan besarnya anggaran yang tersedia, saya menyesuaikan dan menyusun lengkap daftar
destinasi, jadwal kegiatan harian, transportasi, akomodasi hingga konsumsi.
Alhamdulillah, kegiatan capacity building ini sekitar 3 hari 2 malam berjalan lancar dan sukses. Dalam menyusun destinasi wisata Bu Reni mengarahkan saya fokus ke tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi saja. Jadilah kami mengunjungi Merdeka Square, Petronas Twin Towers, KLCC, Jalan Alor Food Street, Sultan Abdul Samad Building, Sultan Salahuddin Abdul Aziz Mosque, University of Malaya, Batu Caves, Dataran Tinggi Genting, Putrajaya dll. Meskipun banyak hal yang saya rasakan untuk kegiatan ini, mulai dari stress, senang, semangat, seru, dan lainnya, tapi kegiatan ini secara tidak langsung mengajarkan saya bagaimana meng-arrange suatu perjalanan jauh dan lebih disiplin. Melalui capacity building ini, semua karyawan PSKTTI bisa merasakan keseruan jalan-jalan ke luar negeri.
Musholla Lantai 4 Gedung IASTH UI
Sebelum kepemimpinan bu Reni, para karyawan PSKTTI UI melaksanakan sholat zuhur dan ashar di pojok ruangan di secretariat PSKTTI yang di-setting menjadi musholla. Namun di era kepemimpinan bu Reni, beliau ingin agar ada satu ruangan di lantai 4 yang bisa dijadikan musholla sehingga karyawan lebih nyaman untuk beribadah. Selain itu, mushollah tersebut juga bisa digunakan oleh para mahasiswa untuk sholat. Meskipun jarak PSKTTI UI tidak terlalu jauh dengan masjid, namun cukup butuh waktu bagi mahasiswa untuk menjangkaunya dengan waktu istirahat antar kuliah hanya 15-30 menit. Saat itu semua ruangan di lantai 4 telah digunakan untuk perkuliahan, kantor sekretariat 3 program studi dan ruang ikatan alumni program pascasarjana (Iluni PPs UI). Dikarenakan ruang sekretariat Iluni PPs UI jarang digunakan, beliau berinisiatif untuk menjadikan ruangan tersebut menjadi musholla. Beliau meminta saya untuk koordinasi dengan Ketua Iluni PPs UI saat itu yaitu Bapak Imron Rosyadi yang kebetulan juga alumni PSKTTI. Setelah koordinasi dengan ketua Iluni PPs UI, akhirnya ruangan tersebut beralih fungsi menjadi sebuah musholla.
Alhamdulillah, setelah dibersihkan dan ruangan tersebut layak digunakan, Prodi melengkapinya dengan karpet. Bu Reni sendiri menyumbang dua foto lukisan dari rumahnya yaitu lukisan Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah untuk diletakkan di dinding musholla serta beberapa sajadah. Beberapa alumni peminatan Kajian Islam dan Psikologi (KIP) menyumbang dana/barang untuk perlengkapan musholla seperti rak perlengkapan sholat, mukena, sajadah, sandal untuk wudhu dan rak sandal . Kami semua bersyukur dengan adanya musholla ini, para karyawan di lantai 4 bisa sholat di tempat yang lebih nyaman dan bersih. Selain itu, mahasiswa juga sangat terbantu karena dengan waktu yang kadang mepet antar kuliah yang satu dengan yang berikutnya, sholat magrib mereka tidak tertinggal. Musholla ini juga digunakan untuk tamu ataupun para peserta kegiatan yang diadakan oleh PSKTTI ataupun prodi lain yang ada di Gedung IASTH UI.
Kegiatan Ambassador Lecture Series
Kegiatan Ambassador Lecture Series (ALS) adalah salah satu program Bu Reni yang menurut saya keren banget karena mengundang duta besar – duta besar negara timur tengah dan beberapa negara lainnya untuk memberikan kuliah umum di PSKTTI UI. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan beberapa universitas di Indonesia seperti Universitas Syah Kuala, Universitas Riau, Universitas Gadjah Mada, Universitas Jember, Universitas Al Azhar Indonesia dan juga Universitas Hasanudin. Untuk kegiatan ini bu Reni melibatkan saya untuk kordinasi dengan Direktorat Sistem dan Teknik Informasi UI terkait video conference. Awalnya siy saya bingung harus ngapain, tapi lama kelamaan terbiasa juga.. Walaupun setiap kegiatan ALS ini selalu penuh dag dig dug, tapi senang juga karena saya jadi banyak kenal orang di luar UI. Oh ya, ALS yang paling ribet itu adalah ketika narasumbernya adalah Dubes dari Amerika. Semua hal harus dipastikan sebelum acara mulai dari siapa saja yang akan hadir, panitianya siapa, dll. Walaupun sedikit ribet, alhamdulillah acara tersebut berjalan lancar.
Demikian tiga momen yang berkesan dengan bu Reni. Buat saya.. bu Reni itu seru, keren, inspiratif, good management, inovatif, modis, walau kadang bikin hati dag dig dug.. hehehehe…Terima kasih bu Reni atas semua pengalaman seru dan berwarna untuk hidup saya. Happy Milad. Semoga Ibu sehat selalu dan selalu dilindungi Allah Swt. Aamiin Yaa Rabb…
Salemba, 24 Januari 2022
Desti Anggraini, S.P., M.Si.