Kamis, 22 November 2018

MEMBANGUN DESA SAYANG ANAK, IBU DAN KELUARGA PRA SEJAHTERA

DALAM Rakornas PAUDNI di Yogyakarta minggu lalu, Dirjen PAUDNI, Prof. Dr. Lidya Freyani Hawadi, PSi, telah menguraikan program dan kegiatan di lingkungan Dirjen PAUDNI untuk tahun 2014 kepada seluruh peserta Rakernas yang terdiri dari para Kepala Bappeda dari seluruh provinsi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari seluruh  Indonesia, juga kepada Kepala Perwakilan BKKBN seluruh Indonesia dan kalangan lain yang terkait. Pada akhirnya Ibu Dirjen mengharapkan agar keberhasilan program PAUD dan upaya pemberdayaan keluarga melalui pelatihan dan bantuan usaha untuk keluarga  miskin bisa melahirkan kabupaten, kota atau akhirnya Desa yang sayang anak, sayang Ibu dan sayang kepada Keluarga Pra Sejahtera.
 
Bantuan kepada masyarakat diarahkan untuk mendirikan dan membina PAUD di setiap desa agar orang tua muda yang mempunyai anak balita bisa mengirim anak-anaknya ke PAUD  yang berbobot di desanya. Menurut rencana, diusahakan diadakan setidak-tidaknya sebuah PAUD di setiap desa di Indonesia agar menjadi stimulan bagi masyarakat,  utamanya keluarga muda, bercita-cita dan memenuhi cita-citanya mengirim anak-anaknya secara dini ke PAUD. Anak-anak, yang berkat adanya program KB hanya ada dua orang  saja, menjadi tidak kesepian dan secara dini membangun kekerabatan dengan anak-anak
tetangga dalam bimbingan guru PAUDnya. Kekerabatan itu akan menjadi modal sosial  untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa yang dimulai pada saat usia dini  melalui penggemblengan yang ceria dalam bimbingan pengasuh PAUD dengan penuh kasih sayang.


Anak-anak yang ceria akan bermain bersama dalam suasana persahabatan gotong royong, sehingga masing-masing akan berpikir secara positif menghargai sesamanya. Melalui bimbingan guru PAUD yang professional, anak-anak bisa tumbuh kembang secara positif.  Dengan bimbingan yang baik diharapkan bisa menghasilkan sumber daya manusia yang  berkarakter dan sekaligus sanggup belajar setinggi mungkin sehingga bisa menjadi sumber daya yang handal untuk menyongsong ulang tahun kemerdekaan yang ke 100 pada tahun 2045 mendatang.

Program pendidikan anak usia dini yang kelihatannya kecil, sesungguhnya menyangkut  masa depan bangsa yang kader-kader kepemimpinannya justru diolah dan dimantapkan pada usia dini. Usia dibawah lima tahun adalah usia dasar dimana karakter dan kepribadian bangsa mulai ditanamkan untuk kemudian diisi dengan masukan yang mencerdaskan anak  bangsa pada usia muda di SD, SMP, SMA dan pendidikan tinggi. Usia dibawah lima tahun adalah usia yang sangat penting untuk mengembangkan kebersanaan sesama anak bangsa.

Disamping itu Dirjen PAUDNI juga menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan  Ibu dan usaha untuk membantu keluarga mengentaskan kemiskinan melalui berbagai bentuk pelatihan ketrampilan. Oleh karena itu, Rapat Koordinasi Nasional untuk tahun 2014 tersebut sengaja diadakan dengan mengajak lembaga dan jajaran pembangunan lain di  daerah agar usaha yang dilakukan untuk mulai memperkenalkan pendidikan anak usia dini tidak terjadi dalam isolasi, tetapi dipadukan oleh masyarakat menjadi gerakan untuk  membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Bappeda di seluruh Indonesia  diharapkan ikut serta mengembangkan program dan kegiatan yang didukung oleh Dirjen PAUDNI menjadi penggerak awal dari pembangunan sumber daya manusia dalam jajaran dan jaringan holistik pembangunan bangsa.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia