Tanjungpinang [SAPULIDI News] - Provinsi Kepulauan Riau memiliki lebih dari seribu pulau yang tersebar di perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Ibukotanya, Tanjungpinang, berada di Pulau Bintan, salah satu pulau
besar dalam gugusan Kepulauan Riau. Di sinilah Tugu Pensil terletak.
Tugu Pensil merupakan simbol bahwa masyarakat Kepulauan Riau, khususnya
Kota Tanjungpinang, telah resmi bebas buta huruf.
Kondisi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang terdiri dari pulau-pulau
serta sebagian besar merupakan laut, menjadi salah satu faktor
kesulitan dalam mengentaskan buta aksara.
Penduduk buta aksara pun tentu masih ada, tidak semuanya bebas buta
aksara secara 100 persen. Namun provinsi ini terbukti telah berusaha
keras dan aktif dalam usaha pengentasan buta aksara.
Bahkan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan
Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lydia Freyani
Hawadi, memberikan apresiasi kepada Kepri yang telah berhasil menurunkan
angka buta aksara.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pada Rapat Koordinasi Pendidikan se-Provinsi Kepulauan Riau di Batam, Maret 2013 lalu.
Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepri
telah menjalankan berbagai program pendidikan dalam usaha mengentaskan
buta aksara.
Kepala Bidang PAUDNI Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau,
Yusnawati, mengatakan, Disdikprov Kepri aktif menjalankan Program
Kegiatan Kesetaraan Paket A, B, dan C pada Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM).
Selain itu, Disdikprov Kepri juga menggandeng Universitas Terbuka
(UT) untuk menyukseskan pengentasan buta aksara. "Mahasiswa yang KKN
diberdayakan untuk mendata jumlah penduduk yang buta aksara. Kemudian
diminta mengajarkan baca, tulis, dan berhitung," ujarnya saat ditemui di
kantornya, di Tanjungpinang, Kepri, (1/11).
Yusnawati menjelaskan, Disdikprov Kepri juga mengadakan program
kegiatan keaksaraan melalui program kecakapan hidup untuk masyarakat
yang berusia lanjut. Program kecakapan hidup mengajarkan keterampilan
kepada masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.
"Misalnya mengajarkan bagaimana membuat kue kering," ujar Yusnawati.
Dengan belajar kue kering, peserta program dapat sekaligus belajar
membaca, menulis dan berhitung, dengan mengenal huruf dan angka melalui
resep, berat bahan yang dibutuhkan, hingga menghitung harga kue untuk
dipasarkan.
Sedangkan program keaksaraan untuk penduduk usia sekolah dilakukan
melalui PKBM, dengan program kesetaraan Paket A, B, dan C. Yusnawati
menjelaskan, saat ini angka buta aksara penduduk usia sekolah di Kepri
berjumlah 68.602 yang tersebar di dua kota dan lima kabupaten, yaitu
Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Anambas.
Ia mengatakan, keinginan masyarakat Kepri untuk belajar dan bebas
buta aksara pun semakin meningkat. Sebagian besar masyarakat merespon
positif program-program keaksaraan yang dijalankan pemerintah provinsi
Kepri.
Keinginan untuk menjadi daerah bebas buta aksara sudah menjadi
cita-cita Kepri sejak lama. Bahkan Kepri berhasil menjadi daerah bebas
buta aksara pada tahun 1960 lalu, yang diabadikan melalui Tugu Pensil.
Tugu Pensil merupakan sebuah monumen simbolik yang menyatakan bahwa
Kepulauan Riau telah meraih predikat sebagai daerah yang dapat
membebaskan masyarakatnya dari buta aksara melalui suksesnya program
Pemberantasan Buta Huruf (PBH) pada tahun 1960-an.
Tugu ini dirancang oleh putra daerah bernama Ir Nizar Nasir.
Peletakan batu pertamanya dilakukan pada pertengahan tahun 1962 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prijono.
Di bawah tulisan Tugu Pensil tersebut terdapat semacam
prasasti-prasasti sebanyak dua belas buah. Setiap prasasti berisikan
satu pasal dari 12 pasal Gurindam 12, sebuah gurindam yang berisikan
petuah Melayu ciptaan Raja Ali Haji, Bapak Bahasa Indonesia. (DM/A-102)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)