Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (Dirjend PAUDNI)
Kemendikbud Pada pembinaan Peningkatan Kualitas PAUDNI, Prof, Dr. Hj.
Lydia Freyani Hawadi Psi saat menyampaikan ceramahnya didepan guru-guru
PAUD se Kabupaten Bantul di Gedung Induk Lantai III Komplek Parasamya
Bantul, Selasa (7/5).
"Untuk itu kami menghimbau khususnya kepada
Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan anggaran kesejahteraan
bagi guru PAUD ini." imbau Lydia.
Lydia menerangkan, dana untuk kepentingan PAUD yang
dikelola dari anggaran Pendapatan Negara (APBN) sangat terbatas. Maka
dari itu, instansi daerah harus proaktif memastikan dan menyisihkan
ketersediaan dana bagi peningkatan PAUD di daerahnya.
"Yang masih memprihatinkan dan menjadi masalah utama
PAUD hampir di seluruh Indonesia, termasuk Bantul adalah belum
terpenuhinya kesejahteraan guru PAUD. Maka saya menghimbau, hendaknya
Bantul menganggarkan dana yang lebih besar atau minimal selalu
meningkatkan anggaran untuk kesejahteraan guru PAUD." kata Lydia.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan
Nonformal Drs. Masharun Gazali, MM menambahkan, Bantul memiliki 24 ribu
anak PAUD dengan 525 lembaga dan terdapat 429 kelompok bermain (KB)
dengan 10 ribu siswa KB.
Angka Partisipasi Kasar (APK) TK tertinggi se
Indonesia adalah DIY, sebesar 97 persen, Bantul tertinggi di DIY yaitu
sebesar 98, 73 persen. "Mereka tersebar di 934 dusun, 17 kecamatan dan
75 desa, Jadi setiap dusun di Bantul memiliki PAUD." tambah Masharun.
Sekretaris Daerah Drs. H. Riyantono, Msi. menambahkan
bahwa Bantul memiliki prioritas pendidikan diurutan pertama. Penerapan
peningkatan SDM dilakukan Bantul sejak dari awal. "Para ibu pendamping
PAUD ini merupakan pengabdian murni. Karena gaji mereka sangat rendah
sekitar 200 ribu hingga 300 ribu per bulan. Padahal tugasnya cukup berat
yaitu membentuk karakter pendidikan anak usia dini." tambah Masharun.
(Sit)
Sumber: https://www.bantulkab.go.id/berita/1723.html