Sabtu, 18 Agustus 2018

Hidup Dengan Keberbedaan


Harus disadari anak berbakat berbeda perkembangannya dibanding teman sebayanya. Apalagi jika tingkat kecerdasan anak semakin tinggi. Menurut Dr Reni Akbar Hawadi Psi, Ketua Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, perbedaan-perbedaan yang dimiliki anak berbakat akan membuatnya merasa terasing dalam perkembangannya saat dia merasa harus bermain dan membangun persahabatan dengan anak-anak lain.

Bagi anak berbakat kebutuhan sosial dan emosional ini tidak dengan serta merta diperolehnya. Dikarenakan kelangkaan dan karakteristiknya, maka anak berbakat akan dilihat sebagai orang aneh dalam kelompok sosialnya. Ini sebenarnya yang menjadi tantangan diri seorang anak berbakat sesungguhnya. Anak harus mampu membawa dirinya agar bisa diterima baik oleh anak-anak yang lain. Perbedaan yang dimiliki anak berbakat sudah dapat dideteksi sejak bayi, seperti bisa berjalan atau berbicara lebih dini. Perkembangan anak berbakat berada di atas 30 persen anak seusianya. Anak berbakat sering kali mampu melewati kesulitan belajar lebih cepat dari teman sebayanya.


Sering kali orang tua bingung bagaimana harus bersikap. Biasanya orang tua anak berbakat dianjurkan mengabaikan tabel normal usia anak dan membiarkan anak berkembang sesuai tempo perkembangannya. Namun, dengan demikian anak dipaksa melampaui tingkat kesiapannya. Sebaliknya, ada pendapat untuk tidak menghambat kemajuan perkembangan anak.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia