YOGYAKARTA (07/10/2013) portal.jogjaprov.go.id
- Anak Indonesia Sehat, Kreatif dan Berakhlak Mulia demikian tema yang
diangkat pada acara Gebyar PAUD dan Pengukuhan Ibu PAUD DIY yang
diselenggarakan oleh Forum PAUD DIY bekerjasama dengan Dinas Disdikpora
DIY, Tim Penggerak PKK DIY, GOPTKI, IGTKI-PGRI, HIPMPAUDI, pagi tadi,
Senin (07/10) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta.
PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan pendidikan masa usia emas (golden
age), dimana perkembangan otaknya menempati posisi vital, yaitu 80
persen. Betapa pentingnya arti PAUD mengingat kualitas sumber daya
manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh proses awal dari
penyelenggaraan PAUD.
Demikian
arahan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X seusai Dirjen PAUDNI,
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi mengukuhkan GKR Hemas sebagai Ibu PAUD
DIY. Diharapkan Generasi 100 tahun kemerdekaan nanti atau Generasi Emas
tahun 2045, adalah anak-anak balita yang justru terdidik pada masa PAUD
sekarang ini.
Menurut
Gubernur, jika anak dididik secara benar, semua kecerdasan dan potensi
anak terstimulasi sehingga akan sangat berguna bagi masa depan mereka.
PAUD yang ideal harus bersifat holistik, yakni kognitif, nutrisi dan
kesehatannya mesti seimbang, tambah Sultan. Stimulasi semua kecerdasan
dan potensi yang dirangsang dan dikembangkan harus berpusat pada anak
itu sendiri dengan cara mengasyikkan, menyenangkan dan mencerdaskan.
Sementara
itu GKR Hemas, seusai dikukuhkan sebagai Ibu PAUD DIY dan diberi
Selempang oleh Dirjen PAUDNI serta penyematan Pin oleh Gubernur DIY
menyampaikan antara lain bahwa, fasilitasi program-program pemberdayaan
para guru PAUD secara memadai perlu adanya dukungan dan bantuan dari
pemerintah serta dari para pemangku kepentingan (stake holder). Selama
ini proses pendidikan untuk guru PAUD relatif sangat singkat sehingga
belun dapat menjawab apa yang dibutuhkan.
Menurut
Ibu PAUD DIY, para guru PAUD wajib memperoleh berbagai pengetahuan dan
ketrampilan untuk dapat membangun ketrampilan dan karakter anak yang
baik dan benar. Karena di DIY kurang lebih ada 13 ribu guru PAUD dan 50 %
dari itu masih sangat membutuhkan pendidikan tambahan.
Dirjen
PAUDNI Prof Dr.Lydia Freyani Hawadi pada kesempatan yang sama
mengatakan bahwa, Angka KPK PAUD secara nasional hanya menduduki 34, 54
%, namun Rangking pertama pendidikan PAUD ada di DIY yaitu mencapai 72
%. Adapun perolehan yang meliputi Kabupaten Bantul 98, 75 % , Yogyakarta
98, 35 %, Sleman 98,30 %, Kulon Progo 97,96%, Gunungkidul 95,95%. Hal
ini menunjukkan bahwa DIY tidak terdapat dusun yang tidak ada PAUDnya.
Sehingga ketuntasan 1 desa 1 PAUD adalah 100% untuk DIY.
PAUD
merupakan komitmen Internasional yang sudah berjalan sejak tahun 2000,
dengan Deklarasi Dakkar, semua negara yang termasuk dalam anggota PBB
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan education for all.
Di tahun 2015 secara nasional harus mencapai 75 % dan DIY sudah
mencapainya.
Kecerdasan
seseorang akan optimal apabila ada stimulasi dari seluruh
pancainderanya, maka diperlukan interfensi dari orang tua, sehingga
parenting education sangat diperlukan untuk mendukung itu, kata Lydia
Hawadi.
Acara
Gebyar PAUD selain diisi dengan berbagai pentas ketrampilan anak PAUD
se DIY sekitar 1000 orang anak, diberikan pula penghargaan apresiasi
gugus PAUD dan Lembaga PAUD berprestasi. (teb)
HUMAS DIY