Sabtu, 11 Agustus 2018

Dharma Wanita Persatuan Ditjen PAUDNI selenggarakan Pelatihan Etiket

BANDUNG. Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) mengadakan pelatihan etiket pergaulan dan perjamuan formal. Kegiatan ini dilakukan sebagai tanda kepedulian terhadap tata krama dalam situasi kedinasan dan perkantoran.
 
“Saat ini adalah zaman globalisasi, karena itu etiket pergaulan itu harus dikuasai sebagai tanda mengetahui tata krama dan kesopanan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog menjelang pelatihan dimulai di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Yapari-Aktripa, Bandung, (23/2).
Oleh karena itu, ia berharap dengan mengikuti pelatihan mengenai etiket, maka para peserta akan diingatkan kembali mengenai etiket yang baik secara internasional.
Diungkapkan Lydia, yang juga akrab dipanggil Reni Akbar-Hawadi, pertama kali ia mempelajari etiket pergaulan ialah saat orang tuanya memberikan buku Etiquette: The Blue Book of Social Usage karya Emily Post pada masa remaja. Buku etiket ternama yang pertama kali diterbitkan tahun 1922 itu banyak mempengaruhi perilaku dirinya saat menjalani kehidupan sehari.
Akan tetapi, hingga saat ini Reni banyak menemui orang yang belum mengenal etiket. Dikatakan Lydia, pada komunitas tertentu, etiket bisa saja berbeda, tapi saat dalam situasi formal atau kedinasan, etiket secara internasional perlu untuk diterapkan. Oleh karena itu, Reni amat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan DWP Ditjen PAUDNI ini.
Salah satu peserta kegiatan sekaligus anggota DWP Ditjen PAUDNI, Suminar, menyatakan senang bisa mengikuti acara ini. “Dengan pelatihan ini, saya mengetahui bagaimana tata cara berperilaku di kantor dan mengikuti perjamuan formal dengan baik. Dalam situasi kedinasan, kami seringkali dihadapkan dengan situasi tersebut, jadi kegiatan ini sangat bermanfaat,” katanya
Etika dan Etiket
Etika dan etiket merupakan dua pijakan penting dalam berperilaku. Etika terkait dengan moral, menentukan yang baik dan buruk. Oleh karena itu harus dilakukan kapan pun, terlepas ada orang lain ataupun tidak. Sementara etiket terkait dengan tata krama dan kesopanan. Hal ini menjadi pegangan saat berhadapan dengan orang lain.
Pada kegiatan itu, dosen STIE Yapari-Aktripa Dr. Diana Simandjuntak menyatakan etiket penting dilakukan sebagai citra diri seseorang. Etiket meliputi banyak hal, seperti cara berbicara, berjalan, berpakaian, makan, dan banyak lainnya.
Dalam dunia kerja, hal ini tentunya amat penting. Meski demikian, harus disadari bahwa antar budaya terdapat perbedaan etiket pula. Oleh karena itu pengetahuan multikultural juga perlu dimiliki.
“Jangan cepat menggeneralisasi seseorang hanya karena budaya mereka. Kita sebaiknya dapat beradaptasi ketika dihadapkan pada komunitas yang memiliki budaya yang berbeda,” kata Diana. (Dina Julita/HK)
Ditukil dari : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/dharma-wanita-persatuan-ditjen-paudni-selengarakan-pelatihan-etiket/

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia