Jumat, 27 Juli 2018

Menyiapkan Anak Cerdas Ber IQ Tinggi

Dailykirukkal - Menyiapkan Anak Cerdas Ber IQ Tinggi, bila anak ber-IQ di bawah rata-rata saja bisa pintar, anak ber-IQ tinggi bisa jauh lebih pintar. Seseorang anak tak cukup bila hanya mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) tinggi. Sebab orang ber-IQ tinggi belum tentu menjadi pintar bila dia salah asuhan. Akan tetapi pintar saja tanpa ditopang IQ tinggi hasilnya tak akan maksimal, karena dibatasi oleh ukuran `gelas potensinya`. Karena itu, yang terpenting adalah mencetak anak ber-IQ tinggi yang pintar. Bagaimana caranya?

Dalam soal pembentukan IQ, sejumlah ahli salah satunya Dr Bernard Delvin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg, Amerika Serikat mengatakan faktor genetik atau bawaan berperan 48 persen dalam pembentukan IQ anak. 
 
Sebanyak 52 persen lainnya dibentuk oleh faktor lingkungan, antara lain lewat gizi, kasih sayang orang tua, serta stimulasi atau rangsangan. Bahkan menurut Dr Reni Akbar Hawadi Psi, kepala bagian Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, ada aliran psikologi yang saat ini berpendapat potensi genetis itu hanya 20 persen. Selebihnya adalah faktor lingkungan. "Faktor lingkungan berperan sejak bayi mesih berada di dalam kandungan ibunya," katanya kepada Republika di jakarta.

Sejumlah penelitian, tutur Reni membuktikan bahwa pada usia kehamilan 20 pekan atau 5 bulan, seorang ibu sudah bisa berinteraksi dengan bayinya, sehingga sudah bisa memberikan stimulasi. Baik dengan berbicara langsung kepada bayinya, membacakan buku, hingga mendengarkan musik klasik yang irama ketukannya sama dengan perkembangan sinaps atau simpul saraf otak. "Setelah dilakukan penelitian terhadap ibu hamil yang memberikan stimulasi kepada bayinya usia 20 pekan dan tidak, ternyata bayi-bayi ibu yang diberi stimulasi berkembang jauh lebih baik," kata Reni. Selain mengkonsumsi makanan bergizi sejak dalam kandungan yang disertai stimulasi, Reni mengatakan langkah berikutnya adalah dengan menyusui bayi. Selain karena air susu ibu (ASI) mengandung lemak esensial seperti DHA dan AA serta taurin yang membantu pematangan sel-sel otak, saat menyusui pun terjadi stimulasi dan pemberian kasih sayang.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia