JAKARTA. Berbagai “jurus” dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) untuk terus-menerus
memperluas akses pendidikan anak usia dini (PAUD). Salah satunya
mengupayakan PAUD menjadi salah satu indikator pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi.
“Masih ada 30.124 desa di Indonesia yang belum memiliki PAUD,” kata
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat melakukan pertemuan dengan
pihak Bank Dunia, di kantor PNPM Support Facilities (PSF) Bank Dunia,
Jakarta, Jumat (25/1).
Ditegaskan oleh Lydia, yang juga akrab dipanggil Reni Akbar-Hawadi,
PAUD merupakan persoalan yang masif. Dari seluruh anak usia 3-6 tahun
di Indonesia, baru 60,33 persen yang sudah mengakses PAUD. Di sisi lain,
angka kelahiran yang tinggi membuat kebutuhan masyarakat akan perluasan
akses PAUD semakin mendesak.
“Setiap tahun, ada 3,4 juta bayi baru lahir di Indonesia. Sangat banyak,” kata Reni.
Diungkapkan pula oleh Reni, bahwa dana yang dimiliki PAUDNI untuk
PAUD sangatlah terbatas. Tahun ini saja, anggaran untuk seluruh program
PAUDNI dari APBN saja, hanya sebesar Rp2,4 triliun. Padahal, untuk
mencapai target angka partisipasi kasar (APK) PAUD sebesar 75 persen
pada tahun 2015, dibutuhkan dana Rp17 triliun.
Hal inilah yang membuat banyak persoalan mengenai PAUD belum
terselesaikan. Salah satunya, kata Reni, adalah kualitas pendidik dan
tenaga kependidikan (PTK) PAUD. Pendidik PAUD yang belum berpendidikan
sarjana jumlahnya masih mendominasi. Menghadapi hal itu, Pemerintah pun
telah mengupayakan pelatihan bagi PTK, akan tetapi jumlahnya tidak
banyak. Saat ini masih ada sekitar 84 persen PTK PAUD yang belum
mendapatkan pelatihan.
Oleh karena itulah, Ditjen PAUDNI mengharapkan PNPM Generasi yang
didukung oleh Kementrian Dalam Negeri serta difasilitasi PSF Bank Dunia
ini dapat memasukkan PAUD sebagai salah satu indikator yang menjadi
prioritas. Dengan demikian, bertambahlah mitra Ditjen PAUDNI dalam
mengembangkan PAUD.
Menanggapi hal itu, Social Development Sector Manager PSF Bank Dunia
Jan Weetjens, menyambut baik. Ia menyatakan sangat mendukung hal ini.
Ditimpali pula Social Development Specialist PSF Bank Dunia Robert
Wrobel, bahwa angka partisipasi kasar (APK) pendidikan dasar di
Indonesia sudah jauh lebih dibandingkan dengan APK PAUD. Ia pun sepakat,
bahwa PAUD memerlukan dukungan untuk jauh lebih berkembang.
Untuk itu, Bank Dunia mendorong Ditjen PAUDNI untuk duduk bersama
dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Kementerian Keuangan, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta
institusi-institusi lainnya yang terlibat dalam kebijakan PNPM untuk
mendiskusikan hal ini.
“Saya pikir ada baiknya Kemdikbud bersama Bappenas, Kemdagri,
Kementerian Keuangan untuk turun langsung ke lapangan melihat kondisi
PAUD, kemudian membicarakan hal ini (memasukkan PAUD sebagai salah satu
indikator PNPM Generasi-red),” kata Jan.
PNPM Generasi dan PAUD
PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, yang juga disebut sebagai PNPM
Generasi merupakan bagian dari PNPM Mandiri, yakni program nasional yang
dilaksanakan sejak tahun 2007-2015. PNPM Generasi menjadi program
pendukung PNPM Mandiri Perdesaan untuk mempercepat pencapaian millennium development goals (MDG), terutama terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan pendidikan dasar.
Sebenarnya, memasuki tahun 2012, Pemerintah tengah mengujicobakan
kegiatan PAUD dalam program PNPM Generasi. Kegiatan ini dilaksanakan di
Kabupaten Boalemo, Gorontalo dan Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Tujuan dari program ini adalah untuk membuka kesempatan bagi seluruh
anak usia 0-6 tahun dalam mendapatkan layanan program PAUD melalui
program PNPM Generasi. Uji coba ini diselenggarakan karena laporan
lapangan menunjukkan tuntutan masyarakat untuk layanan PAUD semakin
besar.
Meskipun demikian, hingga saat ini PNPM Generasi belum dirancang
hingga mencakup PAUD sebagai salah satu indikator kebutuhan prioritas.
Terkait pendidikan, program ini baru memfokuskan pada wajib belajar.
Akan tetapi, atas dasar permintaan serta kebutuhan masyarakat, sudah ada
1.872 lembaga PAUD yang terbantukan oleh program PNPM.
Demikian pula dengan Bank Dunia, juga sudah memberikan bantuan kepada
120 PAUD yang letaknya tersebar di 51 kota/kabupaten di Indonesia.
Jumlah bantuan diberikan sebesar Rp90 juta per lembaga. Bantuan itu
diberikan bertahap selama tiga tahun. Program yang telah dimulai sejak
tahun 2006 tersebut akan berakhir tahun ini. (Dina Julita/HK)
Sumber: http://www.paudni.kemdikbud.go.id/ditjen-paudni-lirik-pnpm-generasi-sebagai-mitra/
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)