Oleh Dr. Gutama (Sesditjen PAUDNI 2012-2013)
Pertama kali saya mengenal sosok Ibu Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi
ketika pelantikan beliau sebagai Dirjen PAUDNI tahun 2012 di Gedung A lantai 3
Kemdikbud Senayan. Selesai pelantikan,
semua undangan menyalami para pejabat yang baru saja dilantik, termasuk
menyalami Bu Reni (panggilan akrab beliau).
Setelah acara ramah tamah, oleh Bapak Dr. Hamid Muhammad (Dirjen PAUDNI
sebelumnya) Bu Reni diajak ke Gedung E lantai 3, yakni kantor Ditjen PAUDNI
yang akan menjadi kantor baru beliau. Saat pertama masuk ke kantor Ditjen
PAUDNI, Bu Reni melihat ada beberapa bunga plastik yang menjadi hiasan di
sudut-sudut ruangan. Secara spontan Bu
Reni mengatakan tidak menyukai bunga plastik. Bu Reni lebih menyukai bunga yang
asli, terutama bunga anggrek. Dalam hati,
saya juga menyukai tanaman dan bunga-bunga segar.
Sejak pertama mengenal Bu Reni, kesan saya orangnya cerdas, dan kaya akan ide atau gagasan. Bu Reni sosok yang lebih suka bicara blak-blakan (apa adanya) tanpa basa-basi. Dalam pekerjaan beliau ingin serba cepat. Tentu saja saya harus bekerja keras untuk bisa menyesuaikan dengan gaya kerja beliau. Jika punya ide atau gagasan, Bu Reni secara spontan menyampaikan langsung kepada para pembantunya, termasuk saya, walaupun melalui telepon atau sms. Tidak jarang beliau mengirim sms ke saya pada tengah malam atau dini hari, dan pada pagi harinya beliau cek apakah semua sms sudah dibaca dan ditindaklanjuti. Bu Reni sangat disiplin dengan waktu, dan selalu memberitahukan kepada staf melalui telepon atau sms jika ada keperluan mendadak. Dengan demikian saya selalu bisa mengetahui di mana saja posisi beliau. Ini sangat berguna karena jika sewaktu-waktu ada orang yang yang mencari beliau, saya bisa menjawabnya dengan pasti. Tentu ini sangat membantu bagi kelancaran tugas-tugas kantor apalagi posisi saya waktu itu sebagai Sekretaris Ditjen PAUDNI
Bu Reni orangnya tegas dan semangat kerjanya luar biasa, serta
sering memberikan perhatian khusus kepada para stafnya. Salah contoh, beliau
ingat tanggal kalahiran beberapa stafnya dan
suka memberi ucapan selamat ulang tahun kepada stafnya yang berulang
tahun. Saya juga pernah mendapatkan kejutan mendapatkan ucapan dan “tumpeng”
ulang tahun dalam sebuah acara padahal
saya sendiri sebenarnya lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahun saya. Juga
pada saat pelepasan pensiun saya, beliau memberikan kado membuatkan buku
kenang-kenangan tentang saya. Sungguh luar biasa! Beliau juga selalu berusaha
untuk hadir jika mendapatkan undangan pesta perkawinan dari kolega/staf. Beliau
bersama suami pernah hadir di rumah kami ketika acara persiapan “midodareni”
salah satu putri kami. Terimakasih Bu Reni, semoga Allah SWT yang
membalaskannya.
Selama saya mendampingi Bu Reni (satu setengah tahun lebih) banyak
ide/gagasan yang beliau sampaikan, diantaranya: ide penyisiran regulasi/
UU/PP/Perpres/Permen terkait PAUDNI, gagasan program
satu desa satu PAUD, rencana perbaikan sistem pendataan PAUDNI secara online, e-bansos, pembuatan NSPK untuk
semua program PAUDNI, gagasan menghidupkan lagi Pramuka di jajaran UPT PAUDNI,
ide penyegaran beberapa Kepala UPT (PP PAUDNI dan BPPAUDNI) serta beberapa
pejabat eselon 3 dan 4 di jajaran Ditjen PAUDNI, satpam berdasi, ide pemetaan pola distribusi pemberian bansos, gagasan untuk
mengembangkan program BP PAUDNI unggulan, gagasan untuk meng upload produk-produk DVD PAUDNI di
youtube, gagasan pembuatan radio streaming
atau TV streaming , ide penyediaan lounge untuk pegawai (berisi karaoke,
piano) beserta paduan suara untuk menyalurkan minat bakat mereka, halal bi halal dengan ormit-ormit PAUDNI, gagasan rintisan Pusat
PAUD bertaraaf nasional dan internasiaonal,
serta masih banyak lagi.
Terimakasih Bu Reni atas jerih payah Ibu dalam membimbing kami
semua, dan khususnya dalam ikut membesarkan PAUDNI di tanah air. Selamat ulang
tahun ke-61, semoga Ibu sekeluarga tetap sehat, semangat dan sukses.