Sabtu, 03 Maret 2018

Prof. Dr. Lydia Freyani yang Saya Kenal

Oleh Dr. Gutama (Sesditjen PAUDNI 2012-2013)
Pertama kali saya mengenal sosok Ibu Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi ketika pelantikan beliau sebagai Dirjen PAUDNI tahun 2012 di Gedung A lantai 3 Kemdikbud Senayan.  Selesai pelantikan, semua undangan menyalami para pejabat yang baru saja dilantik, termasuk menyalami Bu Reni (panggilan akrab beliau).  Setelah acara ramah tamah, oleh Bapak Dr. Hamid Muhammad (Dirjen PAUDNI sebelumnya) Bu Reni diajak ke Gedung E lantai 3, yakni kantor Ditjen PAUDNI yang akan menjadi kantor baru beliau. Saat pertama masuk ke kantor Ditjen PAUDNI, Bu Reni melihat ada beberapa bunga plastik yang menjadi hiasan di sudut-sudut ruangan. Secara spontan  Bu Reni mengatakan tidak menyukai bunga plastik. Bu Reni lebih menyukai bunga yang asli, terutama bunga anggrek. Dalam hati,  saya juga menyukai tanaman dan bunga-bunga segar.

Sejak pertama mengenal Bu Reni, kesan saya orangnya cerdas, dan kaya akan ide atau gagasan. Bu Reni sosok yang lebih suka bicara blak-blakan (apa adanya) tanpa basa-basi. Dalam pekerjaan beliau ingin serba cepat. Tentu saja saya harus bekerja keras untuk bisa menyesuaikan dengan gaya kerja beliau. Jika punya ide atau gagasan, Bu Reni secara spontan menyampaikan langsung kepada para pembantunya, termasuk saya, walaupun melalui telepon atau sms. Tidak jarang beliau mengirim sms ke saya pada tengah malam atau dini hari, dan pada pagi harinya beliau cek apakah semua sms sudah dibaca dan ditindaklanjuti. Bu Reni sangat disiplin dengan waktu, dan selalu memberitahukan kepada staf melalui telepon atau sms jika ada keperluan mendadak. Dengan demikian saya selalu bisa mengetahui di mana saja posisi beliau. Ini sangat berguna karena jika sewaktu-waktu ada orang yang yang mencari beliau, saya bisa menjawabnya dengan pasti. Tentu ini sangat membantu bagi kelancaran tugas-tugas kantor apalagi posisi saya waktu itu sebagai Sekretaris Ditjen PAUDNI

Bu Reni orangnya tegas dan semangat kerjanya luar biasa, serta sering memberikan perhatian khusus kepada para stafnya. Salah contoh, beliau ingat tanggal kalahiran beberapa stafnya dan  suka memberi ucapan selamat ulang tahun kepada stafnya yang berulang tahun. Saya juga pernah mendapatkan kejutan mendapatkan ucapan dan “tumpeng” ulang tahun dalam sebuah acara  padahal saya sendiri sebenarnya lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahun saya. Juga pada saat pelepasan pensiun saya, beliau memberikan kado membuatkan buku kenang-kenangan tentang saya. Sungguh luar biasa! Beliau juga selalu berusaha untuk hadir jika mendapatkan undangan pesta perkawinan dari kolega/staf. Beliau bersama suami pernah hadir di rumah kami ketika acara persiapan “midodareni” salah satu putri kami. Terimakasih Bu Reni, semoga Allah SWT yang membalaskannya.
Selama saya mendampingi Bu Reni (satu setengah tahun lebih) banyak ide/gagasan yang beliau sampaikan, diantaranya: ide penyisiran  regulasi/ UU/PP/Perpres/Permen terkait PAUDNI, gagasan program satu desa satu PAUD, rencana perbaikan sistem pendataan PAUDNI secara online, e-bansos, pembuatan NSPK untuk semua program PAUDNI, gagasan menghidupkan lagi Pramuka di jajaran UPT PAUDNI, ide penyegaran beberapa Kepala UPT (PP PAUDNI dan BPPAUDNI) serta beberapa pejabat eselon 3 dan 4 di jajaran Ditjen PAUDNI, satpam berdasi,  ide pemetaan pola distribusi pemberian bansos, gagasan untuk mengembangkan program BP PAUDNI  unggulan, gagasan untuk meng upload produk-produk DVD PAUDNI di youtube, gagasan pembuatan radio streaming atau TV streaming , ide penyediaan lounge untuk pegawai (berisi karaoke, piano) beserta  paduan suara untuk menyalurkan minat bakat mereka, halal bi halal dengan ormit-ormit PAUDNI, gagasan rintisan Pusat PAUD bertaraaf nasional dan internasiaonal,  serta masih banyak lagi.
Terimakasih Bu Reni atas jerih payah Ibu dalam membimbing kami semua, dan khususnya dalam ikut membesarkan PAUDNI di tanah air. Selamat ulang tahun ke-61, semoga Ibu sekeluarga tetap sehat, semangat dan sukses.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia