SENTANI, PAUDNI – Komitmen bersama antara pemerintah
pusat dan daerah dalam menjadikan pendidikan sebagai sektor strategis
pembangunan di tanah Papua secara menyeluruh sangat penting. Terlebih
mengingat luasnya wilayah Papua dan penyebaran penduduk yang tidak
merata, serta adanya tingkat peradaban yang berbeda-beda di berbagai
lokasi.
“Tanpa dukungan komitmen serta motivasi kuat seluruh elemen
masyarakat untuk mengejar ketertinggalan di Papua dan Papua Barat . Saat
ini, untuk persoalan buta aksara Papua masih berada pada zone merah,”
ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
(Dirjen PAUDNI) Lydia Freyani Hawadi di Jayapura, Minggu (10/5).
Menurut Dirjen, hal ini menuntut perhatian pemerintah yang lebih
serius dan lebih spesifik untuk tiap daerah karena satu daerah memiliki
karakteristik yang berbeda dengan daerah lainnya. Jika keterbatasan
sarana, prasara, akses, layanan, program dan komitmen tidak segera
dijawab maka Papua dan Papua Barat akan terus tertinggal.
Dibutuhkan pendekatan orientasi yang berbeda.:untuk daerah perkotaan
dan pedalaman di tanah Papua. Orientasi pendidikan ditujukan pada
peningkatan mutu, tetapi untuk daerah terpencil dan jauh akses menuju
daerah-daerh ini harus diperluas sehingga pemerataan kesempatan akan
pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan pengamatannya, sejumlah pemimpin di daerah kabupaten atau
kota di Papua dan Papua Barat masih banyak yang kurang memahami dan
mengerti bagaimana dan apa saja program PAUDNI, sehingga persoalan
pengentasan tuna aksara dan juga pelaksanaan pendidikan anak usia dini
terabaikan. “Ini bisa dipahami karena sejumlah Bupati dan Walikota di
pulau Jawa juga tidak mengerti apa saja elemen pendidikan anak usia dini
dan pendidikan non formal dan informal,” katanya.
Menurut Dirjen, salah satu hal penting dari bentuk komitmen yang
dapat diwujudkan dalam percepatan pengentasan pembangunan pendidikan
PAUDNI di tanah Papua dapat diwujudkan dengan adanya anggaran
pembangunan daerah. “Bentuk komitmen yang paling nyata tentu dari sektor
anggaran dan program yang memadai,” katanya. (Eko Dikmas)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Anak berbakat perempuan ? Ya, saya merasa penting menyoroti masalah anak berbakat p...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)