Sabtu, 23 Desember 2017

Ancora Foundation Bantu Pengembangan PAUD di Indonesia

JAKARTA. Ancora Foundation turut membantu pengembangan program pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia. Yayasan yang terafiliasi dengan Ancora Capital, perusahaan private equity ini telah membantu lebih dari 350 lembaga PAUD. Ancora memberikan bantuan sarana prasarana, dan pelatihan untuk guru-guru PAUD.

“Ancora Foundation fokus pada program pendidikan. Selain memberikan beasiswa pascasarjana, kami juga membantu PAUD. Sebab ini penting untuk membangun karakter anak-anak sejak usia dini,” ucapScholarship Manager Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie saat beraudiensi dengan Direktur Jenderal PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog, Selasa (3/9).

Ancora Foundation memiliki target mengembangkan 1.000 PAUD yang diberi nama program Sekolah Rakyat Ancora. Program tersebut berupaya memberikan layanan PAUD kepada 20 ribu anak pertahun. “Program ini dilandasi karena masih banyak anak usia dini yang belum memperoleh akses dan layanan PAUD, terutama anak-anak di daerah terpencil,” ucap Zakky.

Selain itu, usia nol hingga enam tahun merupakan masa keemasan seorang anak. Mereka yang mendapatkan layanan PAUD pada usia tersebut memiliki prestasi akademik yang lebih baik dibanding yang tidak mendapatkan layanan. Anak-anak PAUD juga menunjukkan karakter dan kreativitas yang lebih bagus saat masuk sekolah dasar.

Pelatihan Guru TK
Direktur Jenderal PAUDNI menyambut baik kepedulian Ancora Foudation dalam membantu program PAUD di Indonesia. Menurutnya, pengembangan PAUD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran serta swasta dan masyarakat justru yang lebih penting. “Pada tahun ini kami hanya mengalokasikan bantuan rintisan PAUD baru untuk 1.491 lembaga karena keterbatasan anggaran. Sedangkan di Indonesia masih ada lebih dari 25 ribu desa yang belum memiliki PAUD. Oleh sebab itu saya sangat senang dengan perhatian Ancora,” ujarnya.

Dirjen menyarankan agar program CSR Ancora Foundation lebih diarahkan untuk membantu pelatihan guru Taman Kanak-kanak. Sebab kualifikasi dan kompetensi mereka masih relatif rendah. “Guru TK yang bergelar sarjana tidak lebih dari 20 persen,” ujarnya. Oleh sebab itu, Dirjen berharap agar Ancora dapat membantu menyediakan beasiswa S1 bagi guru-guru TK yang belum bergelar sarjana.

Selain itu, Dirjen menawarkan Ancora Foundation untuk mengadopsi Program Diklat Berjenjang yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI. “Diklat ini mampu meningkatkan kompetensi para pendidik PAUD,” ajaknya.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan dan yayasan juga beraudiensi dengan Dirjen PAUDNI, dan menyatakan minat mereka untuk melakukan CSR di bidang PAUD. Antara lain Tanoto Foundation, PT Nestle Indonesia, Frisian Flag, dan PT Bumitama Gunajaya Agro. (Yohan Rubiyantoro/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia