Minggu, 15 Oktober 2017

Ditjen PAUDNI dan UP4B Bergandengan Memajukan Papua dan Papua Barat

Direktur Jenderal PAUDNI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Prof. Suyanto (paling kanan) melakukan pertemuan dengan Kepala Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) Bambang Darmono (paling kiri) di Jakarta, Kamis (31/1).
JAKARTA. Demi percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat, sejumlah anggaran Rp53, 98 miliar telah dialokasikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) tahun ini.  Penuntasan buta aksara dan perluasan akses PAUD akan menjadi fokus utama.

“Selama ini, pada pembangunan di bidang PAUDNI, Provinsi Papua dan Papua Barat selalu berada di level terbawah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia,” kata Direktur Jenderal PAUDNI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat melakukan pertemuan dengan Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B)di Jakarta, Kamis (31/1).

Oleh karena itu, tahun ini Ditjen PAUDNI mengalokasikan anggaran Rp36,13 miliar bagi Papua, sedangkan untuk Papua Barat terdapat anggaran sebesar Rp17,77 miliar. Lydia, yang juga dikenal sebagai Reni Akbar-Hawadi menyatakan anggaran untuk bidang PAUDNI tersebut harus diupayakan terserap secara maksimal.

Untuk memaksimalkan daya serap, Ditjen PAUDNI juga meminta peran UP4B untuk dapat membantu masyarakat setempat dalam membuat proposal pengajuan. Selain itu, sesuai dengan data yang dimiliki oleh UP4B, Ditjen PAUDNI pun berharap UP4B dapat mendorong lembaga-lembaga yang layak memperoleh bantuan, untuk mengajukan proposal.

Bagaimanapun, kata Reni, bantuan dari Pemerintah tidak dapat dikucurkan ke masyarakat tanpa pengajuan proposal yang sesuai dengan petunjuk dan teknis (juknis).

“Kami berharap anggaran untuk Papua dan Papua Barat yang telah kami alokasikan dapat terserap. Jangan sampai hanya karena tidak memiliki kemampuan, bahkan tidak ada kemauan atau motivasi untuk membuat proposal, masyarakat Papua dan Papua Barat tidak bisa mengakses dana PAUDNI,” kata Lydia yang juga dikenal sebagai Reni Akbar-Hawadi.

Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, kata Reni, capaian daya serap di kedua provinsi tersebut tidak terlalu baik. Pada tahun 2011, daya serap anggaran Papua hanya mencapai 40,43 persen. Angka ini meningkat menjadi 86,69 persen tahun lalu. Sementara di Papua Barat, serapan anggaran tahun 2011 hanya mencapai 38,65 persen. Sedangkan tahun lalu hanya sedikit meningkat menjadi 46,97 persen.

PAUD dan penuntasan buta aksara
Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan mengendalikan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian besar UP4B. Di bidang PAUDNI, UP4B mendukung Ditjen PAUDNI untuk menjadikan perluasan akses PAUD dan penuntusan buta aksara sebagai fokus utama.

“Jumlah buta aksara di Papua dan Papua Barat itu masih banyak, padahal kita tahu bahwa untuk meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) Indonesia kita harus mengurangi jumlah buta aksara,” kata Kepala UP4B Bambang Darmono.

Secara persentase, jumlah buta aksara Papua dan Papua Barat memang masih lebih besar dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 5,02 persen dari seluruh rakyat Indonesia. Jumlah buta aksara Papua Barat mencapai 7,37 persen, sementara Papua berada pada peringkat terakhir nasional, yakni dengan jumlah buta aksara mencapai 36,31 persen.

Demikian pula dengan angka partisipasi kasar (APK) PAUD untuk anak usia 0-6 tahun, di Papua Barat jumlahnya baru mencapai 21,25 persen. Tidak lebih baik dari Papua Barat, APK PAUD di Papua hanya mencapai 18, 10 persen.

Dengan kondisi itu, Deputi Bidang Koordinasi dan Sinkroniasi Perencanaan, Pendanaan Program UP4B Moch. Ikhwanuddin Mawardi berharap, realisasi satu PAUD di tiap kampung di Papua dan Papua Barat dapat terwujud.

“PAUD penting untuk meningkatkan kualitas anak-anak Papua dan Papua Barat, agar mereka lebih terampil, kreatif, dan cepat belajar ketika memasuki ke jenjang sekolah. Ini akan meningkatkan mutu lulusan pendidikan,” kata Ikhwanudin. (Dina Julita/HK)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia