Selasa, 26 September 2017

Merintis Saka Widya Bakti, Menghapus Tuna Aksara

Kamis (3/1) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psi bertemu Kak Azrul Azwar, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka di Ruang Data Kwarnas Gerakan Pramuka Jalan Merdeka Timur No.6 Jakarta Pusat.

Pertemuan diawal tahun 2013 tersebut adalah untuk bersinergi dalam rangka merintis keberadaan Satuan Karya (Saka) Widya Bakti yang bermanfaat sebagai wadah pengendalian dan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan di bidang pendidikan anak usia dini.
Saka Widya Bakti juga merupakan pendidikan nonformal dan informal yang menjadi sarana untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif dalam melaksanakan bakti kepada masyarakat bangsa dan hegara yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka.
Kak Joedyaningsih, Sesjen Kwarnas Gerakan Pramuka menyambut audiensi ini dengan positif, “Ini merupakan Program Kwarnas untuk makin memperbanyak Saka, karena pendidikan kepamukaan itu yang pertama nilai dan kedua adalah keterampilan. Nah yang keterampilan arahnya adalah job cretion (penciptaan lapangan pekerjaan). Maka dengan adanya saka, job creation juga semakin banyak. Pramuka dapat mencari pekerjaan dengan keterampilan tersebut, alangkah baik dan indahnya. Gerakan Pramuka juga punya andil kepada pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, saka merupakan wadah menambah nilai keterampilan yang bisa dipakai untuk mencari pekerjaan dan bahkan membuat lapangan pekerjaan,”
Pada pelaksanaanya, Saka Widya Bakti telah mempersiapkan krida yang dapat dipilih anggotanya. Krida tersebut adalah Krida Pendidikan Masyarakat (TKK Membaca, Menulis, Berhitung dan Media), Krida Anak Usia Dini (TKK Deteksi dini tumbuh kembang Anak , Manajemen Anak Usia Dini dan Kelembagaan Anak Usia Dini) serta Krida Khusus (TKK Pembelajaran dan Pemandirian)
Melalui Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal [BP-PAUDNI] Regional II yang berada di Surabaya, Jawa Timur, kegiatan saka tersebut mulai dipersiapkan hingga beberapa persyaratan sesuai Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Nomor 170.A Tahun 2008 terpenuhi, harapannya jika semua persyaratan dapat dipenuhi dalam waktu dekat, pada pelaksanaan Musyawarah Nasional 2013 dapat segera disahkan, “Saya berharap pada Munas nanti Saka Widya bakti dapat disahkan dan banyak pramuka yang berminat untuk bergabung,” tegas Ibu Lydia.
Kerja keras dan dukungan berbagai pihak tentu tak lepas dari perintisan pembentukan Saka ini, sehingga pada saat audiensi dengan Ketua Kwarnas, Dirjen PAUDNI  hadir bersama Kak Pria Gunawan (Kepala BP PAUDNI Regional II), Kak Eko Yunianto (Kasi Informasi BP PAUDNI Regional II), Kak Budi Utomo (Andalan Daerah Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Timur), Kak Yetti Widya K Santi dan Kak Lilik Rahayu Lestari (Pamong Belajar Muda)
“Pada dasarnya, di Indonesia angka Tuna Aksaranya masih tinggi, untuk usia 60 tahun ke atas ada sekitar 7 Juta dari total sekitar 13,5 Juta masyarakat Indonesia yang masih Tuna Aksara,” tandas Ibu Lydia yang optimis dengan bergabungnya anggota Gerakan Pramuka mampu menjadi tutor Tuna Aksara.
Lebih lanjut Ibu Lydia menyampaikan bahwa dengan anggota Gerakan Pramuka yang sudah terbina rasa nasionalismenya akan lebih mudah melaksanakan tantangan untuk membantu masyarakat bebas dari Tuna Akasara, karena rasa memiliki terhadap Indonesia sudah menjadi pendidikan karakter yang mendasar dalam Gerakan Pramuka.

Sumber: http://indrapramuka.blogspot.co.id

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia