Selasa, 29 Juni 2021

Khusyu'


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Khusyu'

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,".

QS.Al-Baqarah (2):45.

Melalui ayat ini kita memahami bahwa shalat itu berat, bagaimana dengan sepenuh hati kita bisa memusatkan perhatian untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan bagaimana manusia menghadirkan kebesaran dan keanggungan Allah, sekaligus kelemahannya sebagai manusia dihadapan-Nya. 

Dan khusyu' timbul dari kesadaran Allah SWT selalu mengawasi gerak-gerik hambaNya, kesadaran diri atas kekurangan diri hamba dalam melaksanakan perintah Tuhan-Nya.

Namun seseorang yang shalat dengan khusyu' adalah orang yang juga sadar atas apa yang terjadi pada dirinya, lingkungannya serta situasi yang ada saat itu (mindful)

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW melihat seseorang memainkan jenggotnya ketika shalat. Maka beliau berujar: "Seandainya hatinya khusyu' maka khusyu' pula anggota badannya".

(HR. At-Tirmizy).

Tidak diperoleh keterangan bahwa Rasulullah SAW menyalahkan orang yang memain-mainkan jenggotnya atau memerintahkan untuk mengulangi shalatnya karena alasan tidak sah.

Shalat dengan khusyu' adalah salah satu ciri orang beriman, sebagaimana firman Allah SWT:

" Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu' dalam shalatnya,"

QS. Al-Mu'minun (23):1-2.

Dengan kekhusyu'an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu', khusyu' dan ruku' nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar, dan ini untuk sepanjang masa." (HR.Muslim)

Rasulullah dan beberapa sahabatnya pernah melakukan gerakan tertentu di dalam shalat, seperti memandang ke langit, menoleh saat sholat, atau memejamkan mata. Dan gerakan ini dianggap tidak layak dalam shalat.

Mengingat definisi shalat khusyu yang beragam dan bertolak belakang satu lainnya, maka pegangan kita adalah pada hal yang benar yakni melihat apa yang pernah dikerjakan Rasulullah SAW " Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat".

Rasulullah SAW, ketika shalat masih mendengar suara tangis anak sehingga beliau mempersingkat shalatnya. Di kala lain Nabi memperlama sujud karena cucunya, anak Fatimah dan Ali Ibn Abi Thalib menunggang pundak Nabi yang sedang shalat.

Jumhur ulama telah sepakat bahwa khusyu' dalam shalat tidak termasuk rukun, melainkan pelengkap dari shalat. Mereka yang tidak khusyu' dalam shalat, tidak membuat shalatnya batal.

Selamat menunaikan sholat sunnah Dhuha. Salam sehat.

28 Syawal 1442H/09.06.2021.

lfh/LFH.


Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia