PENDIDIKAN ANAK HARUS SESUAI MASANYA - Penghapusan
syarat baca, tulis dan hitung (Calistung) bagi anak yang ingin masuk
sekolah dasar (SD) dianggap dapat memberikan dapak positif bagi
pendidikan anak usia dini (Paud). Pasalnya direntang usia 0-8 tahun
merupakan masa keemasan. Dan pendidikan yang dianggap lebih cocok
dengan usia tersebut adalah pengembangan sensor motorik.
Mantan Dirjen Pendidikan Anak
Usia Dini Nonformal dan Informal Kemendikbud, Lydia Freyani Hawadi,
berpendapat anak-anak berusia 2-6 tahun sebaiknya dimasukkan ke lembaga
PAUD. Hal itu tentu tanpa alasan, sebab pada usia 0-8 tahun merupakan
masa keemasan bagi anak.
Kendati demikian, orang tua sebaiknya tidak terlalu memaksakan materi yang berlebihan kepada anak-anak yang memasuki usia emas.
Psikolog sekaligus Dosen Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret
(UNS), Laelatus Syifa Sari Agustina, mengatakan anak-anak harus
diberikan stimulus yang tepat sesuai masanya agar pertumbuhan anak-anak
bisa optimal.
"Cara pemberian stimulasi pada
anak-anak usia 2-6 tahun, sebisa mungkin membuat anak tersebut senang.
Stimulasi untuk PAUD bisa berupa mengajari anak bernyanyi, menari,
bermain, jalan-jalan, dan lain-lain yang berhubungan dengan sensor
motorik, " jelasnya.
Sensor motorik, menurutnya yang
perlu diasah supaya perkembangan anak-anak bisa optimal. “Memang
pemberian materi pendidikan harus sesuai masanya. Seperti misalkan
anak-anak SD diberikan pelajaran Kimia, mereka pasti akan kesulitan
mencernanya. Yang bisa mencerna anak-anak usia SMP hingga SMA,” kata
dia.
Karena itu, dengan adanya
kebijakan penghapusan syarat Calistung kepada anak-anak yang ingin masuk
SD, lanjut dia, dianggap positif untuk perbaikan kualitas pendidikan di
Indonesia. (Rep/Adit. S)