Senin, 09 April 2018

Kebutuhan Sosial dan Emosional Anak Berbakat

Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog

Seorang anak dikatagorikan anak berbakat, tidak semata-mata karena ia mudah memahami segala sesuatu, mempunyai daya ingat baik serta mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan cepat. Bisa jadi mereka bukan siswa yang selalu berprestasi baik di kelasnya. Namun lebih dari itu, kita –siapapun- dapat “merasakan” ada sesuatu yang membedakan dirinya dengan siswa lain di kelas, begitu kita selesai melakukan pembicaraan dengannya, yakni alertness, quick insights dan keterampilan-keterampilan lain yang lebih hebat dari anak lain seusianya. Demonstrasi unjuk kinerja yang berada diatas anak-anak seusianya atau potensi di dalam salah satu atau beberapa bidang terlihat dalam kemampuan intelektual umum, bakat akademik spesifik, kemampuan berpikir produktif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan seni pertunjukkan dan visual, serta kemampuan psikomotor.

Anak berbakat seorang yang mahir dalam konseptualisasi verbal, mampu merangkai kata satu dengan lainnya secara memukau. Dan hal ini membuat mereka mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa di sekolah, secara akademik berbakat. Satu ciri pasti yang ditunjukkan anak berbakat adalah dimilikinya skor IQ yang tinggi.

Tingkatan IQ Jumlah Siswa
130 3 dari 100
137 1 dari 100
150 1 dari 1000
160 1 dari 10.000
168 1 dari 100.000
180 1 dari 1.000.000

Nah…bagaimana perasaan anda jika si kecil diidentifikasi sebagai seorang anak berbakat ? Takjub? Bingung? Riang Gembira? Gelisah? Anda mulai menyadari betapa si kecil akan memiliki perilaku yang berbeda dengan teman-teman sebayanya. Dan tentunya seberapa besar pemahaman anda bahwa perbedaan – perbedaan ini juga akan membawa pada konsekuensi lainnya seperti bagaimana anda mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya. Dari tabel diatas seorang ibu dapat melihat bahwa semakin tinggi skor IQ yang dimiliki anaknya, semakin membuat anaknya menjadi tidak tipikal. Kita sering mendengar bahwa ada 3-5% anak dari populasi sekolah tergolong gifted, misalnya saja jika ada 1000 siswa, maka paling tidak di sekolah tersebut ada 30-50 anak yang tergolong gifted.

HIDUP DENGAN KEBERBEDAAN
Seorang ibu yang memiliki anak berbakat, harus siap menyadari betapa berbedanya anak tersebut dalam perkembangannya dengan teman sebayanya. Tentu masalah akan menjadi lebih besar jika tingkat kecerdasan anak semakin tinggi. Mengapa? Perbedaan-perbedaan yang dimiliki anak akan membuat anak merasa terasing dalam perkembangannya pada saat ia merasa harus bermain dan membangun persahabatan dengan anak-anak lain, karena jumlah anak yang memiliki tingkat kecerdasan sama dengan dirinya tidak cukup banyak.

Memenuhi kebutuhan diri sendiri jika berada dalam kelompok orang yang memiliki karakteristik yang tidak sama, tentu bukan suatu hal yang mudah bagi anak berbakat, mengingat jumlah mereka yang sangat sedikit. Berbeda dengan anak lain dengan taraf kecerdasan yang biasa-biasa saja, setiap waktu dapat dengan mudah bergabung ikut dalam kelompok minat yang mereka sukai. Namun bagi anak berbakat kebutuhan sosial dan emosional ini tidak dengan serta merta diperolehnya. Dengan karakteristik yang berbeda dan jumlah orang yang memilikinya langka, maka anak berbakat akan dilihat sebagai seorang yang “aneh” dalam kelompok sosialnya. Hal inilah sebenarnya yang menjadi tantangan diri seorang anak berbakat sesungguhnya, dimana mereka harus mampu membawakan dirinya agar bisa diterima baik oleh anak-anak lain. Perbedaan yang dimiliki seorang anak berbakat, dari sejak bayi sudah terlihat. Dalam edisi sebelumnya, saya telah menyampaikan bahwa perkembangan anak berbakat berada diatas 30% anak-anak seusianya.

Boleh dikatakan anak berbakat seringkali mampu mencapai developmental milestones lebih cepat dari teman sebayanya. Berikut tabel perkembangan anak berbakat dalam berjalan dan berbicara .

Usia dimana Anak Mulai Berjalan Usia Jumlah Anak % (Bulan) 6 – 8 22 4.8 9 – 11 246 53.9 12 -14 168 36.8 15 + 20 4.4 Sumber : R.L. Cox, “Background Characteristics of 456 Gifted Children” dalam Perino, S.C dan Perino, J, (1981) Parenting the Gifted. New York : R.R. Bowker Company . Usia dimana Anak Mulai Berbicara Usia Jumlah Anak % (Bulan) 4 - 6 34 9.0 7– 9 28 7.4 10 – 12 174 46.3 13 - 15 45 12.0 16 -18 56 14.9 19 -21 14 3.7 24+ 25 6.6 Tidak Terdata 80 - Sumber : R.L. Cox, “Background Characteristics of 456 Gifted Children” dalam Perino, S.C dan Perino, J, (1981) Parenting the Gifted. New York : R.R. Bowker Company .

Dari tabel diatas terlihat indikasi bahwa jika anak berjalan (atau berbicara) lebih awal maka kemungkinan keterampilan lainnya akan dicapai anak sesuai dengan waktu rata-rata anak lainnya atau bahkan bisa jadi malah terlambat. Hanya sedikit sekali persentase anak yang memiliki hampir seluruh aspek perkembangannya berkembang secara advanced pada usia dini. Orangtua yang memiliki anak (bayi) berbakat seringkali mengalami kebingunan harus bersikap bagaimana. Biasanya petunjuk umum yang diterima oleh orang tua anak berbakat adalah sebaiknya mereka mengabaikan tabel norma usia anak, dan membiarkan anak berkembang sesuai dengan tempo perkembangannya. Namun hal ini dianggap bukan suatu hal yang betul-betul menguntungkan anak, karena anak dipaksa melampaui tingkat kesiapannya. Sebaliknya, ada pendapat bahwa jangan menghambat kemajuan perkembangan anak. Bagaimana sikap anda, apakah mendengarkan pendapat teman-teman yang akan menghambat perkembangan berjalan dini anak berbakat anda ?. Diatas telah dibahas bahwa perkembangan yang cepat pada anak berbakat membawa konsekuensi adanya kebutuhan yang berbeda pada dirinya.

Dengan demikian jawaban sekaligus saran bagi orangtua dengan bayi yang berbakat dalam hal ini adalah (1) mendukung dan merangsang anak namun tidak dengan tuntutan berlebihan, dan (2) jangan sama sekali menghambat perkembangan yang unik dari anak dengan melemahkan keinginannya mengeksplorasi lingkungan. Tentu perhatikan keselamatan anak, namun tidak bersifat overprotective. Kebanyakan orangtua baru menyadari bahwa anaknya tergolong anak berbakat saat anak mulai masuk pra sekolah. Agar penanganan anak berbakat tidak terhambat, saya menyarankan agar setiap orangtua memiliki semacam buku harian mencatat setiap perkembangan anak yaitu “Buku Perkembangan Bayi”.

Catatan-catatan ini nanti akan menjadi sumber pencapaian perkembangan anak . Pastikan mencatat setiap kali perilaku anak yang unusual. Anda pasti akan merasa senang telah melakukannya kemudian. Gaya Belajar Sebagai orangtua anak pra sekolah, anda sepatutnya menjadi pengamat dan pendengar yang baik bagi gaya belajar anak. Anak berbakat sejak masa bayi terlihat lebih terlibat pada hal-hal sekitarnya dibanding bayi lainnya. Mata mereka akan lebih menjelajah sekelilingnya, fisiknya tampak aktif, tidak pernah diam. Perhatikanlah tingkah polah anak anda jika di dalam mobil, apakah ia dapat duduk berdiam diri dengan manisnya. Saya jamin tidak. Nah mulailah lakukan sesuatu untuk mereka dengan memberikan “kuis-kuis” kecil tentang yang mereka lihat sepanjang jalan. Misalnya bila dari kejauhan anda melihat ada mobil ambulans, anda bisa meminta anak untuk mencari ambulans atau mencari BMW warna merah, dst. Bahasa Coba perhatikan perkembangan bahasa anak anda yang berbakat. Mereka terlihat sebagai precocious talker, mampu berbicara dengan menggunakan kalimat-kalimat kompleks dan kata-kata yang tidak lazim, menjawab secara gamblang dan merespons pertanyaan dengan cepat. Yup! Perkembangan bahasa mereka jauh melampaui anak sebayanya. Seringkali memberikan elaborasi terhadap pemecahan masalah yang disampaikannya. Kemampuan berpikirnya menunjukkan kemampuan di dalam mengelompokkan, mengklasifikasi, membandingkan dan membuat perbandingan antara berbagai hal. Cara berpikir yang luwes, mampu melihat informasi dari sisi yang lain serta mampu melakukan hal-hal dalam situasi sekarang dengan menggunakan data dari masa lalu.

Kosa Kata
Anak berbakat mampu memahami banyak kata-kata dibanding anak lainnya. Rasa ingin tahu anak berbakat membuatnya selalu bertanya, sehingga salah satu ciri anak berbakat adalah memiliki kosakata yang tidak saja banyak namun juga lebih maju dari anak lainnya. Begitu pula dalam bahasa ekspresif, anak berbakat menunjukkan kemampuan yang lebih. Pemilihan katanya banyak dan beragam, sehingga terlihat “berwarna”, kaya akan penggunaan kata-kata sinonim dan secara jelas menyebutkan benda-benda yang dilihatnya dengan rincian kata lain yang mengikuti penjelasan benda tersebut. Keterampilan Motor Anak berbakat mempunyai perkembangan motorik yang lebih cepat. Ia mampu memakai pakaian, dan makan sendiri. Mampu memegang benda dengan tepat, sementara anak lain mengalami kesulitan memegangnya. Mereka juga mampu meniru perilaku yang dilihatnya. Mampu menggambar benda-benda yang kompleks, selalu menggambar benda yang dilihatnya. Untuk itu penuhilah kebutuhan mereka dengan berbagai kegiatan motorik seperti bermain tennis, atau berenang (wah.. kalau ini bisa beberapa laps dilakukan mereka), dan melukis tentu saja ( bagi yang senang, tentu crayon tidak pernah lepas dari tangannya).

Kolektor
Koleksi apa sajakah yang dimiliki anak anda? Secara umum anak berbakat merupakan sosok yang keranjingan mengoleksi sesuatu. Beragam minat yang ada pada dirinya diikuti oleh keinginannya untuk juga mempunyai dan menyimpan barang-barang tertentu. Misalnya perangko, komik, stiker, gantungan kunci, kerang dls.. Penuhilah kebutuhan menjadi kolektor, karena melalui koleksi yang dimilikinya, kemampuan abstraksi anak menjadi semakin berkembang. Bagaimanapun melalui koleksi yang ada anak akan mencari hal-hal yang sama misalnya warna, ukuran, tekstur, atau ciri-ciri lainnya sehingga anak belajar melakukan klasifikasi, dan juga perbandingan.

Membaca
Kebanyakan anak berbakat telah mampu membaca sebelum masuk ke sekolah dasar. Ada seorang ibu yang mengingat bahwa pada usia kurang dari satu tahun, anaknya telah mampu menyadari buku bergambar yang dipegangnya terbalik. Ia selalu merubah posisi buku yang diberikan terbalik. Begitu juga ada orang tua lain yang tidak lupa perilaku anak berbakatnya semasa usia dibahwa tiga tahun, yang belum bisa membaca namun seolah “membaca” dari kiri kekanan dan setiap kali membuka halaman buku satu persatu. Berapa dininya seorang anak bisa membaca? Sebanyak 50% anak berbakat telah mampu membaca pada usia 2- 2 1/2 tahun.; Kebanyakan orangtua yang mempunyai anak berbakat bisa membaca dini ini menyebutkan bahwa membaca dini dimungkinkan karena ketersediaan bacaan yang banyak di rumah, dan juga ibu yang tidak hanya membacakan cerita pada anak namun juga membacakan kata-kata yang dilihat dari bukungkus makanan, dus sepatu, papan iklan, dls.

Matematika
Keterampilan aritamtika juga dimulai sejak dini, melalui pemahaman misalnya besar kecil, banyak, sedikit. Pada anak berbakat minta ini ditunjukkan dengan memiliki minat pada jam, dan pertanyaan berapa lama, berapa jauh, berapa banyak, harganya berapa. Mereka juga tertarik dengan umur dan ulangtahun. Ada seorang anak berbakat mengajukan pertanyaan yang janggal “ Ma… nenek sekarang umurnya 75 tahun, jadi meninggalnya umur berapa ya?” Disamping itu ada hubungan antara perkembangan motor dan perceptual, yang ditunjukkan anak dengan kemampuan anak dalam mengenal arah seperti depan belakang, kiri kanan, atas bawah, jauh dekat, dls.. Biasanya anak-anak yang cepat perkembangan motoriknya akan memeiliki kemampuan aritmatika yang baik.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia