JAKARTA. Kabar baik bagi para pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen
PAUDNI) yang senang melakukan kajian pengembangan program. Mulai tahun
ini, Ditjen PAUDNI akan mendorong para pegawai yang berusia di bawah 45
tahun untuk menjadi perekayasa. Sebab, dari total 485 jumlah pegawai,
Ditjen PAUDNI hanya mempunyai 1 orang perekayasa.
Direktur Jenderal PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog
menargetkan setiap satuan kerja atau setingkat esselon II memiliki 5
orang perekayasa. para pemikir ini diharapkan dapat membuat
kajian-kajian yang dapat disinergikan dengan pengembangan program
PAUDNI. sehingga, setiap program yang diselenggarakan dapat dianalisis,
dikaji, dan di evaluasi secara mendalam, terutama kebermanfaatan program
tersebut untuk masyarakat.
“Perekayasa ini juga diharapkan dapat membuat proyeksi
program-program PAUDNI di masa mendatang. Ia harus punya kegemaran
melakukan analisis, menulis, dan riset,” ucap Dirjen saat memimpin rapat
di Ruang Sidang Ditjen PAUDNI, Selasa (29/1).
Sejalan dengan RBI
Sekretaris Ditjen PAUDNI, Dr. Gutama mengakui selama ini jabatan
perekayasa kurang dilirik. Sebagian besar pegawai lebih senang menduduki
jabatan struktural. Oleh karena itu, Sesditjen PAUDNI akan mengundang
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud atau BPPT untuk
mensosialisasikan seluk beluk perekayasa. mulai dari persyaratan,
pekerjaan, hingga tunjangan jabatan yang diperoleh. “Kami akan buat
surat edaran agar jabatan perekayasa lebih populer,” ucapnya.
Upaya Dirjen PAUDNI untuk mendorong munculnya perekayasa sejalan
dengan Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Kemdikbud. Dalam RBI, terdapat
formasi jabatan fungsional analis. Ia berharap rincian tugas para
analis ini dapat disinergikan dengan pekerjaan perekayasa.
Tour of Duty
Dalam rapat tersebut, Dirjen memerintahkan agar seluruh pegawai dan
pejabat di lingkungan Ditjen PAUDNI bekerja lebih keras. Tantangan 2013
sangat berat. Sebab, target rencana strategis 2014 sudah di depan mata.
Masih banyak target yang harus dikejar, sementara anggaran Ditjen PAUDNI
justru terus merosot.
“Kita tidak bisa lagi bekerja secara biasa atau business as ussual,
butuh kerja yang luar biasa,” tegas Dirjen. Ia juga memberikan sinyal
akan melakukan mutasi pegawai di Ditjen PAUDNI. “Harus ada tour of duty,” ungkapnya. (Yohan Rubiyantoro/HK)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
Menghadiri Halal bi Halal Fakultas bagi saya penuh kegembiraan krn bs jumpa dengan para guru/senior yang telah pensiun. Nah salah satu ...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)